Dewasa

3.5K 233 1
                                    

Happy reading🦋❤️

"FENDYYY?!!"

"Mommy kenal sama papi caca?" tanya vano penasaran.

"Astaga ini fendy sama rani temen sekelas kita dulu waktu SMA."

Rani itu nama maminya caca dan fendy nama papinya caca. Dulu mereka berempat (ortu caca dan ortu vano) bersahabat. Sehingga ketika wanda dan niko (ortu vano) menikah, mereka menghilang tanpa kabar. Dan hari ini mereka tidak menyangka akan menjadi besan nantinya.

"Astaga wan lo kemana aja sih? dari dulu gue nyariin," heboh rani, mami caca.

"Lo kalik yang ngilang," jawab wanda, mommy vano.

"Ya elo lah!"

"Lo!"

"Elooo!"

"Udah cukup! ga malu berantem depan anak-anak?" ucap niko, daddy vano berusaha memisahkan mereka berdua.

"Om tante ayo masuk," ajak ramah caca.

"Cantik banget sih anak lo ran," puji wanda menghampiri caca.

"Tante juga cantik kok."

"Pantes si mita bilangnya kakak cantik. Ternyata emang beneran cantik ga kayak emaknya," sindir wanda.

"Kayaknya lo udah lama ga ngerasain tendangan maut gue wan," ucap tak terima rani.

"Ga ada nawarin kita makanan gitu?" tanya niko.

"Eh iya gue lupa. Tadi gue udah siapin tikus goreng buat kalian berdua. Mau gue ambilin?"

"Ga usah repot-repot ran. Tadi gue udah kenyang makan angin," jawab wanda.

"Kirain makan besi."

"Bisa aje lo mulut bebek!"

Rani memeluk sahabat lamanya ini yang sudah lama tidak bertemu. "Gue kangen banget sama lo anak kuda nil."

Wanda membalas pelukan Rani tak kalah erat. "Gue juga kangen banget sama lo woi!" ucap wanda yang sudah meneteskan air matanya.

Caca dan vano yang melihat kedua orang tua mereka akrab akhirnya bisa bernafas lega. Caca mengira kalau keluarga vano tidak menyukai keluarganya, namun ternyata dugaan-nya salah. Vano melingkarkan tangannya pada pinggang caca. Caca tersentak dengan tingkah vano yang tiba-tiba itu. Caca berusaha melepas tangan vano dari pinggangnya takut ada yang melihat mereka, tetapi vano malah lebih mengeratkan tangannya pada pinggang caca. "Aku juga mau di peluk kayak mommy," bisik vano.

"Kak vano lepasin! Nanti diliat sama orang lain," ujar caca yang sedari tadi berusaha melepas pelukan vano di pinggangnya.

"Mau peyuk dulu," rengek vano.

"Caca teriak nih?" ancam caca.

"Coba aja kalau berani."

"Kakak cantik yuk kita main," ajak mita yang sudah berada di hadapan mereka berdua.

Akhirnya ada alasan buat kabur. Batin caca.

"Ayoo," jawa caca semangat lalu melepas paksa tangan vano dari pinggangnya.

Caca menarik tangan mita menuju kamarnya. Ketika sudah memasuki kamar, mita disuguhkan dengan pemandangan yang menurutnya surga dirinya itu. Ada banyak sekali boneka di kamar ini, mita berlari kecil menghampiri boneka teddy bear yang berada di sebelah meja belajar.

"Kak caca, mita boleh minta ini?" tanya mita.

"Boleh-boleh."

"Yuk kita main boneka bareng," ajak mita.

Caca Story [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt