3. Wu Yueyin

24.2K 3K 214
                                    

Vomentt ͡° ͜ʖ ͡°

Mayleen memutuskan untuk keluar dari kediaman lantaran terlalu bosan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mayleen memutuskan untuk keluar dari kediaman lantaran terlalu bosan. Tidak ada yang bisa dilakukannya di dalam kediaman karena Pangeran Wu Tianzhi sedang pergi. Entah kapan akan kembalinya.

Makanya, daripada mati kebosanan, lebih baik ia pergi ke luar.

Lagipula ini adalah kesempatan langka baginya untuk berkeliaran di luar kediaman, sebab selama ini Pangeran Wu Tianzhi terlalu mengekangnya dan tidak memperbolehkannya untuk keluar kalau tidak bersama dirinya.

Semenjak ia menerima kehadiran Pangeran Wu Tianzhi, pangeran itu memang menjadi sangat posesif pada dirinya. Pria itu selalu mengurungnya seolah tidak ingin berbagi pada siapa pun. Padahal tidak akan ada juga yang merebutnya mengingat dia sudah punya suami.

"Huh, bisa-bisanya dia sangat posesif padaku." Gumam Mayleen kesal tapi juga senang di saat bersamaan.

Kesal karena merasa dikekang dan senang karena merasa sangat dicintai.

Mayleen membalas sapaan dayang yang berpapasan dengannya sembari tersenyum tipis.

Gadis cantik itu terus melanjutkan langkah kakinya meski tidak tahu arah tujuan. Yang terpenting ia bisa merefreshing otaknya yang suntuk akibat berada di dalam kediaman terus. Ya, meskipun dalam kediamannya sangat nyaman sih.

Ia terlonjak kaget kala seorang anak kecil tiba-tiba menabrak kakinya dan terjatuh ke tanah begitu saja.

Matanya mengerjap tidak percaya melihat anak kecil itu menangis ketakutan.

"Heh, anak kecil! Kau yang menabrak ku tapi kenapa malah kau yang menangis?! Harusnya kan aku yang menangis ditabrak olehmu, bukan malah sebaliknya." Omelnya kesal sembari berkacak pinggang.

Maklum saja, di kehidupan sebelumnya ia tidak pernah dekat dengan anak kecil karena tidak punya adik. Selain itu, dia juga paling tidak bisa bergaul dengan anak kecil.

"Maaf." Isak anak kecil itu menyedihkan. Membuat Mayleen tidak tega dan berakhir berjongkok di depan gadis kecil yang menabraknya.

"Jangan menangis. Kau terlihat sangat jelek saat menangis."

Eh, bukannya mengucapkan kata penghibur yang manis, Mayleen malah mengatakan kata itu sehingga gadis kecil itu semakin menangis keras. Membenamkan wajahnya di lutut dan menangis sejadi-jadinya sambil meracau. "Aku memang jelek. Aku sangat jelek sehingga semua orang membenciku. Aku selalu di olok orang-orang karena wajah jelekku. Aku ingin mati huhu. Aku ingin mati." Raungnya.

Tubuh Mayleen menegang kaku mendengar perkataan gadis kecil itu. Ia tidak menyangka gadis kecil di depannya begitu tidak percaya diri dan ingin mengakhiri hidup karena jelek.

Tubuh gadis kecil di depannya memang sangat gemuk dan rambutnya juga keriting. Tapi, Mayleen belum melihat jelas wajah gadis kecil itu.

"Hei, maafkan kakak. Kakak hanya bercanda. Kau tidak jelek sama sekali. Kau sangat cantik. Ayo lah, gadis cantik tidak boleh menangis." Hibur Mayleen apa adanya namun mampu membuat gadis kecil itu mendongak dan menatapnya berbinar.

Mayleen mengerjap melihat wajah gadis kecil itu.

'memang jelek sih wajahnya,' batinnya refleks.

"Kakak bohong. Wajah kakak menunjukkan aku tidak cantik sama sekali." Raung anak itu kembali pilu.

Mayleen menghela nafas. Ia beringsut mendekat dan memeluk anak kecil itu pelan lalu mengusap punggungnya lembut. "Jangan menangis. Jangan mau kalah dengan fisik. Biar pun fisik kita jelek sekali pun, kita tidak boleh cengeng dan mudah ditindas orang lain."

Gadis kecil itu terdiam dan tidak menangis lagi.

Pelukan dan perkataan Mayleen membuatnya tenang seketika.

Baru kali ini dia merasa sangat nyaman dengan orang lain selain ibunya, Permaisuri Mia Lin.

"Kak, terima kasih."

Mayleen mengulum senyum, melepaskan pelukannya, mengusap air mata gadis kecil itu, dan berkata lembut, "Jangan menangis lagi, oke? Kakak akan membuat wajahmu menjadi cantik nantinya."

Gadis kecil itu mengangguk dengan mata berbinar. "Terima kasih, kakak baik."

"Sama-sama, gadis kecil."

"Panggil saja aku Yueyin, kak."

"Oke, Yueyin."

Mayleen tampak berpikir sejenak kala merasa nama Yueyin familiar.

"Kau anak siapa?" Cetusnya.

Yueyin tersenyum lebar. "Aku anak Permaisuri Mia Lin, kak. Umurku 10 tahun."

"Hah? 10 tahun?" Cengo Mayleen. Dia pikir gadis kecil itu berumur 7 tahun.

"Dan kakak siapa? Kenapa aku tidak pernah bertemu dengan kakak selama ini?"

"Aku Mayleen, istri Kak Tianzhi mu."

Yueyin terpekik girang. "Yeyy!! Mulai sekarang aku bisa bermain dengan kakak."

Mayleen terkekeh geli.

"Cih, gadis jelek dan orang rendahan! Minggir dari hadapanku! Kalian menghalangi jalanku!" Bentak seseorang mengagetkan keduanya.

Bersambung....

Sapa hayoo yang bentak mereka?

Coba tebak

firza532

My Possesive HusbandWhere stories live. Discover now