41. Melepaskan

Mulai dari awal
                                    

Lantaran merasa senang, Fino segera berterimakasih kepada Asya. Pria itu langsung pergi dari gudang berniat menemui Anya, untuk yang terakhir kalinya.

"Aneh" ucap Anya bingung. Tumben sekali mantan kekasihnya terus memujanya. Gadis itu langsung menghapus bercak air matanya yang tadi sempat keluar.

"Aku sayang kamu No, tapi kamu sudah sangat mengecewakan aku"

"Tapi it's oke, akhirnya gue bisa lepas dari cowo sialan itu. Agak sedih sih, tapi lebih sedih lagi kalau gue masih ngarepin orang kaya dia. Antaris...I'm coming..."

Anya berlari menuju kelasnya. Ia memang belum bisa berpaling dari Fino, namun baginya ia tidak menyesal karena telah meninggalkan orang yang memang tidak mencintainya. Jika pria itu mencintainya mengapa ia harus berselingkuh darinya? Tidak masuk akal.

Kali ini Anya ingin memperjuangkan kembali pria yang sempat ia idam-idamkan. Siapa lagi kalau bukan Antaris. Jujur Anya gagal move on dengan pria itu. Karena perlakuannya lebih manis dari pada Fino.

"Selamat tinggal Fino, selamat datang Antaris"

"Gak gamon gak kece"

"Ngapain move on kalau bisa balikan yahaha" monolog Anya.

*****

Asya memilih menjumpai Anya yang sudah menunggunya didalam kelas. Gadis itu menemukan sahabatnya yang sedang duduk seorang diri, "Kiw, cewe..."

"Ih kalian dari mana aja sih? Gue cariin juga!" Omel Anya.

"Abis ngusir hama"

"Hama apaan?"

"Kepo lu"

Ivana dan Key mulai duduk di atas meja Anya. Sedangkan Moza memilih duduk dihadapan Asya.

"Heh, ayo lanjut bersih-bersih. Ditungguin Adit noh" serkas Anya. Keempat inti Bradiz malah menatapnya dengan tatapan datar.

"Yaelah...baru juga duduk" timpal Ivana.

"Udah buruan"

"Iyeiye"

Mereka kembali keluar kelas. Asya beserta keempat temannya kembali menghampiri Adit dan mulai membersihkan halaman sekolah yang masih terlihat kotor.

"Sya, gue tadi ketemu Fino. Tapi dia kek aneh gitu. Ucapannya kek orang pamitan. Dia kenapa ya Sya?"

"Oh, tadi Fino nemuin lu? Kenapa emang? Lu masih mau ngarepin dia?"

"Gak juga sih. Gue lagi berusaha buat lupain dia, gue tau dari awal cara kita salah. Tapi gue masih suka kangen sama dia"

"Entar lama kelamaan juga terbiasa" kata Asya dengan senyum tipisnya.

"Eh ada Ivana, babang Alex bawain minuman nih" Alex, Aland dan Kelvin tiba-tiba saja datang menghampiri mereka dengan membawa sebotol minuman dingin. Tenang saja, mereka juga membawa minuman untuk yang lainnya. Semua minuman ini Kelvin yang membayarnya, karena ia sengaja membelinya.

"Nih Key, minum lu"

"Hm, makasih" Key mengambil botol itu tetap dengan tatapan dinginnya.

"Bilang makasihnya yang niat kek"

Key awalnya menatap Aland jengah, tapi kemudian raut wajahnya berubah menjadi tersenyum tipis, bahkan ada kesan imut di dalam nya, "Makasih ya Kak Aland, udah bawain Key minuman"

"Buset damage nya...gak kuat jantung gue. Gak bisa gue gak bisa, mau pingsan aja dah gue"

"Lebay"

Kelvin juga menghampiri Asya dengan menyengir kuda, "Masih ngambek, hm?"

Tidak ada jawaban dari gadis itu. Asya masih mengacuhkan Kelvin dan menganggap keberadaan Kelvin tidak ada.

"Asya..."

"Maafin gue dong, jangan ngambek lagi ya?"

"Cantik"

"Bocil nya Kelvin"

"Nenek gayung"

"Kuyang"

"Mbul..."

Kelvin terus memanggil Asya dengan sebutan anehnya. Asya yang merasa kesal langsung menatap Kelvin dengan mata elang nya, "Apasih?! Berisik!"

"Jangan ngambek lagi"

"Iya"

"Tuhkan masih ngambek"

"Gak" jawab Asya masih cuek.

Asya masih tidak mau menerima pemberian dari Kelvin. Karena ia sengaja membiarkan lelaki itu untuk terus membujuknya. Bagi Asya Kelvin sangat menggemaskan sekali jika sudah seperti ini. Biarlah Asya berpura-pura marah dihadapannya.

"Asya, jangan marah lagi dong"

"Jangan cuekin Kelvin"

"Asya..."

"Zatasya Louvina"

"Sayang.."

"E-eh?" Asya menatap Kelvin kaget. Apakah pendengarannya tidak salah? Apakah ia harus pergi ke THT untuk membuktikan bahwa pendengarannya tidak salah?

Sial, hati nya seperti sedang diterbangi bermacam kupu-kupu.

"Mereka kenapa makin deket sih?! Gue harus nemuin cewe itu! Caranya tidak ada yang berhasil, dasar cewe sialan!" Andra pergi dari halaman sekolah dengan tatapan kesal. Nanti malam Andra akan menemui wanita yang dulu ia jumpai didepan ruang UKS. Wanita yang sudah mengajaknya bekerjasama untuk memisahkan Asya dan Kelvin.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang