Perpisahan

3.3K 238 2
                                    

Happy reading🦋❤️

Hari ini adalah hari dimana lala akan pergi ke Australia. Caca dkk menemui lala di bandara untuk terakhir kalinya. Mereka semua tidak kuasa menahan tangis yang membuat lala semakin berat untuk meninggalkan mereka.

"Jangan nangis woy," tegur lala yang sudah mengeluarkan mata berkaca-kacanya.

"Ini air mata gue kenapa keluar sih sialan!" maki asthor pada dirinya sendiri.

"La," panggil dara.

"Iya?"

"Makasi untuk semuanya. Kita tanpa lo pasti bakal kurang so I can not imagine one second without you. Thank god, I have got the rest of my life to spend with you. I will forever be grateful."

"Ga bisa basa enggres," sahut asthor yang mendapatkan toyoran dari via.

"Awshh sakit beb," rintih asthor memegang kepalanya.

"Makannya diem!"

"Ra," panggil lala.

"Boleh gue peluk lo ga?" pinta lala.

"Kenapa harus nanya bego! Ya boleh atuh!"

Dara dan Lala saling berpelukan satu sama lain. "Ra, thankyou udah support gue selama ini. Lo selalu ada di saat gue lagi butuh. Gue ga tau gimana lagi bales kebaikan lo sama gue," lirih lala yang masih memeluk dara.

"Ca," panggil lala beralih mendekatkan diri kearah caca.

"Iya la?"

Lala memeluk caca seperti yang tadi ia lakukan pada dara. "Thankyou atas kebaikan lo selama ini sama gue. Lo selalu ngehibur gue dengan kepolosan lo disaat gue lagi down. Walaupun lo ga nyadar dengan apa yang lo lakuin, tapi itu udah bikin gue terhibur. Intinya gue bakal tetep berterima kasih sama lo," ucap lala dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

"Caca sayang sama lala hiks," tangis caca mempererat pelukannya pada lala.

"Gue juga sayang lo!"

"Via," panggil lala.

"Pliss jangan ngucapin kata-kata alay lo sama gue. Lo tau ga? gue udah berusaha ngeikhlasin lo tapi plis jangan bikin gue semakin berat buat biarin lo pergi la," ucap sendu via.

"Tapi gue boleh meluk lo untuk terakhir kalinya kan?" tanya sendu lala.

Tanpa aba-aba via memeluk erat lala yang menyebabkan mereka berdua terjatuh ke lantai. "Jangan bikin gue sekarat dong anjing!" kesal lala.

"Eh sorry."

Via mengulurkan tangannya kepada lala untuk membantunya berdiri. Dengan senang hati lala menerima uluran tangan via. Caca dan Dara menyusul kedua sahabatnya itu lalu saling berpelukan satu sama lain.


"Kita juga mau ikut," pinta asthor.

"Sini-sini," ajak caca.

Pada akhirnya mereka semua saling berpelukan untuk terakhir kalinya bersama lala.

"Jordan ga ikut?" tanya sendu lala.

"Gue udah ngabarin dia tapi malah ga di jawab chat gue," sahut rafael.

"Ohh, bentar lagi pesawat gue mau berangkat," ujar lala.

"La, gue boleh ngomong sebentar ga sama lo?" tanya satria.

"Boleh."

Satria menarik tangan lala menjauh dari teman-temannya. Sedangkan lala hanya pasrah membiarkan satria menariknya yang tidak tau akan kemana. Satria membawa lala ke tempat yang sepi dan jauh dari teman-temannya. Setelah itu ia memegang kedua tangan lala dengan sangat erat.

"La," panggil satria.

"Walaupun lo ga bisa bales perasaan gue, tapi gue pengen lo disana dapet yang lebih baik nantinya. Gue bakal tetep sayang sama lo sebagai seorang sahabat. Thankyou udah jadi partner gelud gue. Walaupun nanti lo udah pergi jauh dari kita, tapi kenangan lo bakal selalu gue inget untuk selamanya."

