Part 31 : Kenzo {Revisi✔}

37 5 2
                                    

Saat ini Zia tengah berjalan kaki untuk pulang ke rumah tercinta, sebenarnya Zia sudah dibelikan mobil baru lagi oleh Hendra, tetapi dirinya sengaja tak mengendarai mobil dengan alasan 'malas'. Lagipula Hendra sudah 3 hari tak pulang ke rumah, jika ditanya alasannya, pasti karena urusan pekerjaan. Tak apa, hal ini membuat Zia bisa bebas bersenang-senang dalam kesendirian.

Tiin!

Suara klakson mobil itu membuat Zia menoleh.
"Mau ikut nggak?" tawar seorang lelaki yang notabenenya adalah kakak kelasnya sendiri.

"Nggak usah, Kak. Gue mau jalan kaki aja." Tolak Zia dengan senyum tipisnya.

"Yakin, Zi? Emang lo nggak capek apa?" tanyanya penasaran.

Zia tertawa renyah. "Ya ampun Kak Leo ... gue udah biasa jalan kaki kaliii! Nggak mungkin capek lah," ujarnya semangat.

Leo menganggukkan kepalanya berkali-kali. "Ya udah, gue jalan dulu, ya. Ati-ati lo," tutur Leo dengan senyumnya yang kemudian kembali melajukan mobilnya.

Zia kembali berjalan santai, sesekali dirinya memejamkan matanya untuk menikmati angin lirih yang menyambar permukaan wajahnya. Ia sangat menyukai keasrian alam.

Zia menoleh saat dirasa ada sebuah mobil yang berhenti disampingnya, lagi.

"Mau nebeng nggak?" tanya lelaki itu dengan wajah datarnya saat dirinya sudah menghentikan mobil tepat disebelah Zia.

"Nggak usah deh, Kak," sahut Zia dengan senyum kikuknya, ia tidak enak pada lelaki yang kali ini menawarkan tumpangan untuknya.

"Oke. Hati-hati," ujar lelaki itu yang kemudian melajukan mobilnya kembali.

"Nahhh kan ... orang kayak kulkas gitu kok bisa-bisanya si Risong cinta. Ck! Dia nggak buka mata kali, ah," gumamnya menatap mobil itu yang kian menjauh.

Beberapa menit kemudian, Zia kembali mendengar suara mobil berhenti. Mobil itu memang tak mensejajarkan posisi dengannya, tetapi Zia tau jelas kalau seseorang yang ada didalam mobil itu menuju pada dirinya.

Zia berdecak malas. "Ini Kak Bara nih pasti!" gumamnya tanpa menoleh ke belakang.

"Palingan bentar lagi mau nawarin tumpangan," lanjutnya bergumam.

Detik berikutnya, Zia menoleh kebelakang, memastikan bahwa mobil yang berhenti adalah mobil Bara.

"L–loh– mmpbbhhh! Mmmpph!"

Salah tebakan. Ternyata dia bukan Bara.

Seseorang itu dengan cepat membekap mulut Zia dan langsung membawa Zia untuk masuk ke dalam mobil.
Dirinya tidak pingsan sama sekali. Netranya mendapati empat lelaki yang kini tengah menatapnya dengan seringaian tajam.

"Kita main-main dulu, ya, cantik," ujar salah satu dari mereka tanpa melunturkan seringaiannya.

"Bangsat lo! Lepasin nggak?!" pekik Zia menatap nyalang mereka semua.

"Mainnya mau mulai dari mana, nih?" tanya seorang lelaki yang ada disebelah kanan Zia, otomatis Zia menoleh dengan matanya yang semakin terbelalak saat tau pelakunya siapa.

"O–om eh– K–kak Kenzo?"

Kenzo menyeringai. "Mukanya kenapa? Kaget? Takut? Atau lo mau tetep ngelawan?" tanya Kenzo yang tangannya mengelus pipi gadis itu secara sensual.

Zia yang tangan dan kakinya kini sudah diikat oleh teman Kenzo pun hanya bisa berusaha untuk menghindari Kenzo meski hal itu tak mungkin bisa dilakukannya.

Jantung gadis itu berpacu kencang, ia sama sekali tidak pernah berpikir keadaan akan berubah seperti ini.

"Lepasin! Lepasin gue!" pekik Zia seraya wajahnya ia gelengkan berkali-kali untuk menghindari Kenzo yang semakin mendekat kewajahnya. Sekarang, Kenzo terlihat sangat mengerikan, seperti bukan Kenzo yang Zia tau.

BEFORE NEMBAK YOU || Selesai✔Where stories live. Discover now