Part 27 : Aneh

35 5 1
                                    

Saat ini Bara tengah asik dengan dua gadis disampingnya itu, sesekali mereka tertawa ria tanpa beban, mengabaikan dua sahabatnya yang tengah menatapnya datar di pojok ruang kelasnya.

"Katanya udah nggak godain cewek, tapi kok, ituu ...," ucap Leo menggantungkan ucapannya.

"Butuh dirukyah emang," tutur Riki yang kemudian fokus pada handphone-nya.

"Bener-bener sinting emang," gerutu Leo.

"Capek, gue, punya temen fakboy. Malu-maluin doang," lanjut Leo menggerutu.

Beberapa saat kemudian, Bara mendekat kearah dua sahabatnya itu, tentu saja sebelum itu ia memamerkan senyum tengil pada dua gadis yang tadi ada disampingnya.

Disaat Bara memperlihatkan wajah riangnya pada dua sahabatnya itu, justru Leo dan Riki mengabaikannya.

Riki yang tetap fokus dengan benda pipih ditangannya, dan Leo yang menatap sengit kearahnya.

"Kalian kenapa?" tanya Bara tanpa dosa pada dua manusia tersebut.

Tak ada jawaban, bahkan Leo sekarang sibuk menikmati bakso bakarnya dengan pandangan yang ia pusatkan pada jendela kelas, dirinya berpura-pura tengah menikmati pemandangan dan menikmati sedapnya bakso bakar.

Bara berdecak. "Nggak usah ngedrama, lo, Le," tutur Bara menatapnya malas.

"Nyam-nyaaam ... bakso bakarnya enak syekalii, epribadiii! Tetap nikmat meskipun rada gosong!" ucap Leo meninggikan suaranya seraya pandangannya tetap kearah jendela, menikmati siliran angin dari luar, dan tentunya mengabaikan Bara yang kini menatapnya datar.

Bara kemudian berganti menatap Riki, kini ia duduk diatas meja miliknya yang ada disebelah meja lelaki itu.

Seketika Bara mengernyitkan dahinya, pasalnya ia baru saja melihat Riki tengah tersenyum tipis kearah handphone-nya. Apakah karena Risa?

"Rik," panggil Bara.

Tetap saja, bahkan Riki sama sekali tak menghiraukan Bara yang tengah memperhatikannya.

"Rik," panggilnya lagi, berusaha untuk positive thinking bahwa Riki sedikit tuli.

Lagi, Riki sama sekali tak merespon panggilan Bara. Bara yang merasa kesal pun langsung merebut ponsel yang ada ditangan Riki, untuk memastikan penyebab dirinya diabaikan begitu saja.

Bara berdecak malas saat tau bahwa Riki ternyata sedang asik dengan dunianya sendiri, tentu saja tadi Riki sedang membaca cerita di aplikasi wattpad pada ponselnya.

Riki yang merasa kenyamanannya diusik pun langsung menatap horor kearah Bara saat Bara mengambil benda pipih miliknya.

Bara menatapnya malas, kemudian memberikan ponsel itu kembali pada pemiliknya.

"Rik," panggil Bara.

Lagi, dan lagi, Riki sama sekali tak menghiraukannya.

"Ck! Kenapa sih?!" kesal Bara dengan mengacak rambutnya frustasi.

Bara kembali beralih menatap Leo yang masih lahap memakan bakso bakarnya, membuat dirinya memutar kedua bola matanya malas.

"Le," panggilnya.

"Lele!" kali ini panggilan Bara sedikit meninggi karena Leo benar-benar acuh padanya.

Seketika Leo memperlihatkan wajah terkejutnya, membuat Bara sedikit lega karena pasti Leo tidak akan mungkin bisa mengabaikannya.

Tapi, diluar dugaan Bara, ternyata Leo heboh karena notifikasi diponselnya baru saja bergetar. Saat Leo membuka kunci layar ponselnya, tiba-tiba Leo semakin heboh.

BEFORE NEMBAK YOU || Selesai✔Место, где живут истории. Откройте их для себя