Ugly 5 - Rahasia Besar Scarletta

Start from the beginning
                                    

"Akhirnya lo sadar juga, Ta. Cemas gue nungguin lo dari tadi," desah Niken.

Jefri menyerahkan segelas air putih yang ditampungnya dari dispenser samping brankar.

"Minum du—"

"Biar gue yang kasih!" Niken merebut gelas itu dengan cepat dari tangan Jefri.

Jefri merungut karena sikap kasar Niken barusan. Tapi lebih baik ia mencari aman, bukan? Niken  berada pada mode badmood saat ini. Bukan waktu yang tepat untuk bicara baik-baik padanya. Ah, serba salah memang jadi cowok, pikir Jefri. 

"Minum dulu," tukas Niken seraya membantu Scarletta menerima uluran gelas berisi air putih tersebut.

"Gimana keadaan lo?" lanjutnya setelah air di gelas itu diteguk sampai habis oleh Scarletta.

"Gue udah nggak apa-apa, kok."

"Kalau sakit bilang sakit. Jangan sok tegar!"

"Tapi serius, udah mendingan. Lagian udah gue bilang, nggak perlu bawa ke UKS, ntar juga sembuh sendiri." Letta menekankan suaranya.

Niken berdecak kesal. "Terus gue biarin lo sekarat di perpus, dan gue disalahin gitu?"

Kekehan kecil keluar dari bibir Scarletta. "Kalau gue mati, lo orang pertama yang gue gentayangin."

Bibir Niken menipis. "Nggak lucu bercanda lo!"

Jefri menggaruk belakang kepalanya. Takut jika membuka suara, ia akan dihajar habis-habisan oleh Niken.

Lagi pula, mana mungkin tidak ada yang tertarik dengan kecantikan Scarletta. Jefri salah satu pria yang mengagumi gadis itu diam-diam. Bukannya tidak setia. Tapi Jefri hanyalah lelaki normal yang tidak bisa menjaga matanya. Terlebih Scarletta teman dekat Niken, yang pasti memenuhi netranya setiap hari.

Tapi rasa itu cuma kagum, karena ia tahu diri. Sudah syukur Niken mau menerimanya sebagai kekasih. Jika tidak, mungkin Jefri bisa dijuluki sebagai lelaki pemecah rekor 'ditolak paling sering' se-antero SMA Pancabuana.

"Lo ngapain masih di sini? Mau jagain Scarletta?" sinis Niken.

"Eng ... enggak, Yang. Gue nungguin lo."

"Gue nggak perlu ditungguin. Udah sana! Jangan bikin mood gue makin down, ya, Kribo!" gertak Niken.

Scarletta makin tidak mengerti dengan perdebatan aneh dua manusia di depannya. Entah apa yang terjadi sejak ia pingsan hingga dua sejoli yang selalu akur itu bertengkar seperti ini.

"Iya-iya. Tapi jangan bolos lagi, Yang. Gue tunggu di kelas, ya!" Jefri mengacak kepala Niken sebelum berlalu dari ruangan itu.

Niken mendengus pelan. "Gini amat resiko punya teman cakep."

Scarletta mengerutkan dahi. "Maksud lo?"

"Eh, enggak, kok. Bukan apa-apa," ucap Niken seraya memaksa bibirnya untuk senyum.

**

Sepulang sekolah, Riyu berjalan tergesa saat sampai di depan pintu rumah. Entah kenapa ia begitu bersemangat setelah mengambil barang bukti yang menurutnya bisa membatalkan pertunangan dengan Scarletta.

Hanya satu orang yang dicarinya saat ini, yaitu Restu—ayahnya.

"Papa!" panggil Riyu dengan suara lantang.

Lelaki itu masuk rumah tanpa mengucapkan salam, lalu langsung menuju ruang kerja Papanya yang terletak di lantai dua.

Setibanya di ruangan kecil yang dilengkapi rak buku dan brankas , Riyu mendapati Restu sedang duduk di meja kerja menatap komputer yang ada di depannya.

After Me UglyWhere stories live. Discover now