40. Hilang

340 62 8
                                    

"Hilang, Untuk Healing"
-san


" A House is sold
You Can Call the Number 15699805"

"ap-a ini?"

Aku kaget setelah melihat sebuah Tulisan berada di pagar rumahnya.

Tidak jauh beda dari Indonesia, orang Eropa jika menjual rumahnya akan dipasang sebuah tulisan di pagar rumahnya.

"dia menjual rumahnya?"

Aku yakin, sandy tidak melakukan itu. Aku tau bagaimana sandy. Ia saja tak mau meminta, apalagi melakukan hal bodoh dengan menjual aset materi yang paling berharganya.

"apa mungkin, ayah nya kembali setelah sekian lama, dan datang datang langsung menjual rumah yang sama sekali tidak ia urus itu?"

Dengan cepat, aku mengambil foto MMT itu. Agar aku bisa menghubungi nomor itu jika sudah sampai di rumah.

Pikiran ku bercampur aduk. Jika ia mau pindah dengan ayahnya, kenapa ia tidak menghubungi ku? Dia langsung menghilang begitu saja entah mengapa. Jika begini, ke risauan ku padanya makin bertambah.

Apa ia menganggapku orang asing? Atau dia memang benar benar ingin menjauh dari hidupku? Baiklah, kalo itu yang ia inginkan.

***

dua buah tas belanjaan telah aku tenteng ditanganku. Sekarang, aku tinggal melangkah untuk balik kerumahku.

Sunyi menghambur begitu saja. Risau, cemas apalagi yang mau dunia ini kasih ke aku? Menghilangkan semua orang yang aku sayang?

Aku hanya ingin, bertahan dengan semua orang yang aku cintai sampai aku mati. Tapi semua itu butuh perjuangan yang sama sekali tidak main main.

Berdiri, ditempat ini, di detik ini, aku berada disini hanya untuk dia. Tetapi, ia sudah hilang disaat aku benar benar merisaukannya. Tanpa memberi kabar, dan Waktu menghantarkan ku kepada kabar buruk, aku hanya bisa menerima itu.

Apalagi, yang mau aku cari di dunia ini? Saat kesenanganku, kebahagiaan ku, sudah ada didepan mataku, mereka menghilang tanpa jejak.

Bukan dunia yang kejam. Tapi mungkin aku yang terlalu bodoh akan dunia. Semua itu Sementara. Tapi aku selalu mengejar apa yang aku mau. Tidak semua waktu bisa memberikanku kebahagian. Tidak semua waktu pula, memberikanku kesedihan.

Menerima. Itu jalannya. Terkadang, memikirkan diri sendiri itu penting di dalam sebuah situasi. Untuk healing pikiran, dan hati.

***

"assalamualaikum.."

"waalaikumsalam eh, anak gantengnya bunda udah pulang ternyata. Ada kan ikan sama ayamnya?"

Aku mengangguk sebagai jawaban.

"kamu kenapa? Kok galau gitu? Sakit?"

"ngga bun, rey cuma kecapean doang. Habis jalan jalan"

"ohh, yaudah cepet mandi, ganti baju, makan, habis itu tidur. yaa?"

Sendu untuk Sandy (END)Where stories live. Discover now