31. Di interogasi

10.3K 1.7K 116
                                    

Mendengar kabar istrinya hampir mati tenggelam, Pangeran Wu Tianzhi langsung berlari ke tempat yang dikatakan dayang dengan perasaan yang sangat kacau

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Mendengar kabar istrinya hampir mati tenggelam, Pangeran Wu Tianzhi langsung berlari ke tempat yang dikatakan dayang dengan perasaan yang sangat kacau.

Di dalam hati ia terus berdoa supaya Mayleen dan calon anaknya tidak kenapa-napa namun dilain sisi ia juga kesal dengan istrinya itu karena tidak mendengarkan larangannya untuk tidak keluar dari kediaman.

Ia terus berlari menuju tempat tabib. Wajahnya terlihat sangat gusar sehingga menimbulkan tanda tanda besar bagi siapa pun yang melihatnya.

Setibanya di tempat tujuan, ia melihat Mayleen sudah bercanda ria bersama Yueyin. Helaan nafas lega keluar dari mulutnya melihat hal tersebut. Lantas bergegas mendekati Mayleen dan membawa tubuh sang istri ke dalam dekapannya.

Mayleen yang dipeluk secara tiba-tiba tentu saja tersentak kaget. Tidak menyangka dirinya akan diserang dengan pelukan mendadak dari Pangeran Wu Tianzhi.

Tabib yang tadinya memeriksa Mayleen berdehem kencang, seolah mengingatkan ke Pangeran Wu Tianzhi bahwa pangeran itu masih berada di tempatnya dan tidak memamerkan kemesraan lainnya yang dapat membuat jiwa jomblonya meronta-ronta.

Pangeran Wu Tianzhi melepaskan pelukannya dan menatap Mayleen tajam. "Ceritakan padaku sekarang!" Ujarnya penuh penekanan.

Mayleen meringis melihat tatapan datar Pangeran Wu Tianzhi. Dari tatapan saja, Mayleen sudah tahu bahwa suami tampannya itu sedang kesal padanya.

"Cerita!" Tegas Pangeran Wu Tianzhi tapi tidak sampai membentak karena tidak ingin menyakiti hati wanita nan dicintainya meskipun ia sangat kesal sekarang.

Mayleen menghela nafas. "Tadi, aku keluar dari kediaman karena merasa bosan ditinggal tidur olehmu. Lalu, di perjalanan aku bertemu dengan Kak Chi Chi. Kak Chi Chi mengajakku untuk melihat kolam teratai dan aku mengiyakan saja karena merasa penasaran. Kami pergi ke sana dan benar saja, di sana sangat indah seperti yang diceritakan Kak Chi Chi tapi saat sedang menikmati pemandangan itu, aku tidak sengaja menginjak pakaianku sendiri sehingga tercebur ke dalam kolam. Begitu lah." Jelasnya panjang lebar.

"Chi Chi tidak menolongmu?!"

Bertepatan dengan itu, muncullah Chi Chi. Wajah perempuan itu terlihat cemas dan gelisah.

"Aku butuh penjelasan mu!" Tekan Pangeran Wu Tianzhi ke Chi Chi.

"Jang--"

"Biarkan dia menjelaskannya padaku." Pangeran Wu Tianzhi memotong cepat ucapan Mayleen sehingga membuat wanita cantik itu terdiam.

Chi Chi memasang wajah sedihnya. "Aku bukannya tidak berniat menolong Mayleen, pangeran. Aku pergi meninggalkan Mayleen untuk mencari pertolongan."

"Heh! Bukan kah kau bisa berenang?!" Tanya Pangeran Wu Tianzhi dingin.

Seketika Chi Chi terdiam.

"Iya. Bukan kah Putri Mahkota Chi Chi bisa berenang?"

"Jangan-jangan dia memang berniat membiarkan Tuan Putri Mayleen di dalam kolam agar Tuan Putri Mayleen meninggal?"

"Ya, pasti itu."

"Tidak ku sangka Putri Mahkota kita sangat licik."

Chi Chi mengepalkan tangannya kesal mendengar bisikan para dayang yang dapat terdengar ke telinganya.

"Jangan menyalahkan Kak Chi Chi, Tian. Ini semua salahku yang tidak berhati-hati." Lerai Mayleen.

"Bagaimana aku tidak menyalahkannya?! Dia bisa berenang tapi tidak menolongmu sama sekali! Tindakan abainya bisa membuat nyawamu melayang, Mayleen!" Tekan Pangeran Wu Tianzhi.

Mayleen memasang wajah memelas andalannya. "Jangan berburuk sangka ke Kak Chi Chi. Mungkin saja Kak Chi Chi tidak bisa berenang karena kakinya cidera." Belanya.

"Ya, kakiku memang sedang mengalami cidera karena tidak sengaja terjatuh di tangga beberapa hari yang lalu, pangeran." Imbuh Chi Chi.

"Tabib! Periksa kaki Chi Chi sekarang juga!" Titah Pangeran Wu Tianzhi sehingga membuat Chi Chi melotot kaget.

"Baik, pangeran." Tabib menunduk hormat ke Chi Chi dan menyuruh perempuan itu untuk duduk.

Chi Chi semakin panik. Takut kebohongannya dibongkar oleh tabib di hadapan semua orang.

"Duduklah di sini, yang mulia." Ulang tabib sekali lagi.

"Ckck! Jangan-jangan kakimu tidak cidera sama sekali? Makanya diam di tempat seperti orang ketakutan." Ledek Pangeran Wu Chyou.

"Jangan-jangan kau iri dengan Lilin ku ya? Makanya tidak menolong Lilin saat terjatuh ke dalam kolam. Huh, untung saja aku lewat di sana dan menyelamatkannya, kalau aku tidak lewat di sana, maka Lilin tidak akan selamat sehingga tidak bisa menikmati ketampanan ku di lain hari."

Semua orang sontak memutar bola mata malas mendengar perkataan terakhir Pangeran Wu Chyou. Terlalu percaya diri, desis mereka di dalam hati.

"Jangan berprasangka buruk padaku, Pangeran Wu Chyou. Aku tidak pernah merasa iri dengan Mayleen dan aku juga tidak pernah berniat untuk mencelakai Mayleen. Saat ini, kakiku memang mengalami cidera. Bukan kah aku hanya akan menambah beban untuk kerajaan jika saja aku ikut mencebur ke dalam kolam? Bukan kah lebih baik mencari pertolongan daripada melakukan hal konyol itu?" Bantah Chi Chi tegas.

"Sudah-sudah. Jangan berdebat lagi. Ini adalah salahku, tidak ada hubungannya dengan Kak Chi Chi." Lerai Mayleen sekali lagi.

"Aku ingin pulang. Aku lelah." Rengeknya manja ke Pangeran Wu Tianzhi sehingga membuat pangeran itu menghela nafas. Istirahat adalah hal yang paling dibutuhkan oleh Mayleen saat ini, pikirnya.

Bersambung...

3/6/21

My Possesive HusbandOù les histoires vivent. Découvrez maintenant