End

8K 366 41
                                    

6 tahun kemudian....

"MAMAA," panggil seorang anak kecil berusia kisaran 6 tahunan.

"Kenapa ziel?" sahut caca.

"Azel makan permen lagi mam," adu anak kecil itu.

Azel yang di sebut namanya hanya menundukan wajah sembari menyembunyikan permen di belakang tubuhnya. Caca mendekati azel lalu mengelus pelan kepala gadis kecil itu. "Azel ga inget kata dokter kemarin?" tanya lembut caca. Azel menganggukan kepala sebagai jawabannya. "Apa coba kata dokternya?" tanya caca. "A-Azel ga boyeh makan pelmen lagi hiks, nanti gigi azel cakit," ucap azel menirukan kata-kata dokter kemarin kepadanya.

"Azel memang bandel mam," adu azriel, anak kecil tadi yang memanggil caca.

"Mama kamu juga bandel banget dulu," nimbrung vano dengan masih memakai pakaian kantornya.

"Yeyyy papa udah pulang!!" Azriel berlari kecil kearah vano sembari melentangkan tangannya. Dengan cepat vano menggendong anak itu lalu memberikan mainan mobil-mobilan yang tadi ia beli sebelum pergi ke kantor.

Azriel atau kerap di panggil ziel dan azel adalah anak yang di hasilkan caca dan vano setelah sekian lamanya menikah. Mereka berdua hanya berselisih 1 tahun. Azriel selalu mengadu setiap kali azel bersembunyi memakan permen diam-diam. Walaupun begitu ia melakukan itu untuk kesehatan adiknya dan ia tetap sayang kepada adik kecilnya itu.

"Sayang," panggil vano.

"Apa?" jawab ketus caca pasalnya ia masih marah dengan apa yang barusan vano katakan kepada anaknya.

Vano menurunkan azriel dari gendongnya lalu beralih menghampiri caca yang sedang menggendong azel. "Papa boleh minjem mama bentar ga?" izin vano kepada azel. Azel menganggukan kepalanya lalu turun dari gendongan caca.

"Azriel," panggil vano.

"Iyes papa?"

"Kamu ajak adik kamu main di halaman belakang gih," suruh vano.

"Ahsiapp," sahut azriel sembari memberikan hormat pada vano.

"Heh siapa yang ngajarin kamu ngomong gitu?" tanya caca sembari berkacak pinggang.

"Om asthor hehe," cengir azriel.

"Galak banget," gumam vano yang masih bisa di dengar oleh caca.

"Apa kamu bilang?!" ucap tak terima caca.

"Bercanda sayang,"

"Gih kalian lanjut aja mainnya," ujar vano.

"OKE BABY," sahut azriel.

"Di ajarin om asthor lagi?" selidik caca.

"Engga kok mam," ucap azriel.

"Terus siapa?"

"Tante lala hehe," cengir azriel.

Caca hanya menggelengkan kepala melihat apa yang di ucap anaknya setelah mendapat ajaran buruk dari sahabat-sahabatnya. Azriel menarik tangan azel menuju halaman belakang. Sekarang hanya ada caca dan vano di dalam kamar. Vano melingkarkan tangan pada pinggang istrinya itu sembari mengenduskan hidung pada ceruk leher milik caca.

"Geli kak vano," rengek caca.

Vano menatap tajam ke arah caca. "M-Maksud caca, vano," koreksinya. Sejak mempunyai anak, Vano menyuruh caca untuk berhenti memanggilnya dengan embelan "Kak", sebisa mungkin caca mulai mengikuti perintah vano walaupun agak sedikit menyusahkan baginya.

"Tadi asthor nelfon aku," ucap vano.

"Dia bilang apa?" tanya caca.

"Katanya dia mau kesini bawa anaknya," jelas vano.

Caca Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang