29. Bagaikan Teman Baik

9.6K 1.6K 52
                                    

Mayleen dan Chi Chi duduk di sebuah gazebo dengan beberapa makanan ringan yang disuguhkan para dayang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mayleen dan Chi Chi duduk di sebuah gazebo dengan beberapa makanan ringan yang disuguhkan para dayang.

Mereka bersantai di sana bagaikan teman baik. Bercerita tentang kehidupan satu sama lain. Seolah mereka teman baik yang telah mengenal sejak lama. Padahal jika dilihat dengan mata batin, jelas terlihat aura permusuhan di antara mereka.

Memang, mereka adalah ratu drama terbaik. Tetap bersikap santai meskipun sedang bersama musuh.

"Jadi, kau dan Kak Zhuting bertemu di pasar? Sesederhana itu kah kisah cinta kalian?" Sahut Mayleen. Seperti sangat tertarik untuk mengetahui kisah cinta seorang Chi Chi. Padahal aslinya tidak tertarik sama sekali.

"Iya. Cinta kami memang se sederhana itu, Mayleen."

"Lalu, kenapa Kak Zhuting mengambil selir kalau dia mencintai kakak?" Tanya Mayleen dengan wajah sok polosnya.

"Maklum saja, dia seorang pangeran mahkota yang akan menggantikan jabatan kaisar suatu hari nanti. Dia butuh banyak dukungan dari orang lain."

"Apakah kakak tidak cemburu melihat suami kakak punya istri lain? Kalau aku nih ya, kak. Sudah pasti akan cemburu karena aku tidak suka berbagi. Lebih baik aku hidup menjanda selamanya dibandingkan berbagi suami dengan wanita lain."

Chi Chi mengendikkan bahunya seraya memainkan cangkirnya. "Aku tidak cemburu sama sekali karena tahu cintanya hanya untukku."

Mayleen berdecak di dalam hati.

Baginya, cinta itu harus utuh dan bulat. Tidak boleh dibagi-bagi dengan orang lain, apa pun alasannya.

Kalau sampai Pangeran Wu Tianzhi ingin mengambil selir nantinya, maka dia akan menceraikan pangeran tersebut detik itu juga. Yah, begitu lah dia. Tidak suka berbagi cinta Pangeran Wu Tianzhi pada siapa pun!

Kecuali kalau cinta Pangeran Wu Tianzhi terbagi untuk anak mereka kelak. Itu baru Mayleen rela.

Dan baginya pribadi, seorang pria yang mencintai wanitanya tidak akan menjadikan wanita lain sebagai istrinya, apa pun alasannya.

"Oh ya, aku punya hadiah untukmu."

Mayleen berusaha menahan memutar bola matanya mendengar perkataan Chi Chi yang diyakininya tersimpan rapi sebuah tipu muslihat di dalamnya.

Entah apa cara yang dilakukan wanita itu untuk mencelakainya kali ini. Tapi apa pun itu, dia sudah tidak sabar.

"Kakak baik sekali. Selalu memberikanku hadiah." Ujarnya manis.

Chi Chi tersenyum lembut. "Aku selalu memberikanmu hadiah sebagai bentuk perwujudan rasa tidak sabar ku menanti keponakan pertamaku lahir ke dunia."

'lahir dengan selamat atau tidak nih?' decaknya dalam hati.

"Aku sangat senang mendengar kakak ikut menunggu anakku lahir ke dunia, kak. Semoga kakak cepat menyusulku ya. Nanti aku juga akan memperlakukan kakak dengan sangat baik seperti kakak memperlakukanku saat ini," katanya semangat.

'iya, aku juga akan memperlakukanmu seperti kau memperlakukanku hari ini. Aku juga akan mengirimi mu hadiah setiap harinya supaya calon anakmu cepat mati haha' Sisi iblis Mayleen berbicara.

Perlakuan buruk seseorang harusnya jangan dibalas dengan keburukan juga tapi balas lah dengan kebaikan karena Tuhan adalah pemberi karma terbaik bagi setiap makhluknya.

Hanya saja, Mayleen bukan Makhluk yang taat pada sang pencipta.

Baginya keburukan dibalas dengan keburukan juga, begitu pun sebaliknya.

Harap jangan dicontoh sifat buruk Mayleen ini.

"Ini hadiah dariku. Aku tidak tahu apakah kau akan menyukainya atau tidak tapi itu hasil buatanku sendiri." Ringis Chi Chi.

Mayleen menerima hadiah tersebut dengan mata berbinar senang. "Sapu tangan ini sangat bagus. Kakak hebat. Pantas saja Kak Zhuting jatuh cinta ke kakak."

Chi Chi melambung tinggi mendengar pujiaan manis Mayleen dan di sisi lain ia juga senang karena bayi Mayleen akan celaka.

Di sapu tangan itu, sudah ia tuangkan racun khusus penggugur kandungan yang dibelinya secara diam-diam ke ahli racun.

Sementara, Mayleen yang tahu ada racun di sapu tangan itu tersenyum manis. "Aku ingin melihat teratai. Apakah kakak juga mau melihatnya denganku?"

"Tentu saja. Kebetulan aku tahu tempat terbaik untuk melihat bunga teratai."

"Kalau begitu, bawa aku ke sana, kak."

"Iya."

Gazebo mereka tinggalkan. Perjalanan dipandu oleh Chi Chi. Tidak membutuhkan waktu lama, mereka pun sampai di tempat tujuan.

Di sana bunga teratai sangat lah cantik. Berhasil membuat senyuman Mayleen mengembang. "Terima kasih telah membawaku ke sini, kak. Di sini sangat indah."

Chi Chi mengangguk.

Mayleen berjalan mendekati tepian kolam demi melihat bunga teratai lebih jelas lagi Sedangkan Chi Chi menunggu di tempatnya.

Di sana sangat lah sepi.

Tidak ada dayang yang berlalu lalang atau pun prajurit.

Hanya mereka berdua yang ada di sana meskipun sebenarnya itu bukan kolam dikhususkan untuk anggota kerajaan.

Chi Chi terus mengamati tubuh Mayleen dari belakang.

Ada rasa ingin mendorong tubuh Mayleen di dalam hatinya. Bahkan tangannya saja sampai gatal untuk mendorong Mayleen tapi ia tahan sebisa mungkin karena tidak ingin menghancurkan kepercayaan Mayleen.

"Arghhh!!"

Wanita cantik itu melotot kaget melihat Mayleen tercebur ke dalam kolam.

"Tolong! Aku tidak bisa berenang!!" Jeritan panik Mayleen semakin membuatnya melotot.

Namun, itu tidak bertahan lama. "Aku akan memanggilkan orang untuk menolongmu. Tunggu sebentar, Mayleen."

Wanita cantik itu tersenyum puas dan meninggalkan tempat tersebut tanpa berniat mencarikan pertolongan pada siapa pun.

Bersambung....

2/6/21

23.33

firza532

My Possesive HusbandWhere stories live. Discover now