39. Merepotkan Perasaan

12.6K 1.2K 115
                                    

Kelvin dan kedua sahabatnya masih menunggu Asya dkk keluar dari dalam ruangan kepala sekolah. Saat Kelvin tahu bahwa Asya mengikuti tawuran dirinya menjadi sangat cemas.

Andra dan Ketrin juga menunggu mereka. Andra sangat puas setelah melaporkan tindakan kelima gadis itu, karena pasti Asya dan yang lainnya akan di keluarkan dari sekolah ini. Andra tidak sabar menunggu kabar itu.

Tak lupa, Fino juga ikut menunggu mereka karena ada perasaan khawatir pada dirinya sendiri. Namun Fino berdiri jauh dari tempat keberadaan Kelvin. Karena ketiga pria itu terus menatap Fino dengan tatapan sinis dan tidak suka.

Pintu ruangan kepala sekolah terbuka, menyisakan lima gadis yang tengah menatap keberadaan mereka bingung. Ada apa diluar ramai sekali? Bahkan Kelvin dan Andra juga berada di sana.

"Sya, lu gapapa?"

"Ada yang sakit gak? Atau ada yang luka?"

"Tangan lu ada yang sakit?"

"Bilang sama gue kalau ada yang sakit,"

Kelvin langsung mengajukan beribu-ribu pertanyaannya. Asya masih menatapnya bingung, " Lu kenapa sih Vin?"

"Gue khawatir sama lu!"

"H-hah?" Semua orang menatap Kelvin tak kalah bingungnya. Kelvin yang menjadi pusat perhatian menjadi gugup sendiri.

Sedangkan Fino langsung menerobos mereka berusaha menghampiri Anya. Gadis itu sangat terkejut, tapi sebisa mungkin ia harus menenangkan mimik wajahnya.

"Anya, kamu gapapa kan?"

"Kamu kenapa sih segala ikut-ikutan tawuran?!" ucap Fino penuh kekhawatiran.

"Maaf, siapa ya? Gak usah sok kenal deh lu" kata Anya diikuti tatapan sinisnya. Fino langsung mematung kala itu juga. Ia menatap Anya tidak percaya.

"Buang-buang waktu gue aja" Anya langsung pergi begitu saja. Fino masih menatapnya tidak percaya. Apa iya, ini balasan atas semua kebrengsekannya?

"Key, lu gak dikeluarin dari sekolah kan?" Tanya Aland spontan.

"Gak, gue cuma dihukum"

Andra yang mendengar itu sedikit heran. Mengapa mereka tidak dikeluarkan saja dari sekolah ini? Jelas-jelas mereka melakukan kegiatan yang sangat bertentangan dengan peraturan sekolah. Sial, Andra menjadi kesal karena kelima gadis itu tidak dikeluarkan dari sekolah. Ia kembali menatap kebersamaan Asya dan Kelvin dengan mata yang dipenuhi rasa cemburu.

"Makasih ya, udah khawatir sama gue, kalau gitu gue pergi dulu ya? Gue harus nyelesein hukumannya hari ini. Sekali lagi makasih Vin" Asya pergi dari hadapan Kelvin. Para gadis itu memilih pergi menuju lapangan utama untuk berkumpul dengan Adit dkk dan untuk menyelesaikan hukumannya.

Andra masih berdiri di posisinya. Perlahan ia mulai berjalan menuju Kelvin, "Kamu yakin masih mau deket-deket sama Asya? Dia anak gak bener Vin. Sekarang lihat, buktinya dia malah ikut tawuran sama temen-temennya yang gak jelas itu,"

"Kalau Oma tau kamu bergaul sama cewek yang gak bener pasti dia sangat kecewa dengan cucu kesayangannya ini" Andra terus mengompori pria itu.

Kelvin terdiam sejenak, tapi kemudian tatapannya menjadi tajam mengarah ke wajah Andra, "Gak usah ikut campur tentang hidup gue!"

Kelvin dan kedua sahabatnya langsung pergi dari tempat itu menuju kelasnya. Andra masih menatap kepergiannya dengan tertawa kecil, "Hahaha, gak lama lagi lu pasti bakal benci sama Asya Vin"

"Gue bakal tunggu itu sampai lu jadi milik gue!"

*******

Semua murid yang tadi sempat mengikuti tawuran akhirnya bekerja sama untuk membersihkan seluruh ruangan SMA Cakra Birawa. Bagian depan sekolahannya sudah bersih, kali ini mereka masih sibuk membersihkan lapangan basket. Kini seluruh anggota Bradiz tengah memungut dedaunan yang terus saja berjatuhan dan berserakan.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓Where stories live. Discover now