Damai

2.6K 240 5
                                    


Sudah satu jam lamanya mereka menunggu rano tersadar dari pingsannya. Akhirnya jemari rano bergerak perlahan-lahan yang membuat mereka ramai-ramai menghampiri rano.

"Lo gapapa bos? tanya elang.

"Gue gapapa. Siapa yang bawa gue kesini?" tanya rano.

"Vano," ucap jovan.

"Ha?" terkejut rano.

"Iya, tadi vano ngebawa kita semua ke rumah sakit bareng anggotanya. Dia juga udah bayar semua biaya pengobatan kita," jelas aswin.

"Sekarang dimana vano?" tanya rano.

"Lagi nyari makan buat kita bareng anggotanya."

Tokk..Tokk..Tokk...

Suara seseorang mengetuk pintu yang mereka tebak itu adalah anggota revils.

"Paket," teriak asthor di balik pintu.

"Ahsiapp," sahut aswin.

Semua menatap kearah aswin. "Sejak kapan lo mulai deket sama anggota revils?" tanya elang.

"Gue ga deket tuh. Buktinya mereka di luar gue disini, Jauh kan?"

"Bukan gitu konsepnya aswuu!" kesal elang.

"GA ADA NIAT BUKAIN PINTU BUAT KITA?" teriak satria dari arah luar.

Aswin menghampiri arah pintu lalu membukanya dengan santai. "Selamat datang, silahkan keluar," ucapnya.

"Bicit kamu," sahut rafael.

"Gue udah beliin makanan buat anggota lo semua. Gue ga ada bermaksud jahat sama geng lo," ucap tegas vano lalu beranjak meninggalkan mereka.

"Van," panggil rano.

Vano membalikan tubuhnya menoleh ke arah rano. "Apa?" tanyanya ketus.

"Makasi."

Vano hanya membalas dengan anggukan.

"Van," panggilnya lagi.

Vano menaikan sebelah alisnya.

"Sorry."

"Sorry buat apa?"

"Buat semuanya."

"Gue udah maafin lo dari lama," jawab vano.

"Ga ada kesempatan buat kita baikan lagi?" tanya sendu rano yang sudah mengalahkan egonya.

Vano menghampiri rano yang terbaring di sana. "Gue gatau apa tujuan lo ngomong kayak gitu sama gue. Walaupun niat lo jahat atau baik tapi gue bakal terus nganggep lo sahabat di mata gue."

Rano memeluk sahabat kecilnya yang sedari dulu ia rindukan. Mereka sama-sama menumpahkan tangisan satu sama lain. "Sorry gue udah jahat sama lo. Tapi yang tentang dela itu beneran gue ga perkosa dia," jelas rano.

"Iya gue percaya sama lo," jawab vano.

"Aduh gue juga ikutan mewek jadinya," ucap aswin terharu.

"Sini gue peluk," tawar asthor.

Mereka berdua saling berpelukan yang membuat semua menatap mereka geli. "Kalian g-gay?" tanya farrel.

Asthor dan aswin tersadar dengan apa yang mereka perbuat tadi. Asthor mendorong aswin dan sebaliknya juga.

"GUE PUTUSIN—"

"Jangan putus dulu dong bang," potong satria.

Mereka semua menatap geram kearah satria. Satria yang di tatap hanya memperlihatkan cengirannya. "Gih lanjutin," ucapnya seraya menyengir malu.

Caca Story [END]Where stories live. Discover now