Part 2 : Zia Yang Pintar!

161 20 30
                                    

"Kita mau kemana dan mau ngapain, sih?" tanya Bara penasaran.

"Kak ganteng diem, ya, entar juga tau," sahut Zia tersenyum manis, apalagi dengan wajah imut dan lesung pipinya yang membuatnya nyaris sempurna.

"Ooh, mau ke tempat sepi, ya? Mau first kiss sama gue?" tanya Bara, lagi. Kali ini tentu dengan senyum nakalnya.

"Ish! Ngomongnya ...," balas Zia memutar bola matanya malas.

Beberapa detik kemudian, senyum Zia kembali merekah melihat seseorang di depan sana.

"Bu Kinan!" panggil Zia dengan mengangkat satu tangannya, alhasil Bu Kinan menoleh karena merasa terpanggil.

Dengan semangat 45, Zia setengah berlari menghampiri Bu Kinan, jangan lupakan Bara yang masih digandengnya.

"Ada apa, Zi?" tanya Bu Kinan seraya mengernyitkan dahinya.

"Bu, maaf nih ... Bu guru 'kan pernah cerita di kelas aku kalau Kak Bara ini bodoh sama pelajaran Matematika, nah ... tadi Kak Bara cerita sama Zia, katanya pengen belajar privat Matematika sebulan sama Bu guru," jelas Zia pada guru super gemuk dan super menor di sekolahnya.

Seketika Bara membelalakkan matanya, sangat terkejut dan tak menyangka akan seperti ini. Sangat menyesal mengiyakan ajakan gadis bocil yang masih bau kencur itu.

"Wah, benarkah, Bara?" tanya Bu Kinan memastikan.

"Oh, engg--"

"Iya, Bu. Kak Bara tuh malu ngomongnya kalo sama guru cantik kayak Bu Kinan," Zia memotong ucapan Bara, membuat Bara mencengkeram dengan kuat tangan Zia.

Zia yang diperlakukan demikianpun mendesis pelan menahan rasa sakitnya.

"Baik kalau begitu, nanti pulang sekolah, Ibu tunggu kamu di kantor. Sampai jumpa nanti, Bara," tutur Bu Kinan tersenyum menjijikan bagi Bara, kemudian Bu Kinan melenggang untuk kembali menuju ruang kantor sekolah.

"Argh!" pekik Zia tiba-tiba karena merasakan lengannya begitu sakit.

"Sssh ... sakit banget tau, Kak!" lanjut Zia.

"Nggak usah ngedesah, gue lagi nggak napsu!" sinis Bara.

Kemudian Bara menarik kuat lengan gadis itu dan berjalan menuju toilet.

"Iiih! Kak! Ngapain kesini, sih? Kalo mau pup nggak usah ngajak gue kali, gue nggak kebelet!" celetuk gadis itu berusaha melepas cengkeraman Bara.

"Lo mau ngejebak gue? Seneng banget lo ngeliat gue bakal abis sama gentong kek gitu?" tanya Bara dengan penuh tekanan disetiap katanya.

"Nggak bakal abis kok, Kak. Bu guru 'kan mau nambah ilmu buat lo, jadi lo nggak usah khawatir kalo lo bakalan abis sama dia," sahut Zia dengan santainya, melupakan rasa sakit ditangannya.

Sreg.

Bara mendorong Zia sampai ke sudut tembok, kemudian kedua tangannya mengurung tubuh mungil gadis itu.

"Kak, nggak usah modus, ya. Adegan kek gini banyak difilm-film dan dicerita wattpad yang gue baca," celetuk Zia tak menatap lelaki yang menatapnya tajam.

"Lo udah kurang ajar, ya, sama cowok ganteng," tekan Bara menatap elang Zia.

"Harusnya lo itu berterimakasih sama gue, Kak. Berkat gue, lo bisa menambah ilmu bersama Bu Kinan yang cantik," celetuk Zia diakhiri senyuman nakalnya.

Bara semakin mendekat pada wajah Zia, membuat Zia sedikit tercengang dengan perlakuannya.

"Asal lo tau, ya. Gue itu paling sebel sama gentong kayak Bu Kinan!" tutur Bara penuh penekanan.

BEFORE NEMBAK YOU || Selesai✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang