60

10.9K 1.1K 80
                                    

Asya terus mangaduk makanannya tanpa berniat untuk memakan makanan itu. Matanya sudah sembab, bahkan ia tidak mengikuti jam pelajaran pertama sampai istirahat.

Seluruh teman-temannya menatap Asya iba, gadis yang biasanya ceria kini tengah bersedih. Bahkan rasa sedihnya kian bertambah ketika melihat Kelvin dan Alena yang tengah makan bersama disalah satu meja kantin.

Tanpa Asya minta, satu tetes air matanya kembali lolos saat melihat pemandangan itu. Pemandangan yang sangat membuat hati Asya sakit. Ia segera menghapus paksa air matanya, memaksakan senyumannya dihadapan semua orang. "Jangan ngeliatin gue terus, makan sono."

Asya mengangkat mangkok bakso pesanannya untuk di kembalikan, namun di pertengahan jalan Alena sengaja mengsejejerkan langkahnya dengan Asya, "Mau lihat sesuatu yang menarik?"

Asya melirik Alena tajam, apa yang tengah dikatakan oleh gadis itu? Asya sangat tidak paham.

Dengan sengaja Alena menyenggol tubuh Asya agar kuah makanan gadis itu mengenai dirinya sendiri, "Panas... Kak Asya tangan Alena panas..."

"Kakak kenapa sih jahat banget sama Alena?"

"Alena salah apa sama Kakak?"

"B-bukan gue." ucap Asya gugup. Mengapa Alena semakin lama semakin suka mengfitnahnya? Asya menatap raut wajah Kelvin yang mulai marah, gadis itu menggelengkan kepalanya dihadapan Kelvin untuk memberi isyarat bahwa bukan dirinya yang melakukan itu.

"Asya!" Pria itu sedikit mendorong tubuh Asya. Kelvin mencoba untuk membantu Alena yang sempat terjatuh, "Kamu gapapa?"

"Nggak ada yang sakit kan?"

"Tangan aku sakit, Kak..." Alena terus merintih. Sesekali ia tersenyum miring menatap wajah Kakaknya yang sedikit ketakutan, Kelvin kembali menatap Asya  tajam dengan perasaan tak suka.

"Kenapa sih lu sekarang? Lu nggak suka kalau gue punya pacar, hah?! Lu ngerasa tersaingi sama Adik lu sendiri? Dia Adik lu, Sya!"

"Tapi bukan gue yang ngelakuin!"

Aland yang sejak tadi menonton pertikaian itu mulai muak. Ia segara bangkit dari bangku kantin untuk menghajar Kelvin. Pria itu harus diberi pelajaran supaya dirinya cepat sadar.

Bugh

Satu tinjuan berhasil mengenai rahang Kelvin. Pria itu mencoba mengangkat tubuh Kelvin yang sempat tersungkur, ia segara mencengkram kerah seragam Kelvin dengan deburan nafas yang tak beraturan. "Lihat gue!"

"LIHAT GUE!!"

"Gue lama-lama muak sama lu, gue juga jijik sama pacar lu yang kebanyakan drama. Lu sadar nggak sih? Kalau yang lu belain itu kayak setan?!"

"Yang selalu ke kelas lu pagi-pagi itu Asya!"

"Dia yang selalu ngaterin makanan itu buat lu!" Ucap Aland dengan tatapan seramnya. Mereka kembali menjadi pusat perhatian, karena bagi para murid SMA Cakra Birawa pemandangan ini sangat jarang terlihat. Aland dan Kelvin tidak pernah bertengkar sekali pun, karena yang mereka tau kedua pria itu bersahabat.

"Land, gue ini sahabat lu!"

"Kenapa lu malah belain dia?! Lu kerjasama sama dia? Atau jangan-jangan, dia mainan baru lu setiap malam?" Kelvin terkekeh dihadapan Aland.

"JAGA UCAPAN LU, VIN!"

BUGH

Kelvin terjatuh, hingga sebuah darah berhasil lolos dari ujung bibirnya. Aland kembali memukulinya, ia sangat benci dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut Kelvin. Seakan-akan mulutnya itu tidak pernah disekolahkan.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓Where stories live. Discover now