POV

5.4K 340 3
                                    

Happy reading🦋❤️

Author Pov *✩‧₊˚

Mata vano tidak sengaja bertemu dengan seseorang wanita. Ketika melihat mata itu vano merasakan kenyamanan hanya dengan menatap bola mata-nya. Ketika wanita itu menoleh menatapnya, pandangan mereka bertemu. Mereka terus menerus saling memandang satu sama lain. Vano yang sadar dari lamunannya segera memutuskan kontak mata dari wanita itu. Tetapi wanita itu terus menerus menatapnya. Vano tidak ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang wanita itu.

Keesokan harinya. Ia melihat wanita yang ia tatap kemarin sedang bersama farrel. Sesak ketika melihat wanita itu bersama farrel tetapi kenapa? Padahal ia baru bertemu wanita itu 2 kali, Mengapa ada rasa kehilangan ketika ia dekat dengan cowo lain?
Wanita itu menghampiri gerombolannya dengan farrel disampingnya.

"Eh iya ini adik gue," kata farrel.

Ada perasaan lega ketika vano mendengar itu. Ketika vano memperkenalkan dirinya. Cewe itu menghampirinya dan membawakan makanan untuknya. Ia bingung harus melakukan apa. Dengan ragu ia mengambil makanan itu dan mengucapkan terimakasih. Wanita itu dengan keberaniannya menanyakan nomor telfonnya. Percayalah vano salting pada saat itu tapi ia tahan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Belum sempat ia menjawab farrel sudah menyeret adiknya lalu mengusirnya.

"Gimana sih lo rel. Adik lo belum kenalin namanya sama kita. Dengan seenak jidat lo usir gitu aja. Gagal deh gue pdkt-an sama adik lo. Malah si vano yang keenakan dikasi makanan," kesal satria pasalnya ia gagal meminta nomer telfon cewe cantik.

"Heh gue ga bakal ngerestuin lo sama adik gue. Nama adik gue caca, ga usah lo pada minta kenalan lagi sama adik gue," ucap sinis farrel.

Oh ternyata nama cewe itu caca, Lucu kayak orangnya. pikir vano
Farrel menghampiri vano lalu ia berbisik ke telinganya "Adik gue suka sama lo."
Vano terkejut dengan ucapan farrel. Bingung antara mau sedih atau bahagia.

"Gue mau ajakin kalian main ps di rumah gue. Kalian bisa?" tanya farrel.

Semua menggelengkan kepalanya kecuali vano.

"Ah lo pada kaga asik," kesal farrel.

"Gue bisa rel. Jam berapa gue kerumah lo?" tanya vano semangat.

Farrel memeluk vano lalu berkata.
"Kau memang sahabat sejati aku."

Vano melepaskan pelukan farrel.
"Najis rel."

"Nanti gue whatsapp lo aja."

"Oke."

•••

Ketika vano lupa arah rumah farrel ia tidak sengaja melihat caca. Ia segera menghampirinya dan menanyakan rumah farrel. Caca mengajaknya untuk berjalan bersama ke rumah farrel. Dan akhirnya mereka berjalan dan mengobrol bersama. Vano tidak henti-hentinya menatap kagum pada caca.

Sampailah mereka di depan rumah farrel. Vano menemui farrel di kamarnya untuk bermain ps bersama.

Ketika langit mulai gelap. Vano berniat ingin pamit kepada orang tua farrel. Tetapi ia mengurungkan niatnya saat mendengar suara orang terjatuh dan menangis. Dengan cepat ia dan farrel menuruni anak tangga. Pertama kali yang mereka lihat adalah caca yang digendong seperti anak kecil oleh papinya sembari menangis. Vano gemas sendiri dengan tingkah laku caca. Caca yang semakin mengencangkan suara tangisannya membuat semua yang ada disana panik. Vano menghampiri caca yang menangis digendongan papinya itu. Ia mangajak caca membeli permen lolipop untuk menenangkannya. Dan vano berhasil menenangkan caca yang sedari tadi menangis. Caca menghampirinya dengan tangan yang tergelentang meminta digendong. Farrel semakin gemas dengan tingkah caca. Ingin sekali ia mengurungnya dan membawanya pulang.

Caca Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang