Peluh sang dominant berjatuhan. Begitupun dengan milik si submissive. Tubuhnya semakin terlihat mengkilat dan menggoda.
"Telentang!"
Mau tak mau V membalik tubuhnya yang sakit dengan perlahan. Sisa sisa lelehan air mata terlihat begitu kentara menghiasi wajahnya yang rupawan. Namun Jin abai. Sekalipun ia akan menangis darah, hal tersebut tak akan menghentikan aksinya.
"Ayo kita nikmati malam panjang ini, manis!"
Kalimat itu seolah menguburnya hidup hidup. Entah bagaimana V harus bertahan, yang jelas ia tak lagi sanggup menggerakkan tubuhnya lebih jauh dari sekedar membuka pahanya lebar lebar.
Pria manis dengan segudang cita cita, kini tak ubahnya bak jalang yang tidak berharga. Menyerahkan dirinya untuk di setubuhi secara cuma cuma oleh pria asing yang berhasil menyekapnya di negeri yang sangat jauh.
Appa, Eomma, aku ingin mati saja
.
Bunyi kicauan burung terdengar saling bersahutan di luar kamar. Mereka bertengger pada ranting rendah pepohonan untuk menikmati biji bijian yang tersaji pada dahan juga kelopak bunga. Di ikuti sorot sinar mentari kekuningan yang terasa hangat. Menandakan jika sang surya telah kembali bertugas menggantikan sang rembulan yang kini sedang rehat.
Seorang pria Alpha tampan sedang bersiap memasang dasi dengan setelan jas mahal yang membalut tubuh. Wajahnya terlihat sangat segar dengan senyum tipis mengulas bibirnya yang tebal.
Semalam ia menikmati budak barunya hingga sepertiga malam menjelang. Ia benar benar tak sanggup berhenti untuk menikmati tubuh indah pria manis yang kini masih bergelung dalam selimut tebal.
Baru sekali ini ia merasa tubuh V benar benar cocok dan sesuai dengan apa yang ia mau. Sekalipun ia harus di bandingkan dengan pelacur koleksinya yang premium, mereka tetap tak berarti apapun. Bahkan ujung jemari lentik V tak bisa di sandingkan keindahannya dengan para pelacur lainnya.
Jin merasa, setiap jengkal dari tubuh V tercipta sangat indah. Ia tak akan memungkiri jika V adalah Omega terindah dari yang pernah ia temui.
Sebab itulah ia tak sanggup berhenti mencumbui budak barunya tersebut. Ia terlalu indah untuk menjadi pajangan kamar. Pria manis itu terlalu sempurna untuk di abaikan begitu saja.
Dan lagi satu hal, ia menyukai bibirnya yang berbentuk hati. Benda kenyal ini dirasa memiliki daya pikat penuh sedari awal ia menatap V. Terasa sangat lembut juga manis.
Membuatnya mabuk kebayang setiap kali melihatnya.
Gerakan lamban selimut tebal menarik perhatian Jin dari pantulan cermin. Ia beringsut mendekat dan memberi usapan lembut pada surainya yang berantakan.
Bukan maksud hati untui melakukan hal demikian, namun menatap wajahnya yang dayu dengan kelopak mata total membengkak membuat rasa iba menghampiri diri.
"Guten morgen"
V terpaksa membuka kelopak matanya yang berat dan menarik tubuhnya untuk menjauh dari subjek yang memberi ia ucapan selamat pagi.
"Hoseok akan merawatmu, V. Bersikaplah menyenangkan padaku agar tak ada hukuman yang ku beri untukmu. Kau mengerti?"
Dengan takut, si Kim manis itu mengangguk.
Jin segera beranjak. Ia meninggalkan kamar tersebut dan menuju lantai bawah untuk menikmati sarapannya. Meninggalkan V seorang diri di dalam kamar.
.
Tok tok tok
Bunyi keras sebuah ketukan pintu membuyarkan lamunan V yanh masih meringkuk di bawah selimut tebalnya. Belakangnya terasa sangat sakit. Hingga ia tak berani untuk menelentangkan tubuh.
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• Between Slaves and You •
Start from the beginning