"Gue pengen nangis," ucap lala mengipasi air matanya agar tidak terjatuh.

"Nangis aja la," suruh satria.

Lala menumpahkan seluruh tangisan yang ia tahan di dalam dekapan satria. Sedangkan satria ia membalas pelukan lala dengan air mata yang tak sadar sudah menetes.

"Thankyou lo selalu ada di saat gue susah. Lo selalu ngehibur gue dengan apa yang lo lakuin ke gue. Maaf juga gue ga bisa ngebales perasaan lo tapi gue juga pengen lo dapet yang lebih baik dari gue nantinya. Kalau gue balik lagi ke indo, lo harus tepatin janji lo!"

"Pasti la," ucap satria.

"Gue bentar lagi mau berangkat," ujar lala.

Satria dan lala melangkahkan kaki menyusul sahabat-sahabatnya yang sudah menunggu mereka sedari tadi. Setelah itu lala berpamitan satu persatu kepada mereka semua.

"Byee laa," ucap mereka serempak sembari melambaikan tangan ke arah lala.

"SEE YOU NEXT TIME GUYS," teriak lala yang dibalas anggukan oleh mereka.

Satria menguploud foto lala yang tadi ia potret diam-diam.

Ketika ingin pulang, Caca sedari tadi tidak hentinya menangis membuat vano harus extra sabar menghadapinya. "Huaa hiks hiks," tangis kencang caca ketika lala sudah hilang dari penglihatannya. Vano memeluk erat caca untuk menenangkan gadisnya ini. Bukannya berhenti namun caca semakin mengencangkan tangisannya. Dara dan via juga ikut menangis namun di tenangkan oleh farrel dan asthor.

"Kalian langsung bawa ke mobil aja," suruh satria kepada farrel, vano dan asthor.

"Kita pulang ya?" tanya vano pada caca.

"Caca mau lala hiks."

"Nanti kan bisa video call sama lala," bujuknya.

"Kita pulang ya?" lanjutnya yang di balas anggukan oleh caca.

Vano membawa caca keluar seraya memeluk gadisnya itu. Sedari tadi caca mengelap tangis dan ingusnya pada baju kaos vano. Caca mendongak menatap vano. "Ga papa sayang," ujar vano.

"Kalian mau langsung pulang aja?" tanya vano kepada mereka semua di dalam mobil.

"Iya," jawab serempak.

Vano menjalankan mobil menuju kerumah mereka masing-masing. Hening, itu lah yang menggambarkan suasana mobil saat ini. Via dan Dara tidak henti-hantinya menangis. Sedangkan caca ia sudah tertidur di paha vano karena kecapean menangis sedari tadi. Asthor, Farrel, Satria dan Rafael hanya diam tidak mengeluarkan kata-kata. Asthor yang biasanya ngelawak sekarang ia diam membisu seperti orang putus asa.

Vano sudah mengantarkan mereka satu persatu. Sekarang hanya ada farrel, caca dan dirinya di mobil. "Gue masih ga ikhlas lala pergi," ucap farrel.

"Mau ga mau kita harus ikhlasin rel. Dia juga berhak bahagia disana," ujar vano.

Akhirnya mereka sudah sampai di perkarangan rumah caca. Farrel ingin menggendong adiknya namun di tahan oleh vano. "Biar gue aja yang bawa adik lo. Mending lo istirahat aja langsung," suruh vano. Farrel menganggukan kepalanya lalu meninggalkan mereka berdua di mobil.

Vano menggendong caca membawa menuju kamar gadisnya. Sedari tadi caca tidak henti-hentinya menyebutkan nama lala. Sesampainya di kamar, Vano membaringkan caca lalu mengecup kening selama beberapa saat sebelum meninggalkan gadisnya.

Setelahnya vano melangkahkan kaki keluar menuju mobil lalu balik ke apart untuk menenangkan pikiran dan tubuhnya.

Caca Story [END]Where stories live. Discover now