Part 35 : Kita, Selesai {Revisi✔}

113 14 0
                                    

Riki menatap nyalang sang pelaku, bahkan saat ini Kenzo tengah menyeringai melihat Bara telah selesai menghembuskan napas terakhirnya.

"BANGSAT LO!" pekik Riki berapi-api, tangannya mengepal kuat, dan tubuhnya bergetar hebat.

Riki melirik sekilas kearah Zia dan Leo yang tengan menangis memeluk Bara yang kini telah meninggalkan banyak kenangan bersama.

"NGGAK KAYAK GINI CARA LO NYADARIN MEREKA!!!" murka Riki seraya menunjuk keberadaan Hendra dan Mayra.

Kenzo tersenyum remeh. "Gue nggak ada cara lain, selain nyiksa dan ngebunuh orang-orang secara perlahan. Karna apa? Karna dengan cara ini, gue bisa puas dan bisa ngelupain beban gue," jawab Kenzo tanpa dosa.

"Mungkin gue terlalu cepet ngebunuh dia, tapi jangan heran kalo abis ini Zia yang paling kesiksa." Kenzo menyeringai menatap Zia yang masih menangisi kepergian Bara.

"Otak lo dipake! Anjing!"

"Masalah kecil kayak gitu bisa diselesaikan secara kekeluargaan! Nggak kayak gini yang ndahuluin kekerasan!" lanjut Riki yang hampir kehilangan kesabarannya.

Kenzo berdecih. "Tau apa lo tentang gue? Lo bilang ini masalah kecil? Nggak! Bagi gue, ini besar!"

"Gimana gue bisa menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan? Sedangkan gue aja nggak pernah tau rasanya kebersamaan!" lanjut Kenzo merasa muak dengan semuanya.

Kenzo mengisyaratkan pada dua temannya itu untuk mencekal kuat Riki dan Leo.

Sebenarnya Riki maupun Leo sudah berusaha kuat untuk memberontak, namun pada dasarnya keduanya itu tak pandai bela diri, alhasil tak ada yang mampu melawan cekalan itu.

Hanya Zia yang sebenarnya bisa bela diri, namun, saat ini saja ia sudah tak berdaya lagi.

Kenzo berjalan tegas mendekati Zia, tak mengindahkan permohonan Hendra dan Mayra untuk menghentikan itu semua.

Dengan cepat, lelaki itu menarik lengan Zia, dan menggoreskan kembali pisau andalannya untuk gadis itu. Bau anyir begitu menyeruak saking banyaknya darah yang keluar.

Tangis dan luka itu benar-benar membuat Zia tersiksa.
"Berhenti nangis," perintah Kenzo menatap Zia.
Gadis itu menggeleng, mulutnya ia tahan agar bisa berhenti mengeluarkan isakan.

"Berhenti nangis! Anjing!" murka Kenzo yang langsung menampar Zia tanpa perasaan.

Leo dan Riki memberontak, mereka tidak terima dengan perlakuan kasar Kenzo pada Zia, meski kenyataannya mereka tidak bisa lepas dari tali yang sudah mengikatnya erat. Bagi Kenzo, jika berani ikut campur, berarti juga berani dan siap untuk mati.

"Risa dimana?" tanya Kenzo yang mengalihkan atensinya pada ketiga temannya.

Deg.

Leo dan Riki tertegun.

Apa selama ini Riki menjalin kasih dengan orang yang salah?

"Tadi pergi," ucap Arka singkat.

"Shit! Gue belum selesai ngasih tugas malah dia pergi!" umpat Kenzo yang langsung meremas kuat lengan Zia.

"Aaarghh ...!" rintih gadis itu dengan mata terpejam.

"Kak Bara ... hidup lagi bisa, nggak? Sakit, Kak ...," rintih gadis itu dalam hati.

Ingin sekali rasanya mengulang saat-saat dimana Bara belum mustahil untuk mendekapnya. Tapi sekarang, sedikit obat untuk lukanya telah tiada, tak ada lagi usapan lembut yang beberapa saat lalu Bara berikan untuknya ... sentuhan lembut penuh kasih sayang dari Bara yang pertama, dan yang terakhir kalinya, untuk Zia.

BEFORE NEMBAK YOU || Selesai✔Where stories live. Discover now