11. Demam

816 79 2
                                    

Hari ini gue ada janjian sama Sandy untuk latihan nyanyi. Tetapi, dilain sisi gue berencana untuk ngajak dia nonton Bioskop. Mungkin, hari ini kurang tepat untuk gue ber senang senang dulu. Lebih baik, gue mikirin Event dulu baru nge date dengan nya.

Embun pagi menyejukan kamar gue. Yah, tepat pukul 04.00 gue terbangun dari alam mimpi. Pagi itu gue harus cepet cepet ke sekolah untuk mempersiapkan Tempat untuk Event nantinya. Gue, Ica dan Aca terpilih untuk memboking tempat untuk Event yang akan datang.

"Icaa, Acaa! Bangun lu berduaa! Jam 5, kita liat tempatnya, oke ngga. Kalo ngga oke kita pilih yang lain!"

Icaa dan Acaa hanya mengangguk sembari menguap. Gue tau, mereka pasti ngantuk berat. Tetapi, Amanah ini harus kita bertiga yang jalanin.

"yodah, gue pake kamar mandi atas, lo berdua pake kamar mandi bawah. Buruan!"

"iyee iyee mak Erot! Gue ngantukk nihh!"

"ngantuk ngantuk, lo pikir gue ngga ngantuk? Sama woe! Tapi kan emang tugas ini harus kita yang jalanin. So, cepetan, kalian mandi sono!!"

Icaa berjalan sembari memejamkan matanya. Sesekali ia menengok lantai agar tak salah arah untuk ke toilet.

***

Jam ter arahkan pada pukul 04.26
Kita bertiga telah beberes diri dan juga membereskan rumah yang cukup besar ini. Sehingga, tenaga gue cukup terkuras. Bibi tengah menyiapkan sarapan untuk gue, Ica dan juga Aca. Tak lupa dengan gelang Couple yang gue beli kemarin. Selama ini, gue belum lepas gelang itu. Kemana mana pasti ter pampang di pergelangan tangan gue.

Sarapan telah teredia. Gue, Ica dan Aca bergegas untuk menghabiskan sarapan yang di buatkan bibi. Bibi membawakan Jus Alpukat untuk kita bertiga. Tanpa Gue sadari, jam berpindah begitu cepat sampai detik ini mengarah pada pukul 04.41. Hari ini, gue ingin menggunakan motor bersama kedua sahabat gue. Mereka membawa motor mengikuti langkah ban motor gue melaju. Tempat itu lumayan jauh dari Rumah gue maupun sekolah. Pemandangan nya bagus. Tampak ada bukit yang menjulang disana. Pada jam 05.12, gue, Icaa dan Aca fiks untuk memilih tempat itu. Selain pemandangannya, arah matahari saat pagi mengarah pada tempat yang akan dipakai Event tersebut. Gue tak menghilangkan momen gue untuk disana. Berfoto, dan memfoto adalah hobi gue. Hobi yang dimana hanya kedua sahabat gue yang menjadi model foto gue.

Gue menuju sekolah pada pukul 05.33.
Gue dan dua sahabat gue sampai di sekolah pukul 05.56
Gue langsung bergegas untuk mengumpulkan data yang akan di serahkan pada Kepala sekolah. Ngantuk itu terasa saat gue mau masuk ke dalam Kelas. Entah kenapa mata gue tiba - tiba berat. Gue langsung menidurkan kepala gue di meja.

"eh, gue mau bentar aja. Sampe nanti kalo Sandy dateng, lu berdua bangunin Gue!"

"Lu aja yang tidur, gue jagain sampe nanti Sandy dateng"

"hmm"

Gue langsung terlelap dengan landasan jaket gue. Kata Ica, Sandy sempat bertanya padanya. Menanyakan gue yang terbaring tidur. Sampai kata Ica, Sandy selalu memperhatikan gue saat terlelap. Gue bingung, ternyata gue kalo ngga sadar Sandy bisa se khawatir itu ke gue.

Seseorang membangunkan gue. Gue kira, itu Ica. Ternyata Sandy.

Sandy membangunkan gue dengan cara menampol tangan gue. Biasanya, Sandy tak pernah membangunkan gue dengan menampol. Yaa gue kira itu ulah Ica.

"apaan sii caa! Gue mau tidur duluu. Ntarr duluu! Sandy kan juga belum dateng. Udah diem lu!"

Ia terus mencoba memukuli tangan gue. Gue tetap bersikukuh untuk tidak meladeni nya. Tetapi, ketiga kalinya ia menampol gue sangat keras, gue langsung meraih tangannya dan berdiri.

Sendu untuk Sandy (END)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα