"Aaarrghhh!"
"Sial, kau sempit sekali!"
Jin menghujam dinding rektrum V dalam air. Hingga tepukan airnya menjadi riuh, beradu dengan erang si omega. Bahkan sebagiannya meluber, membasahi lantai.
"You, f*cking hot!"
.
.
Ruang kamar yang di dominasi warna putih itu terlihat sangat tenang. Meski cahaya di dalamnya tak begitu terang, tak menjadikan sang kepala mafia untuk kesulitan merangkai dasinya sendiri.
Jin telah rapi dengan tuxedo memeluk pinggang dan perut datarnya yang, berorot. Lalu, ia menyisir surai kelamnya kebelakang mengekspose dahi sebelum menorehkan senyum angkuh.
"Tampan. Mapan. Idaman. Kau sempurna" monolognya sendiri.
Merupakan sebuah mantra yang selalu hinggap dalam otak, di utarakan oleh mendiang sang ibu ketika beliau selesai mendandani ia dan kakaknya.
Refleksi dari cermin besarnya menampilkan pemuda manis yang masih bergelung nyaman bak bayi beruang di dalam selimut tebalnya dengan tubuh tengkurap.
Entah berapa kali ia mencumbui omega manis itu semalam, yang jelas terakhir kali mereka melakukannya dalam posisi yang sama dengan terkaparnya sekarang.
Jin mendekat.
Ia naik ke atas ranjang dengan kaki yang sudah terbungkus sepatu pantofel mengkilat untuk mengusap puncak kepala V. Mendaratkan satu kecupan hangat di atasnya.
Hanya butuh dua detik baginya untuk tersadar,
"Kenapa aku menciumnya? Dia bahkan hanya seorang budak!"
Namun tetap ada senyum simpul mengulas pada bibir tebalnya, meski hanya sekilas. Lantas ia segera beranjak dari kamar tersebut dan siap memulai aktivitas.
-
Pukul 10.13 am
Taehyung terbangun ketika mentari telah meninggi. Sekujur tubuhnya remuk, terutama bagian pinggul ke bawah. Sendirinya bahkan harus bersusah payah sekedar untuk pergi ke kamar mandi, membersihkan diri. Menghapus jejak sang mafia pada setiap jengkal tubuh kurusnya.
Kepalanya menunduk dengan kedua tangan bersatu di atas paha. Menatap gurat ikatan yang masih terlihat pada pergelangan.
Ya, semalam kepala mafia bejat itu mengikat kedua tangannya di belakang punggung, sebab ia menarik surainya keras-keras serta meludahi si dominant yang tak kunjung lelah menyiksanya. Seakan ia tak pernah bosan.
Dan, berakhirlah demikian. Juga tamparan keras harus ia terima sampai tubuhnya hampir terkapar.
Buliran bening pada pelupuk kembali tumpah membasahi pipi. Hidungnya tak berhenti menarik air asin yang akan segera keluar dari lubangnya.
Hembusan nafas berat dengan tipisnya harapan semakin mendesak. Ia merasa jika pria jahanam itu bukanlah manusia, melainkan iblis dari neraka urutan paling bawah. V tak tahu harus berbuat apa lagi demi menyelamatkan diri. Segalanya terasa mustahil untuk ia lakukan.
Tok tok tok
Sebuah ketukan nyaring memaksanya untuk menoleh ke sumber suara yang tak lama kemudian muncullah seorang omega manis yang selalu mengantarkan sarapan pagi khusus untuknya. Pemuda itu terlihat ramah sesungguhnya. Tapi ntah kenapa omega lembut dalam setiap bertutur kata itu mampu bergabung dengan komplotan keji seperti ini. Bahkan ia mampu mentolerir segala hal yang menurutnya di luar batas wajar.
Hoseok mendorong trolley penuh makanan hingga ke muka budak manis yang masih setia menunduk dengan jemari panjang yang tak henti meremas sudut kemeja putihnya hingga kusut.
KAMU SEDANG MEMBACA
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• Run Away •
Mulai dari awal
