"Kau sangat manis jika mau menurut. Hanya dengan senyummu saja kau mampu mengalahkan ratusan jalang di luar sana yang mengantri untuk kugagahi"

V menggigit bibir bawahnya.

Haruskah ia merasa senang atau nista, sendirinya tak tahu.

Yang jelas malam ini ia merasa sedikit nyaman di banding sebelumnya. Mungkin karena feromon mereka yang saling tarik menarik sedari awal.

Lantas, Omega cantik itu memberanikan diri mengajukan satu pertanyaan.

"Sedahsyat itukah diriku? Aku rasa aku hanya seorang anak kuliahan yang tetiba hidupnya berubah dan menjadi budak seksual seorang mafia tampan"

Jin menghentikan gerakan jemarinya pada lekuk leher V. Ia melingkarkan kedua lengannya yang kekar untuk membawanya dalam dekap erat, sampai bagian bawah sana menempel begitu sempurna.

V merasa tak nyaman, Sebab privasi keras itu menusuk bagian atas pantatnya.

"Apa kau ingin status dariku, manis?" bisik Jin seraya menjilati daun telinganya dari belakang. Mengulum habis benda tak bertulang itu sambil memainkan lidah pada lubang kecilnya.

Sekujur bulu halus pada kulitnya meremang. Kelopak mata mono-double eyelid-nya menutup sempurna. Menampilkan barisan bulu mata lentik nan panjang. Sentuhan lembut tersebut rupanya semakin mengeluarkan feromon, sekaligus membuat ia menegang.

"Kau hard? Rupanya kau menikmati sentuhan lembut dariku. Kau ingin bermain sekarang?"

V menggeleng cepat, yang sontak saja membuat si alpha dominant terkekeh.

"Kau menggemaskan!"

Semburat merah jambu bak buah persik di musim panas menjalar pada kedua pipi.

"Aku ingin menggigitmu. Aku semakin ingin menyetubuhimu sampai bibir tipismu itu memohon ampun"

"Aaahh!"

V menggeleng samar kala ia merasakan privasinya tengah di urut dalam air. Kedua pahanya berusaha mengatup, menjepit gerakan tangan besar sang alpha. Sayang, Jin menghalaunya dengan sebelah kaki dan berakhir menindih keduanya setelah terbuka sangat lebar.

Gerakan tangan yang semula begitu lamban kini berangsur cepat. Jin bahkan tak segan menyentuh lubang kecil pada bagian ujung untuk ia usap. Mengusap perpotongan bagian kepalanya dengan ibu jari sampai si empu menggelinjang hebat dengan tubuh bergetar.

"J-jin!"

"Kau menikmatinya. Kejantananmu bahkan berkedut, manis!"

V pasrah. Ia berpegang kuat pada tepian jacuzzi kala handjob itu bergerak semakin cepat.

"Euungghh! Hhnngghh!"

Jin menikmati tengkuk juga permukaan punggung V. Ia hisap rakus. Sesekali bahkan menggigitnya gemas.

V meracau nyaring seraya meremas lengan Jin ketika sesuatu mendesak ingin segera keluar.

"Keluarkan!"

"Aaargghh!!"

Kepala omega itu mendongak beriring dengan dorongan tubuh ke belakang. Pahanya bergetar hebat saat sendirinya berhasil menikmati cumbuan tangan sang alpha.

Nafasnya terengah dengan dada yang naik turun. Kedua pipi tirusnya bahkan memerah padam.

"Angkat pantatmu di atas pahaku!"

V segera menuruti perintah tersebut meski tubuhnya masih lemas.

Merasa si omega manis bergerak lamban sedangkan sendirinya telah dikuasi libido yang membuncah, Jin menarik pinggul V, meremasnya kuat untuk melesakkan miliknya yang sudah meronta. Merasa belum siap, V berpegang kuat pada jacuzzi seraya memekik.

• K R A C H T •  JINV • ABOWhere stories live. Discover now