14. Terlalu Berlebihan

14.1K 2.2K 60
                                    

Vote sebelum baca🌟

Tidur nyenyak Mayleen perlahan terusik karena sentuhan lembut di pipinya. Terasa begitu menggelitik.

Kelopak matanya mengerjap pelan, menampilkan netra indah yang sangat mempesona.

Pangeran Wu Tianzhi bahkan sampai menahan nafas melihat betapa cantiknya mata Mayleen. Ia terpaku dan seolah terseret ke dalam mata cantik itu.

Mayleen mengerutkan kening heran melihat wajah melongo suami tampannya.

Tangannya terangkat, mencubit pipi Pangeran Wu Tianzhi kuat. "Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Suami tampannya itu tersentak kaget merasakan cubitan kuat tersebut. "Kau sangat cantik, istriku." Jawabnya refleks.

Senyuman geli menghiasi bibir mungil Mayleen. Tingkah suaminya sangat lah menggemaskan. Ya, ini lah yang selalu diterimanya semenjak Pangeran Wu Tianzhi menyatakan perasaan padanya. Harinya terasa lebih berwarna karena tingkah menggemaskan dan manis suaminya.

"Aku memang sangat cantik tapi jangan menatapku seperti hendak menerkam mangsa juga kali." Kekeh Mayleen pelan.

Tiba-tiba bibir Pangeran Wu Tianzhi cemberut. Menghadirkan tanda tanya di dalam diri Mayleen. "Kenapa?"

"Aku memang ingin menerkam mu tapi tidak bisa karena kau masih terluka, istriku."

Jawaban Pangeran Wu Tianzhi mampu membuat tawa Mayleen pecah.

"Dasar suami mesum. Ini masih pagi dan kemesuman mu sudah kumat." Ledek Mayleen sembari mencubit sekilas hidung mancung Pangeran Wu Tianzhi.

"Dan sentuhan mu semakin membuatku ingin melahap mu habis-habisan." Imbuh Pangeran Wu Tianzhi yang mendapat delikan sinis dari Mayleen.

"Dasar makhluk mesum." Ujarnya seraya menjauh.

Pangeran Wu Tianzhi terkekeh geli melihat ekspresi Mayleen. Ia segera duduk, masih dengan menatap intens istri cantiknya.

Tatapan Mayleen pun juga tertuju pada Pangeran Wu Tianzhi atau lebih tepatnya pada tubuh sempurna pria itu. Dada bidang dan roti sobek kesukaannya terpampang begitu jelas dan itu adalah tontonan menarik di pagi hari bagi Mayleen.

Tak lama setelah itu, akhirnya Pangeran Wu Tianzhi menyadari arah tatapan Mayleen.

Ia terkekeh lalu menggeleng-gelengkan kepala gemas. Istrinya itu memang sangat menyukai dada bidang dan perut sixpacknya. Kadang sebelum tidur saja Mayleen akan mengusap-ngusap perutnya.

"Menikmati pemandangan, huh?"

Mayleen mendongak, menatap wajah Pangeran Wu Tianzhi polos, dan mengangguk penuh semangat seperti anak kecil. "Ya!!" Jawabnya sangat antusias.

"Ingin menyentuhnya langsung?" Goda Pangeran Wu Tianzhi sambil menaik turunkan alisnya.

Lagi-lagi Mayleen mengangguk antusias.

Pangeran Wu Tianzhi berdecak heran. Istrinya itu tidak ada malu-malunya sama sekali!

"Tian, hari ini jangan kemana-mana ya! Kau harus menemaniku seharian ini!"

Ucapan tiba-tiba Mayleen membuat Pangeran Wu Tianzhi tersenyum lembut. "Baiklah, istriku. Aku akan selalu berada di sisimu hari ini."

"Hm, sekarang aku ingin mandi. Tolong bantu aku mandi."

"Tentu saja." Sahut Pangeran Wu Tianzhi antusias.

Mayleen sampai mendelik sinis melihat keantusiasan tersebut. "Cuma mandi ya! Tidak ada kegiatan aneh lainnya!" Tegasnya.

"Padahal aku memang hanya berniat untuk membantumu mandi tapi otakmu malah berpikiran lain. Jangan-jangan sebenarnya kau yang ingin melakukan hal itu?"

Godaan Pangeran Wu Tianzhi membuat Mayleen mendengkus kesal. "Aku hanya mengantisipasi sikap mesum mu."

"Aku mesum masih melihat situasi dan kondisi, istriku. Tidak mungkin aku melakukan hal itu padamu di saat kau sedang terluka."

"Ya, kan siapa tau. Biasanya kau juga selalu nyosor padaku, dimana pun dan kapan pun." Sinis Mayleen sehingga membuat Pangeran Wu Tianzhi menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ucapan Mayleen memang benar adanya.

Mayleen berusaha untuk duduk, kemudian meringis kesakitan. Membuat Pangeran Wu Tianzhi panik. "Jangan paksakan untuk bergerak, istriku. Nanti lukamu semakin sakit."

"Iya, iya. Sekarang bantu aku mandi."

"Baiklah."

Pangeran Wu Tianzhi menggendong tubuh Mayleen dengan hati-hati dan berjalan menuju tempat pemandian.

Di sana ia menurunkan Mayleen dengan hati-hati.

Pangeran Wu Tianzhi membuka pakaian dan perban di lengan Mayleen.

Wajahnya tampak meringis melihat luka di lengan Mayleen.

"Ini pasti sangat sakit." Gumamnya sedih akibat membayangkan sakit yang dirasakan Mayleen.

Sementara itu, Mayleen berusaha menahan tawa melihat wajah tersiksa Pangeran Wu Tianzhi.

Astaga, tingkah suaminya benar-benar sangat menghibur di pagi hari.

Bersambung...

My Possesive HusbandWhere stories live. Discover now