87

9.7K 1K 8
                                    

Bel pulang sekolah sudah terdengar keras. Seluruh siswa SMA Cakra Birawa bersorak riang dan segera keluar dari dalam kelasnya dengan berdesak-desakan. Mereka sudah tidak sabar untuk kembali kerumahnya masing-masing,  menikmati waktu rebahannya yang sangat menggugah suasana.

Berbeda dengan Asya, gadis itu masih diam didalam kelasnya. Mengapa waktu begitu cepat, padahal Asya masih merindukan tempat ini. Entah mengapa Asya seperti ingin pergi jauh saja, sementara ia hanya ingin melakukan operasi, dan setelah operasi itu selesai ia bisa kembali bersekolah. Tapi rasanya, seperti ada yang janggal.

"Sya, entar malem lu ikut?" tanya Anya membuyarkan lamunan Asya.

"H-hah? Emang ada apaan entar malem" tanya Asya bingung.

"Kita mau party night di base camp, semua anggota Katradoz juga dateng" jelas Ivana.

"Kelvin juga dateng?" tanya Asya lagi.

"Kelvin gak bisa dateng, dia ada urusan sama Oma Bunga" sahut Aland. Asya hanya mengangguk-anggukan kepalanya paham. Syukurlah jika pria itu tidak bisa datang.

"Jadi Kak Asya harus ikut!" Seru Sandra. Ia ingin meng'iya'kan ajakan Sandra. Namun Asya baru ingat jika ia memiliki janji dengan Dika. Ini adalah hari terakhirnya untuk pergi kontrol. Tapi, Asya juga tidak bisa melewatkan moment kebersamaannya dengan seluruh anggota Bradiz maupun Katradoz. Sepertinya Asya harus kabur dari jadwal kontrolnya, "Iya, gue ikut"

"Yaudah, ayo balik" sambung Key. Gadis itu berjalan terlebih dahulu bersama Aland. Disusul dengan Ivana dibelakangnya, tentunya ia bersama Alex. Sedangkan inti Bradiz yang lainnya berjalan beriringan bersama Asya dibelakang.

Saat melewati kelas-kelas yang sudah kosong,  Asya kembali mengulas senyuman simpulnya. Ia kembali berjalan dan fokus menatap kedepan memaparkan raut wajah tenang. Lagi-lagi Asya dipertemukan dengan Kelvin, pria itu melangkah seorang diri menuju parkiran sekolah. Namun saat melihat Asya, ia hanya tersenyum tipis dan mendahului gadis itu, "Woi, gue duluan ya"

"Ati-ati lu Vin!" cicit Alex.

"Kak Asya, kenapa Kakak menjauh dari Bang Kelvin?" tanya Moza penasaran.

"Masak sih? Perasaan lu aja kalik, gue sama Kelvin baik-baik aja kok"

"Tapi Molly selalu ngeliat Kak Asya nangis setelah ketemu Bang Kelvin" imbuh Molly. Asya menjadi gugup. Sial, dia tertangkap basah oleh Molly. Asya tertawa renyah, senyuman Asya pun seperti palsu. Asya kembali memikirkan Kelvin. Sepertinya pria itu sudah mulai menjauhinya. Asya meresa senang sekaligus sedih. Entah mengapa saat melihat interaksi Kelvin saat bertemu dengannya tadi, hati Asya sakit. Tapi, bukan kah itu kemauan Asya? Jadi ia harus menerimanya.

Asya naik keatas motor Moza. Gadis itu memilih untuk berboncengan dengannya. Selama Asya di diagnosa memiliki penyakit, ia sudah jarang sekali mengendarai motor kesayangannya.

"Sya, gue ke supermarket dulu ya sama Rasya. Kalian ke base camp duluan aja" pinta Andra.

"Gue ikut ye sama Ivana" sahut Alex.

"Gak usah ganggu gue deh Bang, ganggu amat. Gue juga pengen kalik berduaan sama Andra" sahut Rasya tidak suka. Sudah lama pria itu dekat dengan Andra. Namun mereka belum ada status hubungan yang resmi. Sampai sekarang Rasya belum berani mengungkapkan isi hatinya kepada Andra.

"Banyak gaya lu bocah. Masih kecil gak boleh pacaran, idung lu aja belum keliatan" timpal Alex tidak terima.

"Udah, kalian kenapa jadi berantem sih?!" Molly mencoba melerai mereka. Jika diteruskan bisa sampai subuh mereka berada di tempat ini. Karena tak mau memakan waktu cukup banyak, Moza lebih dulu pergi dari kawasan SMA Cakra Birawa bersama Asya. Disusul yang lainnya di belakang.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓Where stories live. Discover now