26. Hanya Kamu

10.9K 1.7K 65
                                    

Setelah dibujuk cukup lama, akhirnya Mayleen mengubah keinginannya, dari ingin makan buaya goreng menjadi makan bakwan

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Setelah dibujuk cukup lama, akhirnya Mayleen mengubah keinginannya, dari ingin makan buaya goreng menjadi makan bakwan.

Hanya saja harus buatan Pangeran Wu Tianzhi secara langsung bukan buatan para dayang.

Tentu saja Pangeran Wu Tianzhi dibuat melongo heran sebab baru pertama kali mendengar nama makanan tersebut.

Namun apalah daya, daripada berburu buaya lebih baik dia membuat bakwan saja.

Mayleen sendiri lah yang menjadi gurunya dalam memasak. Mayleen lah yang menyebutkan semua bahan-bahan yang diperlukan dan dayang yang menyiapkan semuanya.

Setelah semua bahan selesai disiapkan dayang, para dayang meninggalkan dapur. Hanya Mayleen dan Pangeran Wu Tianzhi yang tersisa di sana.

Pangeran Wu Tianzhi terdiam sembari menatap semua bahan itu.

"Tunggu apalagi? Ayok cepat dibuat!" Titah Mayleen.

Pangeran Wu Tianzhi memasang wajah paling memelasnya. "Aku tidak tahu bagaimana cara membuatnya." Renggutnya.

Mayleen memutar bola mata malas. "Aku akan memberikan arahan dalam membuatnya."

"Baiklah."

"Oke, aku mulai ya."

Pangeran itu siap siaga, memasang telinga baik-baik untuk mendengarkan perkataan Mayleen.

"Pertama, Iris halus kol ini olehmu dan aku akan memotong wortel." Mayleen menyodorkan kol ke suaminya dan pria itu menerima patuh.

Mereka berdua bekerja sama dalam membuat bakwan itu dalam jangka waktu cukup lama.

Mereka benar-benar menikmati waktu memasak berdua mereka. Terkadang mereka saling bercanda dan saling menjahili.

Canda tawa memenuhi ruangan tersebut. Tawa yang bahkan terdengar sampai ke luar, membuat para dayang yang menunggu di depan sana ikut bahagia.

Kebahagiaan keduanya dapat mereka rasakan juga.

****

"Akhirnya selesai juga." Gumam Mayleen senang.

Pangeran Wu Tianzhi menyandarkan kepalanya di bahu Mayleen. "Ternyata memasak itu seru sekali." Kekehnya.

Mayleen terkikik geli dan mengusap kepala Pangeran Wu Tianzhi gemas. "Itu terasa seru karena kehadiranku." Ujarnya percaya diri.

"Ya. Ini semua terasa seru memang karena kehadiranmu." Balasnya tak menyangkal.

"Kalau begitu, Ayo keluar dan membersihkan diri. Keadaan kita sudah sangat mengkhawatirkan."

Pakaian mereka sudah kotor oleh tepung. Begitu pun wajah mereka. Maklum, mereka saling menjahili satu sama lain hingga seperti ini lah jadinya.

"Eh, jangan lupa bawa bakwannya ke dalam kamar."

Pangeran Wu Tianzhi menjauhkan kepalanya dari bahu Mayleen. "Dibawa semuanya atau sebagian saja?"

"Aku mau Lima buah saja. Kalau kau mau juga, bawa lah sebanyak yang kau inginkan."

"Baiklah."

Dan alhasil, bakwan itu dibawa semua oleh Pangeran Wu Tianzhi.

Melihat tatapan heran sang istri, pangeran itu menyengir canggung. "Aku suka bakwan ini." Kekehnya.

"Memangnya kau bisa menghabiskan semua itu?"

"Tentu saja bisa."

"Nanti perutmu kembung karena kebanyakan makan bakwan."

"Biarkan saja, yang terpenting aku puas makannya."

"Terserah lah." Mayleen mengendikkan bahunya tak peduli lalu meninggalkan Pangeran Wu Tianzhi yang kesusahan membawa semuanya.

Setiba di luar, Pangeran Wu Tianzhi menyuruh para dayang yang membawakan semuanya. Lalu ia berlari, menyusul istri cantiknya.

"Arghh!!"

Pangeran Wu Tianzhi tertawa geli mendengar teriakan kaget Mayleen yang tiba-tiba dia gendong bridal style.

Mayleen mendesis kesal dan memukul dada Pangeran Wu Tianzhi kuat. "Kau membuatku terkejut! Untung saja aku tidak punya riwayat penyakit jantung. Kalau aku punya riwayat jantung, sudah pasti aku akan mati." Omelnya.

Pangeran Wu Tianzhi tertawa geli. "Imut sekali wajah kesalmu." Mendapat pelototan gratis dari istrinya.

"Semakin bertambah imut wajahmu yang sekarang ini. Kau membuatku gemas saja. Jika saja aku tidak ingat kata tabib, aku pasti sudah akan memakanmu sampai puas sekarang."

"Dasar mesum!"

"Aku mesum hanya ke dirimu, istriku."

"Awas saja kalau sampai mesum ke perempuan lain! Aku potong barangmu sampai habis!"

Pangeran Wu Tianzhi bergidik ngeri. "Kau sangat kejam, istriku."

"Ah, tidak hanya itu, jika kau mesum ke pria lain pun, aku akan memotong barangmu sampai habis." Sinisnya.

"Astaga. Tidak mungkin aku mesum ke pria lain. Aku hanya mencintaimu seorang. Jangan-jangan sampai sekarang kau masih takut aku kembali bersama Tang Ming?" Tebaknya. "Tenang saja, istriku. Aku ke Tang Ming tidak punya perasaan apapun lagi."

Mayleen memutar bola mata malas. "Iya, iya. Aku tahu dan jangan pernah menyebut namanya lagi karena aku tidak suka."

Pangeran Wu Tianzhi tersenyum manis. "Kau cemburu, istriku?"

Mayleen menatap datar.

"Haha, aku tahu kau pasti cemburu. Mulai sekarang aku tidak akan pernah menyebut namanya lagi."

Pangeran Wu Tianzhi menurunkan Mayleen di atas tempat tidur. Pangeran itu mengurung tubuh mungil Mayleen di bawah tubuh besarnya. "Cintaku hanya untukmu seorang, Mayleen. Tentang perasaan ku pada Tang Ming sudah menghilang sejak lama, lebih tepatnya sejak kau berhasil mencuri perhatianku. Entah kenapa kau membuat ku melupakannya dengan begitu mudah. Sekarang hanya kau yang aku cintai dan ku sayangi."

"Astaga pangeran! Ingatlah, tuan putri Mayleen sedang hamil. Jangan melakukan itu dulu padanya." Ujar seseorang panik. Mengagetkan Mayleen dan Pangeran Wu Tianzhi.

Bersambung....

1 Juni 2021

My Possesive HusbandHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin