61

10.4K 1.1K 92
                                    

Asya masih berada diatas motor Nathan. Gadis itu sejak tadi hanya diam tanpa bersuara, saat ini ia sedang tidak ingin diajak bicara. Moodnya masih memburuk.

"Maafin gue ya Sya" ucap Nathan tiba-tiba. Pria itu membawa motor miliknya dengan kecepatan standar.

"Udah gue maafin"

"Maaf Sya, gue gak becus jagain lu"

"Iya"

"Pasti lu udah tahu tentang Alena," imbuh Nathan. Gadis itu kembali diam, perlahan ia mengeratkan genggamannya pada jaket Nathan. Sampai saat ini ia masih tidak percaya dengan Adiknya, mengapa gadis itu bisa seperti itu? Entahlah Asya pun masih tidak menyangka.

Nathan tiba-tiba menghentikan motornya disebuah cafe es krim. Tempat ini cukup besar, banyak jenis es krim yang mereka jual. Bahkan saat Asya menatapnya ia seakan ingin membeli semua rasa itu.

"Gue tahu lu pengen es krim," ucapan Nathan langsung mengubah raut wajah Asya. Gadis itu langsung masuk kedalam cafe dengan berlari kecil, untung saja tempat ini tidak terlalu ramai, jadi Asya tidak perlu mengantri.

"Kak, es krim cone nya dua ya, rasa coklat sama matcha" pesan Asya. Penjual itu hanya mengangguk disertai senyuman simpul. Asya terus mengamati wanita itu yang tengah sibuk membuat pesanannya. Gadis itu sedikit berpikir, ternyata Nathan masih ingat dengan kebiasaannya.

"Ini Kak, pesanannya sudah jadi. Semua nya jadi 50 ribu," penjual itu memberikan pesanan Asya sangat sopan. Asya segera melirik Nathan yang berada disebelahnya, "Mana duitnya?"

"Lah, gue cuma mau nganterin lu beli es krim doang, yang bilang gue mau beliin lu es krim siapa?" tanya Nathan heran. Namun dibalik wajah bingungnya pria itu tengah tersenyum jail. Nathan hanya ingin melihat Asya kesal, karena jika gadis itu kesal raut wajahnya sangat menggemaskan.

"Dih, kok gitu sih?!"

"Yaudah, ini Kak uangnya" Asya segera memberi selembar uang kertas berwarna biru kepada penjual itu. Kini ia dan Nathan sedang memilih bangku kosong, tak butuh waktu lama mereka langsung menemukan kursi kosong di bagian outdoor.

"Mana Sya es krim gue"

"Lah, yang bilang gue beliin lu siapa? Orang ini buat gue semua" balas Asya. Ia tersenyum licik kearah Nathan. Sedangkan wajah pria itu berubah masam, sial ia terkena balasannya.

"Becanda. Nih, es krim rasa matcha buat lu" Asya mengulurkan tangannya, pria dihadapannya langsung tersenyum sumringah saat menerima pemberian Asya.

Mereka tengah asik menyantap es krim itu dengan sangat lahap. Seperti biasa, es krim milik Asya lah yang lebih dulu habis, karena memang Asya sangat menyukainya.

"Makasih ya Nat" ucap Asya dengan tersenyum tipis, ia mengulurkan kedua tangannya diatas paha sembari bernyanyi kecil.

"Lu manggil gue apa tadi?"

Asya menoleh, "Nathan"

"Jojo bukan Nathan!"

"Nama lu kan Jonathan, gimana sih!"

"Ishhhh, gue mau nya dipanggil Jojo!" dumel Nathan tidak suka. Pria itu merubah raut wajahnya menjadi kesal, bibirnya juga sengaja ia kerucutkan.

"Nathan Nathan Nathan" ucap Asya berulang kali dan tertawa keras disebelah Nathan. Sifat manja Nathan ternyata masih ada, namun bagi Asya itu sangat konyol.

"Wah, ngajak berantem" Natha segera menghabiskan es krim ditanganya. Setelah itu ia segara bangkit dari kursinya untuk menggendong Asya dengan gaya bridal style.

Asya melebarkan matanya tidak percaya, lelaki ini sudah gila. Bahkan mereka menjadi pusat pertontonan disana. Asya terus memberontak, namun Nathan tetap melangkah maju menuju motornya, "Jojo lepasin gue!"

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang