• Run Away •

Mulai dari awal
                                        

"Hello, Sir!" sapa ramah Richi pada seseorang yang ia tebak adalah pemilik toko. Sebab penampilannya cukup necis jika di sebut sebagai pramuniaga.

Pria tua bertubuh tambun itu menurunkan kacamata hitamnya untuk menelisik dua omega manis di depan dari bawah ke atas.

"Hello, England?"

"Actually We are Korean"

Bibir kecoklatan itu membulat lebar dengan sebelah alis terangkat.

"Can you help us? We gonna sell our phones. We need to buy some meals, Sir"

Richi meletakkan ponsel mereka berdua di atas meja. Sedangkan V bersembunyi di balik tubuh kurus si kawan baru seraya meremas ujung kaosnya yang tipis.

"I sell some old stuff, boys. Don't you see them?"

V menarik lengan Richi untuk mengajaknya beranjak. Namun omega manis itu kekeuh melakukan penawaran.

"Sir, I need your help. We were kidnapped by the dangerous mafia and locked up for days. We tried to escape and now here we are. We will leave this country. That's why we need a lot of money to buy tickets. Please help us! We don't have enough time, sir!"

Si pemilik toko terbahak-bahak.

"Boys, are you drunk? There's none mafia in Amsterdam. That was only old story! But it was nice joke!"

Lagi, toko kecil itu di penuhi tawa pria tambun paruh baya sampai sudut matanya berair. Sedangkan V sudah menunduk cemas sambil meremas kedua tangannya. Ia takut pelariannya ini sia-sia.

"I'll give you 10 euro for your nice jokes—"

"Or 100 euro each if both of you kiss me on the cheek"

Seringai tajam dengan tatap mesum di lemparkan si pemilik toko.

"Are you kidding me?! No, we deserve 1000 euro!"

"Okay, 1000 euro for short time! Both of you. Take it or leave it"

Richi sungguh kesal. Ia merasa di lecehkan. Sendirinya segera mengangkat tangan kedepan untuk mencakar wajah si pemilik toko. Jika saja V lengah, mungkin mereka akan membuat keributan dan akan berakibat fatal.

"Fuck you!" umpat Richi setelah berhasil merampas dua ponsel mereka untuk beranjak pergi. Ia bahkan mengacungkan jari tengahnya sebab emosi yang sudah mendidih. Meninggalkan si pria tambun yang sama kesalnya.

"Ku bilang apa? Sudahlah. Kita coba ke tempat lain"

V membeo seraya mengusap punggung Richi guna menenangkannya.

"Aku tak mengerti mengapa begitu banyak manusia mesum di negara ini? Aku ingin marah!"

V menarik lengan Richi agar langkah mereka lebih cepat.

Setibanya di seberang jalan, keduanya menyandarkan diri pada bangunan tua kantor pos kota. Udara semakin dingin, sedangkan pakaian yang mereka kenakan tak cukup membuat hangattubuh masing -masing.

Seraya menggosok kedua lengan, V berkata-

"Kita tawarkan saja pada pejalan kaki bagaimana? Aku sudah sangat lapar"

"Not bad. Kajja!"

Richi mulai menghampiri setiap pejalan kaki yang melintas di depan mereka. Sebagian besar dari mereka acuh dan tidak peduli meski Richi memberanikan diri memblok jalan dengan kedua tangan. Namun ia tak sedikitpun menyerah.

Begitu pula dengan V. Ia melakukan hal yang sama tetapi lebih lembut juga sopan. Meski di terabaikan, tak masalah. Demi sesuap kabohidrat apapun rela di lakukan. Keduanya tak ingin mati konyol di negara orang.

"Hi, can you help me? Please" ucap V dengan suara khas nya. Rupanya suara serak nan dalam mampu menarik atensi seorang yang baru saja menuruni mobil.

"Oh, hi! What's up?"

V menarik senyumnya sedikit ke atas sebab pria asing ini terlihat ramah. Bayang-bayang makanan enak di depan mata semakin membuat jantungnya bergelora. Ia sungguh lapar.

"I wanna sell these phones. Will you buy them? It's for our dinner. We truly hungry now"

"Are you Asian?"

"Yes, Me and my friend are Korean. Can you help us?"

"Sure. Why not? There is a nice restaurant in front of us. Let's have dinner together!"

"Thanks."

Senyum mengembang terukir pada wajah manis V. Ia segera meraih tangan sahabat barunya untuk mengekor pada pria tampan khas Eropa yang membawa mereka ke restoran di seberang jalan, tanpa sedikitpun menaruh rasa curiga.

"Aku rasa kita bisa meminta bantuannya untuk mengantarkan ke kantor dubes Korea" bisik Richi pada V.

"Tentu saja. Kita bayar saja pakai ponsel ini"

"Finally,  we find out the way! Thank God!"

Kedua omega manis itu saling berpegangan tangan dengan erat.























To be continued...

Hai, apa kabar? Kangen engga sama book ini? Aku pikir udah gak ada lagi yang minat, jadi aku stop update gitu, hehehee.

Makasih buat yang udah mampir + ninggalin jejak.






Sarangek 💜

29-09-2021







• K R A C H T •  JINV • ABOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang