86

9.1K 1K 5
                                    

Asya sudah mengganti pakaian olahraganya dengan seragam batik. Kini ia tengah berjalan mengelilingi bangunan sekolahannya. Asya memandanginya satu persatu, ia pasti akan rindu dengan sekolah ini. Tempat ini adalah saksi pertemuannya dengan anggota Bradiz dan Kelvin.

Bahkan saat Asya melihat gerbang sekolahannya dirinya merasa sedih. Tempat itu, tempat dimana semua cerita Asya dimulai. Ya, tempat ia bertemu dengan Kelvin. Walaupun bertemuan itu bukanlah yang pertama, namun dari situ perasaan Asya mulai terbuka.

Saat Asya ingin beranjak pergi untuk melanjutkan langkahnya, mata gadis itu terkunci ketika melihat ruangan musik. Ia seperti sedang di tarik oleh ruangan itu. Karena merasa penasaran akhirnya Asya memilih untuk masuk kedalamnya.

Asya membuka pintu ruangan itu dengan sangat hati-hati, tapi ternyata ruangan ini tidak terkunci sama sekali. Akhirnya gadis itu memilih untuk menerobos masuk. Asya menatap isi ruangan ini takjub. Matanya berbinar, ia mengulas senyuman manisnya.

Asya mulai mengamati setiap alat musik yang sudah tertata rapi di tempatnya masing-masing. Gadis itu terus menyapu pandangannya, dan menemukan sebuah alat musik yang sedang ia cari-cari. Iya, sebuah gitar.

Ia segera mengambil alat musik itu. Asya memilih duduk disalah satu kursi kosong yang terdapat diantara piano dan tempat angklung. Asya membawa gitar itu ke pangkunya. Untung saja ia pernah mempelajari bagaimana caranya bermain gitar dengan Asih. Jadi ia bisa memainkan alat musik ini dengan sangat lihai.

"Asya mau nyanyi satu lagu,"

"Lagu ini Asya persembahkan untuk seseorang yang selalu membuat gue terasa nyaman dan bahagia. Tapi, untuk kali ini gue harus menjauh dari dia, bukan karena keinginan melainkan keharusan"

"Kelvin, ini lagu buat lu" lanjutnya. Asya tertawa kecil saat mengatakan kalimat pujian itu. Perlahan, jari jemari Asya mulai memetik senar gitar itu sesuai dengan chord nya.

Secret love song - little mix

I don't wanna live love this away
I don't wanna hide us away
I wonder if it ever will change
I'm living for that day,
Someday

When you hold me in the street?
And you kiss me on the dancefloor?
I wish that we could be like that
Why can't we be like that?
Cause I'm yours, I'm yours.....

Tanpa Asya sadari ternyata sebuah cairan bening berhasil melintas di kedua pipinya secara bersamaan. Asya tetap melanjutkan nyanyiannya hingga tak sadar bahwa Kelvin tengah menatapnya pilu.

Why can't you hold me in the street?
Why can't I kiss you on the dancefloor?
I wish that it could be like that
Why can't it be like that?
Cause I'm yours

Why can't I say that I'm in love?
I wanna shout it from the rooftops
I wish that it could be like that
Why can't we be like that?
Cause I'm yours

Why can't we be like that?
Wish we could be like that..

"Selesai..." ucap Asya saat petikan senar itu berhenti. Asya kembali mengulas senyumannya lantaran senang karena bisa menyelesaikan lagu itu dengan sempurna.

"Lagu nya ngadung bawang nih" gerutu Asya. Ia segara menyeka air matanya yang ingin jatuh.

"You are mine" sahut Kelvin. Asya mematung saat mendengar suara bariton itu. Spontan ia menatap Kelvin yang sedang perbijak di ambang pintu ruangan musik. Apakah sejak tadi Kelvin mendengarkan semua ucapannya? Sial, mengapa akhir-akhir ini Asya sangat ceroboh.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓Where stories live. Discover now