MBN 15

5K 351 7
                                    

Parkiran markas Stark sekarang penuh oleh orang-orang yang ribut menaiki motor masing-masing. Saat ini adalah waktunya untuk Stark menyerang Avelon. Mereka akan menghampiri markas Avelon dan memberi mereka pelajaran karena telah berani mengusik salah satu anggota mereka.

Dikta melakukan hal yang sama dengan anggota lainnya, yaitu membuat suara bising dengan knalpot motornya. Suara yang memekakkan telinga sama sekali tak mengganggu mereka, itu malah membuat mereka semakin menggebu ingin cepat merusuh di markas Avelon. Hari ini adalah hari pertama Dikta kembali memakai motornya, meski tadi pagi sempat terjadi perdebatan dengan ibunya yang melarang dirinya untuk membawa motor, namun dengan sikapnya itu, dia keluar sebagai pemenang perdebatan. Lagipula, dirinya butuh motor untuk pergi ke markas Avelon. Nebeng sama sekali bukan identitasnya.

"Lo oke, Yon?" Velo yang ada di sampingnya berteriak padanya. Menanyakan kondisi Dikta karena takut pemuda itu mengalami masalah.

Dikta membuka kaca helmnya, menengok ke samping, kemudian balas berteriak, "Gue bukan pengecut!"

Velo hanya mengangguk, tak ingin memperlakukan Dikta seperti orang lemah.

Motor paling depan yang merupakan motor Alan dan Karei sekarang mulai melaju, membuat motor-motor lainnya yang ada di belakang mereka juga ikut melakukan hal serupa. Bergerak meninggalkan markas dan menuju jalan utama.

Beratus-ratus anggota Stark memenuhi jalanan. Pengendara lain tampak menyisi dan memberikan jalan. Melihat jaket mereka, orang lain tak berani untuk menentang, bisa-bisa nyawa mereka menjadi taruhannya.

Stark sekarang menjadi pusat perhatian di jalanan, para warga sekitar, atau warga yang kebetulan ada di sekitar beramai-ramai memperhatikan Stark, seakan mereka adalah kelompok hiburan.

Bisa dilihat raut tak suka dari para warga itu. Mereka tahu apa yang akan dilakukan para anak muda ini. Tawuran atau melakukan sesuatu tidak berguna yang lainnya. Para warga memang sudah mengenal Stark sebagai geng motor yang buruk. Citra mereka di mata para warga sama sekali tak tak ada bagus-bagusnya. Tapi entah kenapa hal itu malah membuat mereka bangga.

Beberapa waktu berlalu, kini Stark sudah bisa melihat markas utama Avelon, sebuah bangunan tua di blok daerah terbengkalai perbatasan kota.

Motor yang melaju paling depan berhenti, membuat yang lainnya ikut berhenti. Masing-masing dari mereka kini turun dari motor, bersiap untuk membentuk formasi. Aura mereka begitu terasa menyeramkan, gelap, dan kalau saja ada orang asing yang melihat, mereka pasti akan ketakutan. 

Dikta yang baru saja turun dari motornya kini berjalan menjauh dari kendaraan itu. Dia ikut membentuk formasi bersama pasukannya. Khusus untuk kali ini, Dikta tak ada di baris depan ataupun di pasukan unggulan. Karena lukanya, dia ditempatkan di baris belakang dengan pasukan yang asing baginya. Untung saja Alan masih mau berbaik hati dan mempercayakan dirinya untuk menjadi pemimpin pasukan. Jadi, Dikta sedikit bisa menerimanya.

Dikta sekarang sudah mengumpulkan pasukannya, matanya menjelajah, melihat-melihat semua anggota yang siap dalam formasi mereka. Meski sekilas, Dikta merasa ada yang janggal. Formasi mereka sekarang terlihat acak-acakan, dan ini sama sekali bukan susunan formasi yang ia terima. Memilih tak memusingkan hal itu, Dikta sekarang kembali memfokuskan dirinya, dia akan percaya kalau kehancuran formasi ini, hanyalah firasatnya belaka.

Para anggota Stark itu sekarang mulai bergerak, menghampiri markas Avelon dengan langkah menyeramkan mereka. Ages selaku otak dari strategi ini tak meminta untuk mengepung markas. Ia malah memerintahkan sebaliknya. Ages mengatur agar tiap pasukan mengepung bagian depan, karena ia yakin kalau Avelon sudah tahu akan ada penyerangan dan bersiap untuk perang. Itu karena si pengkhianat. Ya, Ages tak mungkin salah.

My Bad Neighbor (END)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum