Part 7 : Lelaki Sejati?

69 13 8
                                    

Happy Reading💨

"L--lo bisa jelasin maksud lo sebenernya nggak?" tanya Bara yang kini rahangnya mulai mengeras.

"Ngomong sejujurnya apa yang mau lo omongin," dingin Bara.

"Gue tantang lo selama sebulan buat jadi Bara Athaya Putra yang sebenernya," ucap Riki serius.

"Bicarain yang jelas, sejelas-jelasnya," pinta Bara serius.

"Gue mau lo berhenti jadi playboy. Sebenernya dengan lo pacarin banyak cewek itu nggak ada gunanya, karena perasaan lo cuma main-main dan nggak pernah serius. Apa itu yang disebut lelaki sejati?"

"Gue ngga--"

"Apalagi sama sikap lo yang selalu manja sama bokap. Nggak malu lo, kalo semua orang tau sikap lo yang na'udzubillah itu?" cerocos Riki yang bahkan baru pernah berbicara sepanjang ini.

Bara yang awalnya menatap nyalang Riki, kini ia sedikit menundukkan kepalanya, seraya merenungkan sikap dan sifatnya selama ini.

Tapi, apa Bara bisa menjadi lelaki sejati dalam waktu dekat ini?

"Gue pengen, temen gue nggak nyesel suatu saat nanti kalo udah tiba masanya buat berkeluarga. Nggak mungkin juga 'kan, kalo lo bolak-balik nikah, bolak-balik cerai, gara-gara lo nggak bisa berhenti jadi cowok murahan kayak gini. Disenggol betina dikit, langsung pacarin. Liat yang bening-bening, langsung pacarin. Liat yang montok banget, langsung dikekepin. Kalo dipikir, lo itu gila tau nggak, Bar," ujar Riki membuat Leo yang sedari tadi menjadi pendengar setianya menganga tak percaya bahwa ternyata Riki juga bisa bicara sepanjang ini.

"Ya gue bakal nikahin semuanya lah, nggak ada kata cerai deh pokoknya, biar gue dikelilingi banyak cecan-cecan," ucap Bara dengan tengilnya.

"TAI LO!" sarkas Leo menendang angin dihadapannya yang arah tendangannya mengarah pada Bara.

"Yang jadi pertanyaannya, istri-istri lo yang bejibun nanti bakalan bisa akur apa enggak? Bisa saling ngerti dan nerima apa enggak?" lanjut Leo geram pada Bara.

"Pastinya enggak 'kan? Lagian kalo lo banyak istrinya, pasti lo bakalan darah tinggi sampe darahnya membludak muncrat-muncrat keluar!"

"Eh, duit lo sama duit gue juga banyakan gue, sabi lah nanti bagi-bagi bini," cerocos Leo yang diakhiri candaannya.

"Dih! Ogah banget! Nggak sudi gue bagi-bagi bini," sahut Bara menjulurkan lidahnya meledek Leo.

"Dih, ngledeknya kayak cewek, hoek! Jijik sayaang!"

"Eh-eh, Bar ... Zia bakalan jadi bini yang keberapa, tuh?" tanya Leo menaik turunkan sebelah alisnya.

"Dih! Nggak mau gue punya bini kayak Zia, yang ada mau sayang-sayangan malah gue yang jadi korban kekerasan!" sahut Bara bergidik.

"Buat lo aja, gue si ogah!" lanjut Bara.

"Yeuu ... awas aja kalo lo jadi bucin sama dia," ujar Leo memincingkan kedua matanya.

"Nggak mungkin lah! Masih mending si Risa tuh, baik hati dan lemah lembut," sahut Bara membuat Riki yang sedari tadi diam kembali, kini menatap bara tajam.

"Tapi sayangnya udah ada pawangnya," lanjut Bara menatap Riki malas.

"Gila banget lo, Bar-Bar!" seru Leo.

"Dalam sebulan ini, gue tantang lo buat jadi Bara Athaya Putra yang awalnya cowok brengsek dan bangsat ini, jadi cowok sejati," tutur Riki mendekat pada Bara, dan menepuk bahu lelaki itu dengan ulasan senyumnya.

BEFORE NEMBAK YOU || Selesai✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang