Jemari besarnya bergerak untuk mengusap benda sekal tersebut. Bergerak memutar lalu berakhir dengan tepukan keras. Membuat si pemilik terpaksa mendesis di balik wajahnya yang sedang tenggelam dalam empuknya ranjang. Jemari lentiknya bahkan terus meremas kuat kain sprei. Hanya ini satu satunya kekuatan juga penyalur rasa bercampur aduk yang dirasa sekarang.
"Apa kau pernah bercinta sebelumnya?"
"B-belum, Tuan"
Seolah jawaban tersebut memberi angin segar, Jin tersenyum pongah. Ia semakin melepas jas dan juga kemeja yang masih membalut utuh tubuh kekar di baliknya. Menghempas benda tersebut ke atas lantai sampai tak bersisa.
Sang alpha total telanjang.
Begitupun dengan si Omega. Ia lucuti pakaiannya yang menutup satu per satu. V sempat melawan. Pukulan ringan berkali kali mendarat pada dadanya yang bidang. Namun pukulan tersebut tak berarti apapun. Justru si omega manis itu berakhir di hempas ke atas ranjang.
Jin semakin mengeratkan ikatan pada pergelangan tangan V. Ia tak lagi peduli bila kain tersebut mampu menggores kulitnya yang halus. Ia terlampau kesal dengan perlawanan si omega.
"Ampun, Tuan! Tolong lepaskan aku!"
"Siapa kau berani memerintahku, hah?!"
Jin mencengkeram erat surai kecoklatan V dengan manik yang melebar.
"Kau ingin minta tolong? Kau mau berteriak? Lakukan saja sampai pita suaramu putus! Semua tak ada yang peduli dengan jeritmu!"
"Berbalik!" lanjutnya tegas.
Tanpa memberi aba aba, sang Alpha melesakkan miliknya pada lubang rektrum si omega. Pria manis yang malang itu menjerit di tengah tangisnya yang tersedu sedu.
"Aaargh! T-tuaan!"
Meski mengalami kesulitan, Jin tetap saja mendorong kejantanannya untuk menembus bagian belakang V. Bukankah hal yang biasa bila omega yang masih perawan akan sulit di masuki?
"Aaaahh! Kau sempit, V!"
Pinggulnya bergerak terus menghantam lubang senggama yang kini telah basah juga hangat. Jemari kekarnya melingkar erat pada pinggul ramping si omega. Meremasnya sesekali. Menampar benda sekal tersebut demi mendengar jerit pria manis yang ia gumuli.
V merasakan bagian belakangnya sangat sakit juga perih. Tak hanya itu, sekujur tubuhnya seakan remuk akibat hentakan keras yang ia terima. Lengannya yang menopang sebagian tubuh sampai bergetar. Kepalanya terasa amat pusing.
Ia teringat ucapan salah seorang rekan kuliah jika bercinta sangatlah nikmat rasanya. Membuatmu terbang ke nirwana dengan sentuhan sentuhan hangat di sekujur tubuh. Setiap kecupannya mampu memantik gelenyar panas untuk semakin menggebu gebu.
Nyatanya, apa yang ia rasa saat ini justru berkebalikan. Benar benar sangat sakit. Ia bahkan merasa jijik mendengar peraduan kulit mereka yang lembap terdengar sangat nyaring. Belum lagi geraman berulang kali dari pria mafia yang sedang menyetubuhinya.
V benar benar ingin mati saja.
"Kau benar benar nikmat, manis!"
Gerakan pinggulnya bertambah cepat seiring geraman yang ia buat. Ia merasa, lubang senggama V menjepit miliknya dengan sangat kuat. Membuat ia tak lagi mampu menahan sesuatu yang mendesak ingin segera di keluarkan.
"Aaaarrgghh!"
Cairan putih pekat memenuhi lubang rektrum. Sebagian terlihat meluber keluar; tak tertampung sampai membasahi paha dalam saat privasinya menjauh. Tubuh kurus V terkulai di atas ranjang.
YOU ARE READING
• K R A C H T • JINV • ABO
Fanfiction• When the mafia fights for the position and love • -6th book- TAGS : -Dark Fiction -ABO-VERSE (ALPHA, BETA, OMEGA) -MPREG (Male Pregnant) -Romance -Action + Gore -Happy/Sad Ending -Death Chara -Written in Indonesian, English and Dutch TRIGGER WAR...
• Between Slaves and You •
Start from the beginning
