Part 3 : Perdebatan

131 18 19
                                    

Happy Reading👻

"WOY BANG! JANGAN KABUR, LO!"

"BENTAR LAGI ADA YANG JEMPUT LO! LO NGGAK MAU NYAMBUT?!"

Teriak Zia saat pria bertubuh kekar itu lari terbirit-birit pergi dari tempat dirinya beraksi karena takut dengan polisi.

"DASAR BOCAH GOBLOK!"

Hanya itu sahutan dari pria bertubuh kekar yang bahkan wajahnya sangat menyeramkan, tetapi tetap saja takut jika menyangkut polisi.

"Cih, perasaan dia yang goblok, tolol, pekok, beserta jajaran-jajaran kebegoan manusia. Eh, sok ngatain gue goblok, padahal dari tadi gue nggak telfon siapa-siapa, tolol," celetuk Zia tertawa remeh.

Zia menoleh menghadap pada korban dari aksi pria itu, ternyata korbannya itu ... Bara. Sang playboy cap garong yang saat ini tengah menatap Zia dengan wajah memelasnya.

Zia tercengang sejenak. Bara? Cowok playboy yang mempunyai 37 mantan itu? Cowok tampan menyebalkan yang selalu mempermainkan perempuan?

"Lah, ternyata lo yang jadi korbannya, Kak!" ucap Zia tertawa seraya mendekat ke arah Bara.

"Ish! Baru kali ini gue liat cowok playboy yang lemah kayak lo!"

"Lo nggak bisa baku hantam, Kak? Idiiih cemen banget," Zia tertawa remeh.

"Brisik lo, bantuin gue dong, sakit, nih," ketus Bara dengan desisan pelannya.

"Ck, inilah, gais, titik terendah seorang Bara Athaya Putra," ucap Zia mendramatis serta tawanya yang tak kunjung berhenti.

"Bacooot! Sini bantuin gue!" pinta Bara yang masih kesakitan.

"Iya-iya ... lagi sakit nggak usah ngegas!" peringat Zia tertawa remeh.

Zia kemudian mendekati Bara, kemudian membantu Bara untuk duduk dan bersandar dipohon yang cukup besar.

"Ck, ah, lemah!" ejek Zia, lagi. Bara yang berada dalam kesakitan hanya bisa diam, untung saja dia sedang membutuhkan bantuan, kalau tidak, mungkin Bara sudah menghabisi Zia karena sudah menjebaknya untuk bersama guru gentong yang menyebalkan itu selama satu bulan.

"Aakh!" erang Bara kesakitan, wajahnya kini banyak lebam bekas tonjokan dari pria itu, sudut bibirnya pun sedikit sobek dan darah yang turut keluar.

"Sakit banget sumpah, Zi," keluh Bara lirih.

"Nggak ada juga yang ngalamin begini ngomongnya enak," sahut Zia datar.

"Ck, cepet obatin gue kek, ngomel mulu," decak Bara kesal.

"Jangan lupa bayar dengan somay seharga lima puluh ribu, ya, Kakak terhormat," tutur Zia meminta persetujuan.

Bara terbelalak. "Lah, kok gitu sih?!" protesnya.

"Lo udah utang budi sama bocil kayak gue, Kak," sahut Zia tanpa beban.

"Iya-iya akh! Cepetan! Ini gue udah sakit banget!" omel Bara kesakitan.

"Ya sabar kali! Gue 'kan pengen liat lo kejet-kejet dulu!" balas Zia sinis, namun terselip rasa ingin tertawa.

BEFORE NEMBAK YOU || Selesai✔Where stories live. Discover now