33. Salah Tuduh

13K 1.1K 27
                                    

Arga sudah kembali ke rumahnya. Ia datang hanya untuk mengunjungi mereka dan memberi informasi bahwa Katradoz sudah kembali.

Semua orang masih duduk diatas sofa dengan tatapan mata saling menatap satu sama lain. Tidak ada yang memulai pembicaraan. Asya sedang sibuk mencari ponselnya, ia ingin menanyakan tentang Katradoz kepada Aretta.

Ia berhasil menemui ponselnya dilipatan sofa. Asya segera mencari nomor ponsel Aretta di kontaknya.

"Halo"

"....."

"Aretta tolong ke base camp, ada yang mau gue tanyain"

"...."

"Gue tunggu"

Asya mematikan panggilan telfonnya. Seluruh sahabatnya tengah memandang Asya dengan tatapan bertanya-tanya.

"Kenapa Sya?"

"Gue suruh Aretta kesini"

"Kak aku buatin minum ya" ucap Moza berinisiatif, ia langsung berjalan cepat menuju dapur.

Asya masih duduk dengan tenang. Otaknya sedang berpikir perihal Katradoz yang sudah kembali. Asya mengatahui jika geng motor tersebut amat membencinya. Asya pun tidak tahu apa alasan mereka telah membencinya, padahal yang Asya tau Bradiz dan Katradoz dulu sangat berteman baik. Namun ketika Bradiz diambil alih oleh Asya, semuanya berubah.

"Gue tanya sama Bang Arga aja kalik ya" gumam Asya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar. Key berdiri dari posisi duduknya untuk membukakan pintu Aretta. Karena ia yakin bahwa Aretta yang datang, lagipun tidak sembarangan orang bisa mengetahui lokasi mereka.

"Selamat malam semuanya" sapa Aretta sopan.

"Malam, langsung duduk aja Ta" perintah Anya. Aretta mengangguk kecil dan duduk berhadap-hadapan dengan inti Bradiz.

"Ada apa Sya?"

Asya mengubah cara duduknya. Wajah nya perlahan mulai serius, "Gue cuma mau tanya tentang Katradoz, karena dulu lu juga sempet jadi asisten pribadi Bang Arga,"

"Gue mau tanya, siapa ketua Katroz saat ini?" tanya Asya. Karena yang Asya tau ketua Katradoz yang dulu adalah Bang Dirga, sahabat dekat Arga sebelum lelaki itu dinyatakan meninggal dunia. Dan wakil Katradoz bernama Devan.

"Jangan bilang kalau ketua Katradoz itu Devan?" selidik Asya. Namun jawaban Aretta hanya menggelengkan kepala, "Bukan dia,"

Asya bungkam. Lantas jika bukan Devan siapa yang telah melukainya lima bulan yang lalu? jelas-jelas Asya melihat atribut Katradoz saat mereka sedang di serang, walaupun setelah itu Asya langsung terkapar pingsan ditengah jalan.

Bahkan Asya sempat terkejud ketika tahu bahwa orang yang telah menyeranngnya adalah anggota Katradoz. Ia sangat bingung, mengapa saat itu mereka malah menyerangnya, padahal Asya tidak melakukan kesalahan apapun.

"Kalau bukan Devan terus siapa?" serkas Ivana.

"Mungkin kalian bakal terkejut setelah mendengar ini, dari hasil yang gue tau Katradoz sudah memiliki ketua baru. Dan dia adalah perempuan," ucap Aretta penuh penekanan dikata terakhir.

Semua pasang mata terbelalak tidak percaya.

Perempuan?

Yang benar saja, Asya tak habis pikir.

"Lalu, mengapa lima bulan yang lalu Katardoz menyerang kita secara tiba-tiba? Bukankah Katradoz dan Bradiz dulu sempat berteman baik?" tanya Asya kembali serius.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓Where stories live. Discover now