Part 19 : Dibuat Kesal

43 6 2
                                    

"Zi! Lo nggak papa Zi?!" pekik Bara khawatir.

"Zia! Kamu kenapa tadi lari-larian? Kamu nggak papa 'kan? Terus itu pipi sama bibir kamu kenapa?" cerocos Bu Kinan seraya menekuk lututnya agar bisa lebih dekat dengan Zia yang masih terbaring di lantai.

Zia tersenyum simpul. "E--eng--gak papa, kok, Bu," sahut Zia berusaha untuk duduk, tak lupa pula rintihan kecil dari mulutnya yang berhasil membuat Bu Kinan merasa iba.

"Kamu sebenernya kenapa, Zia ...." khawatir Bu Kinan.

Zia meringis kikuk, kemudian ia berusaha untuk berdiri dengan bantuan Bu Kinan dan Bara.

"A--anu ta--di Zia dikejar-kejar penjahat, Bu." Lirih Zia seraya menunduk.

"Ya ampun Zia ... kasihan bangeet." Bu Kinan perlahan mengusap pipi gadis itu yang kini sudah membiru.

"Sakit banget ya, Zi?" tanya Bara yang bahkan ikut meringis ngilu melihat Zia mendesis kesakitan.

Bu Kinan yang kembali fokus dengan Bara pun kembali menatap nyalang lelaki itu.

"Bara." Dingin Bu Kinan memanggil Bara.

Bara yang semula menatap Zia prihatin, kini mulai menatap kembali Bu Kinan dengan was-was.

Bara menyengir tanpa dosa. "Gilak nih si Gentong!" pekiknya dalam hati.

"Ada apa, Bu?" tanya Bara kikuk.

"Hukuman tetap berjalan untuk kamu. Tapi, sekarang kamu temenin Zia dulu ke UKS, nanti jam pulang sekolah, kamu datang ke kantor, mulai belajar privat. Oke?!"

"Tt--ta--tapi, Bu--"

"Nggak ada bantahan, Bara Athayaa!"

"Cepat sekarang bantu Zia ke UKS!" lanjut Bu Kinan garang.

"Ba--baik, Bu." Pasrah Bara yang langsung menggandeng tangan gadis itu.

"Dibopong! Bukan digandeng! Kamu nggak liat Zia udah lemes banget kayak gitu?! Ngotak dikit dooong Bara Athayaaa!" Geram Bu Kinan dengan wajah yang sudah memerah penuh emosi.

Bara langsung gelagapan dan langsung membopong tubuh gadis mungil itu.

Dengan cepat, Bara membalikkan badannya dan mulai melangkah menuju UKS.

Saat sudah sampai di UKS, Bara langsung menidurkan gadis itu di brankar.

"E--eh, udah lo tiduran aja, pusing 'kan?" cegah Bara saat tau Zia akan duduk.

Zia yang mendengar itu tertawa renyah seraya menampol bahu Bara yang terlihat khawatir dengan keadaan Zia.

"Aduh!" spontan Bara.

"Kok lo kuat?!" tanya Bara bingung dengan tatapannya yang mulai tajam pada Zia.

"Goblok lo! Gimana akting gue, hm? Bagus 'kan?" Sombong Zia dengan senyuman songongnya.

"Lo ngerjain gue gitu, hah? Iya? Biar gue gendong sampe sini? Iya? Oooh, modus juga lo ya," ucap Bara tertawa remeh menatap Zia.

Plak.

"Awwsh!"

"Otak lo sempit banget sih Kak?! Gue tuh nolongin lo dari Gentoooong, bege! Biar lo nggak kena timpukan mulu!" Geram Zia setelah dirinya berhasil menampol lengan Bara.

Bara mendengkus kesal karena adik kelasnya ini seenaknya saja pada dirinya.

"Terus, itu pipi sama bibir lo kenapa?!" tanya Bara masih dengan kekesalannya.

"Oh, tadi tuh ada Om-om yang mau macem-macem sama gue, untung aja gue kuat, jadi bisa ngalahin dia," jelas Zia bangga.

"Coba sini gue cek," lanjut Bara yang kemudian meraih pipi Zia.

BEFORE NEMBAK YOU || Selesai✔Where stories live. Discover now