Si empu berjingat. Ia menggigit bibir bawah sekaligus meremas ujung kemejanya.
"J-jin, kita akan malam malam"
"Tentu saja. Apa kau sudah tak sabar, manis? Aku akan bermain lembut jika kau mau menurut"
Ucapan itu berakhir dengan cubitan gemas pada sebelah putingnya. Sontak saja V terguncang, hampir meloloskan desah.
"Ini hanya permulaan, manis. Jadi sebaiknya kau menurut atau aku jepit kedua putingmu dengan mainanku!"
Si omega manis menelan ludahnya susah payah. Sebuah ancaman yang berhasil membuat ia bergidik ngeri sekaligus habis nyali. Entah bagaimana ia harus melewati malam ini, seakan waktu berjalan begitu lamban.
Ia benci.
Ia kesal.
Ia ingin meluapkan semua rasa berontak dan amarah, namun ia terlalu takut. Bagaimanapun, Sendirinya masih memiliki secuil harapan untuk kembali ke negeri asal dengan selamat.
Semoga saja.
.
Makan malam telah usai. Kini Jin tengah menggendong V menuju kamar lantai dua bak pengantin. Ia menepati ucapannya untuk memperlakukan omega manis itu dengan lembut.
Pintu kamar di buka oleh salah seorang pengawal. Keduanya pun masuk ke dalamnya dan pintu kembali menutup rapat. Disinilah jantung V berdegup sangat kencang.
Saatnya telah tiba.
Waktu bagi dirinya untuk menjadi objek pelampiasan seksual bagi sang mafia secara cuma cuma. Ia pun meremas kemejanya cemas. Kedua maniknya ikut bergetar membayangkan perlakuan seperti apa yang akan ia terima malam ini.
"Temani aku mandi."
"I-iya, Jin"
Keduanya memasuki kamar mandi.
Dengan cekatan, sang mafia menyalakan kran air hangat untuk mengisi bath up sebelum melucuti pakaiannya sampai tak bersisia sehelaipun. Sedangkan V masih setia mematung di depan pintu dengan manik bergetar. Ia remas kerah kemejanya kuat-kuat.
"Apa yang kau lakukan? Lepas bajumu!"
Dengan ragu, V menjawab-
"A-aku malu."
"Perlukah bagiku untuk merobek busanamu? Jangan memantik amarahku, V!"
Melihat aura gelap di balik punggungnya menguar, V merasa tersudut sekaligus takut. Ia pun bergegas menceraikan setiap fabric yang menutupi tubuh.
Kini keduanya total tak berbalut benang sehelai pun. Dengan tangan terbuka yang terulur, Jin meminta V untuk berendam dalam genangan air hangat yang sudah di campuri madu dengan cairan sabun, beserta ratusan kelopak mawar.
Lilin aroma terapi pun ikut menyala. Menggantikan cahaya yang sebelumnya sangat terang yang kini menggelap. Menerangi dua insan yang mulai bercumbu mesra. Gemiricik air pada jacuzzi bercampur dengan gelombang berbusanya semakin menambah keintiman.
Jin menggerakkan jemarinya dari lengan bawah perlahan sampai ke bahu. Ia usap sejenak sebelum menggantinya dengan kecup lembut. V yang sebelumnya begitu kikuk lambat laun turut terhanyut dalam suasana yang begitu menenangkan.
"Aku suka bau feromonmu ketika kau tenang. Sangat manis dan sensual, V"
V memasang senyumnya tipis. Ntah mengapa mendengar puji dari kepala mafia kelas kakap itu membuat ia tersanjung, Meski Jin yang duduk pada posisi belakang tak mampu menyaksikan lekuk benda seksi tersebut.
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• Run Away •
Start from the beginning
