"Goode Morgan, V"

Tak ada jawaban. V mengayunkan kaki telanjangnya dalam diam.

"Are you okay? Did something bad happened to you? Tell me, so i can help you"

V mengangkat kepalanya. Ia tatap raut cerah omega yang duduk di sampingnya dengan wajah datar.

"Something bad kept happening to me but you still asking me about this?! Are you dumb?! How could you?! I feel like I'm living in hell!"

Hoseok menarik sudut bibirnya ke atas seraya menyilangkan kaki sebelum berakhir dengan melipat kedua tangan di depan dada.

"You know what, Jin worried about you this morning. He told me to take care of you. I don't know what happened last night but I'm gonna recover your bumbum"

V begitu terkejut sekaligus malu mendengar hal ini. Pipinya yang tirus memerah padam.

"Hey, i knew everything. But If you wanna share something, I'm here for you. I'm a good listener"

Entah mengapa mendengar ucapan lembut tersebut membuat hati V berpendar. Merasa sedikit lega meski masih ada kesesakan. Mungkin membagi sedikit cerita pahitnya dengan Hoseok bukanlah kesalahan. Atau bisa saja omega manis itu akan memberinya jalan keluar.

Mungkin saja.

V pun memutuskan untuk menyimpan kembali rasa pedih juga putus asanya. Ia memilih mengisi energi tubuh lebih dulu seraya terus mengiba pada pemuda manis yang menjadi salah satu orang kepercayaan sang kepala mafia.

.

.

Pukul 02.17 pm

V berjalan mondar mandir dalam kamar seraya menggigiti kuku. Setelah makan siangnya, ia terus menjelajah isi kamar mencari jalan keluar untuk ia melarikan diri.

"Apa yang harus kulakukan?" cicitnya pada diri sendiri setelah membuka pintu sekat antara kamar dan balkon.

Manik bening namun tajam itu memeta keseluruh halaman belakang rumah megah sang mafia yang tengah di jaga oleh banyak pengawal. Bibirnya mendecak kesal dengan kaki menendang besi pembatas balkon.

"Brengsek! Jika begini bagaimana caraku untuk kabur?!"

V pun kembali ke dalam kamar. Ia mulai menggerayangi dinding yang berbatasan dengan kamar sebelah. Lalu ia kepalkan tangannya untuk mengetuknya berulang kali.

"Hey, is there anybody?"

Tak ada jawaban.

"Dasar bodoh! Kau pikir ini rumah kayu?!" umpatnya pada diri sendiri.

Ia kembali menuju balkon dan betapa terkejutnya ia mendapati penghuni kamar sebelah yang sedang memeluk kedua lututnya di tepian pintu.

V melempar asbak kosong ke arahnya agar pemuda manis itu mau menoleh ke arahnya.

Klaaangg!!

Merasa membuat keributan, ia segera tiarap sebelum gerombolan pria berbadan besar itu meneriakinya.

"Hey, what's going on?!" teriak salah satu pengawal yang berdiri pada balkon si omega malang.

"Sorry, i think i break up the ashtray."

"Don't mess anything or i'll kill you!"

"Chill out, dude"

Setelahnya ia kembali pergi untuk berjaga posisi semula.

V pun bangkit dan merangkak mendekati besi balkon untuk berkomunikasi dengan salah seorang temannya.

"Wanna play some games, boy?"

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now