Part 12 : Kita Sama

46 9 0
                                    

Kita sama.
Sama-sama membutuhkan rasa.
Rasa hangat dari pelukan seorang Bunda.

●BaraZia●

"Halo, Mom! Bara dateng!"

"Mommy kangen Bara 'kan?"

"Hayoooh! ngaku Mom!"

"Hahaha ... Bara juga kangen banget sama Mommy!"

Cerocos lelaki itu dengan tawa hambarnya disamping tempat peristirahatan terakhir Ibu dari seorang Bara Athaya Putra.

Bara mengelus pelan batu nisan milik Ibunya. Rasa sedih dan rindu selalu menjadi satu jika perihal ibu.

Bara tak pernah marah pada Tuhan yang sudah mengambil satu kebahagiaannya, tetapi Bara merasa bersalah karena disaat Tuhan masih memberi kesempatan ibunya untuk bernafas, dirinya belum bisa memberi rona bahagia untuk sang ibu tercinta.

Waktu memang begitu berharga, itu sebabnya tak ada pengulangan masa.

Masa terindah sekalipun.

Karena apa? Karena harus diyakini, bahwa Tuhan akan memberikan hal lebih untuk masa yang akan datang.

Itu tergantung pada diri kita. Ingin lebih bahagia dengan patuh terhadap Tuhan, atau mau lebih sengsara dengan melakukan segala langgaran.

"Heyoow! Mommy terlope-nya Bara! Di dalem nggak pengap 'kan, Mom? Hehehe."

"Sebenernya mah Bara males ngomong banyak banget gini sampe ilernya terjun, sedangkan Mommy sama sekali nggak jawab ... tapi kalo Mommy jawab malah jadi ngeri ya, Mom?" celoteh Bara masih dengan tawanya.

"Baik-baik di dalem, ya, Mom! Soalnya Bara nggak bisa jagain Mommy disana. Bara cuma bisa doa-in yang terbaik buat Mommy disetiap sujud Bara."

"Mommy jangan salah paham dulu, ya, karna Bara nggak nangisin Mommy, soalnya Bara nggak mau pahlawan Bara sedih ngeliat Bara nangis."

"Mom! Bara mau latihan jadi cowok sejati, biar Mommy juga nggak sedih liat anaknya jadi bangsat terus."

"Doa-in, ya, Mom! Semoga Bara berhasil."

Bara mengecup singkat batu nisan Ibunya, senyum hambarnya kian terbit dari sosok yang terluka karena ditinggal pergi. Ingin sekali Bara menangis saat ini juga, tetapi Bara sudah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa jika dirinya berkunjung menjenguk pahlawannya, ia tak akan menangisinya.

30 menit berlalu ....

"Bara pulang dulu, ya, Mom! Udah hampir petang, Bara belum mandi, hehehe."

"I miss you!" lanjut Bara yang kemudian berdiri seraya mengedipkan sebelah matanya ke arah makam ibunya.

Bara membalikkan tubuhnya, hendak melanjutkan langkahnya untuk pulang, tetapi tiba-tiba Bara mengurungkan langkahnya itu, karena ia mendapati seseorang yang juga tengah mengunjungi sosok yang dirindui seraya menyebarkan bunga segar keatas makam itu.

Bara mengernyit heran sembari mengamati seseorang yang jaraknya kurang lebih hanya lima meter darinya.

"Siapa sih?" gumam Bara heran. Pasalnya, dia juga masih memakai seragam seperti Bara.

"Kok dari body-nya gue kayak kenal, ya?" batinnya, seraya berfikir keras mengingat-ingat postur tubuh gadis yang diamatinya.

"Oh! Iya! Gue tau nih dia siapa!" tegas Bara dengan mengepalkan kedua tangannya, siap untuk mendekati gadis itu.

BEFORE NEMBAK YOU || Selesai✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang