5. Jail

26.2K 2.4K 61
                                    

"Selamat pagi mang Jamal" sapa Asya.

"Pagi neng gelis"

Dengan cepat Asya mulai merogoh isi tas di dalamnya, dan langsung memberikan bekal nasi yang sudah ia siapkan sejak pagi tadi untuk mang Jamal.

"Seperti biasa, Mang"

"Neng Asya jangan repot-repot atuh"

"Gapapa mang, biar mang Jamal semangat kerjanya. Kalau gitu Asya ke kelas dulu ya" pamit nya.

"Iya neng, makasih ya makanannya"

Asya dengan langkah biasa nya mulai memasuki koridor. Ternyata sudah hampir banyak siswa yang datang.

Teman-teman nya pun sudah lebih dulu menuju kelas karena Asya yang menyuruhnya. Ia hanya ingin menuju toilet, dengan alasan supaya tidak membuat para sahabatnya menunggu terlalu lama. Tapi ada saja pemandangan yang sangat membuat Asya kesal setengah pitan.

"Cepet bersihin sepatu gue!"

"Udah miskin, songong lagi"

"Bersihin sepatu gue yang bener!"

"I-iya Kak"

Asya mulai berjalan mendekati segerombolan siswa yang tengah berkumpul di tengah-tengah koridor. Mendekati orang yang telah membuat nya jengah. Saat ia mulai mendekat ternyata wanita yang mampu membuat nya kesal adalah wanita yang sama, wanita yang telah menubruk nya dengan sengaja hari lalu.

"Bangun" tegas Asya.

Asya tau jika orang yang sedang di rendahkan saat ini adalah Adik kelas nyam Dengan gesit gadis itu langsung berdiri dan berlindung di belakang tubuh Asya.

"Wah wah wah, kayak nya ada pahlawan kepagian nih"

"Kesiangan, Ndra" ucap teman wanita itu membenarkan.

"Udah tau!" bentaknya.

"Mau jadi pahlawan, hm?" Tanya nya dengan nada sombong.

"Lu sendiri, ke sini mau sekolah atau mau jual diri?" Tanya Asya tak mau kalah.

"Jaga omongan lu!"

Asya tertawa renyah, "Kenapa? Gak suka? masa iya gue harus jaga ucapan di depan orang yang nggak punya perasaan sih,"

"Kurang ajar lu ya!" Wanita itu hampir saja mendaratkan satu tamparan di pipi Asya. Tetapi nampaknya ia kalah cepat dengan pergerakan tangan Asya. Dengan sigap Asya langsung menahan tangan itu, lalu ia putar cukup keras ke belakang.

"Akhhhh"

"Lepasin tangan gue!"

"Sialan, lepasin tangan gue bitch!"

Banyak pasang mata yang tengah memperhatikan mereka. Mungkin jika teman-temannya melihat, wanita ini sudah berada dalam ancaman besar. Karena penasaran, Asya sedikit melirik tag nama wanita itu.

Andra Putri Deandra.

"Jangan sentuh pipi gue, pipi gue nggak sebanding sama tangan murahan lu itu!" Asya melepas cengkraman nya dari tangan Andra, dan sedikit mendorong tubuh itu untuk menjauh dari nya.

"Ayo, aku hantar" Asya langsung menarik tangan mungil Adik kelas nya itu untuk ia bawa menjauh dari wilayah koridor.

"Liat pembalasan gue!"

"DASAR CEWEK SIALAN!" jerit Andra. Teriakan gadis itu masih bisa terdengar oleh Asya. Namun ia memilih untuk mengacuhkannya.

******

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora