35. Tuhan Kita Beda

13.8K 1.2K 183
                                    


Mau sekuat apapun kalian menahannya untuk pergi, jika saingannya saja sudah Tuhan, kalian bisa apa?
-anya

Malam ini adalah malam yang sangat membuat Anya bahagia. Dirinya sudah berdandan cantik dibantu dengan semua teman-temannya.

Mereka sudah berada di cafe Bradizta. Kini semuanya tengah berkumpul diruangan milik Bradiz. Kelvin, Alex dan Aland juga ikut bersamanya.

Mereka masih menunggu Fino, batang hidung pria belum terlihat sejak tadi. Hari ini cafe Bradizta tidak terlalu ramai. Jadi mereka dan semua karyawannya masih bisa duduk santai. Moza sejak tadi juga berada di bawah, ia ikut membantu karena dirinya juga bekerja di cafe Asya.

Anya sedang melamun sembari menunggu Fino, ucapan teman-temannya tentang Sabrina tiba-tiba saja masuk kedalam pikirannya. Ia belum pernah melihat wanita itu, namun dari namanya terdengar seperti anak baik-baik.

"Na, Sabrina itu kaya gimana sih orang nya?"

Ivana menatap Anya heran, ada apa dengan sahabatnya? Tumben sekali ia menanyakan tentang Sabrina," Yang gue tau dia itu cantik, baik, sopan, pakainnya juga tertutup, gak lupa dia juga pakai hijab,"

"O-oh gitu ya?" Ivana menganggukkan kepalanya kecil.

"Kalau menurut lu lebih cantikan gue atau Sabrina?"

"Ya Sabrina lah"

Asya melotot menatap Ivana, gadis itu langsung mencubit paha Ivana sampai memerah,"Gak usah terlalu jujur juga anjir!"

"Gapapa, gue udah denger kok hehehe" ucap Anya dengan tertawa renyah. Ivana menjadi merasa bersalah dengan gadis itu.

"Nya, pacar lu dateng noh" ujar Alex.

Anya segera bersiap-siap turun. Semua orang juga ikut turun bersamanya. Saat mereka sampai di lantai dasar Anya memilih untuk duduk manis di salah satu meja yang sudah ia sediakan. Ivana dan Key sibuk membantu karyawannya, Rasya sibuk membatu Moza bekerja, Sedangkan Kelvin dan kedua sahabatnya memilih bersama Asya untuk memantau nya dari meja kasir.

Fino mulai berjalan menghampiri Anya. Ia duduk dihadapan kekasih nya dengan tersenyum tipis. Anya menyambut kedatangan Fino dengan tersenyum begitu manis,"Sayang, kamu mau pesen apa?"

"Aku samain aja kayak kamu"

"Sebentar ya, Key sini dong" panggil Anya. Key datang menemui Anya untuk mencatat pesanan gadis itu.

"Jus jeruk 2, sama beef steak nya 2 ya" ucap Anya. Fino menatap Key bingung,"Lu kok ada disini?"

"Apa lo?!" Sentak Key tidak suka, sejak awal ia memang tidak menyukai Fino. Namun berhubung ia pacar Anya, maka Key masih bisa menahan rasa kesalnya.

"Key..." Ucap Anya sebagai peringatan.

"Yaudah tunggu bentar" Key pergi menghampiri Moza, ia memberikan kertas pesanan Anya agar pesanan wanita itu segara dibuat dan disajikan.

"Kok dia ada disini by?" tanya Fino bingung. Ia menatap keseluruh ruangan cafe dan terkejud ketika melihat bahwa banyak teman sekolahnya yang sedang berada di tempat ini.

"Ini cafe punya kita" jawab Anya. Fino hanya ber'oh' ria. Ia mengangguk paham, pantas saja teman-teman Anya berada disini.

"Oh iya, Anya punya sesuatu untuk Fino" Anya segera mengangkat paper bag nya yang lumayan besar. Ia mengulurkan tangannya untuk memberi hadiah itu kepada Fino. Pria itu menatapnya tidak percaya. Wanita yang sering ia sakiti ternyata masih memperdulikan nya. Akhirnya Fino menerima hadiah itu dengan senang hati.

"Makasih ya, oh iya ada yang mau aku bicara-"

Ucapan Fino terpotong ketika Ivana datang membawa pesanan mereka. Ivana terus menatap Fino dengan tatapan tajam, sampai-sampai pria itu sulit untuk menelan salivanya sendiri ketika matanya juga menatap Ivana.

"Selamat menikmati..."

"Makasih ya Na, eum...tadi kamu mau bilang apa?"

"Ah sebentar, aku juga mau menanyakan sesuatu sama kamu. Tapi kamu janji ya jangan marah? Janji oke?" imbuh Anya.

"Iya sayang, kamu mau tanya apa?"

"Belakangan ini kamu sering banget ngabisin waktu sama Icha, terkadang aku cemburu melihat kedekatan kamu dengan dia. Bahkan aku yang jelas-jelas cewe kamu malah kamu cuekin"

"Dan maaf, belakangan ini temen-temen aku sering ngikutin kamu sama Sabrina. Tapi itu bukan suruhan Anya, bukan Anya yang nyuruh mereka. Maafin temen-temen aku ya Fino? Anya mohon..."

Fino terdiam. Tubuhnya menjadi kaku. Jadi selama ini tanpa sepengetahuannya Asya dan kedua sahabat Anya sedang mengikutinya bersama Sabrina? Sangat tidak waras.

Lagi-lagi Fino terdiam. Wanita yang dihadapannya sangat baik, apa iya ia harus terus menyakitinya? Sepertinya ia harus jujur dan mengatakan yang sebenernya pada Anya.

"Sayang, kamu gak perlu minta maaf. Kamu gak salah" Fino mencoba untuk menggenggam kuat tangan Anya, "Maaf kalau selama ini aku bikin kamu sakit hati, maaf kalau selama ini aku buat kamu salah paham. Icha bukan siapa-siapa aku by, aku gak ada hubungan serius sama dia. Icha adik sepupu aku, aku harus jagain dia karena perintah kedua orangtuanya,"

"Puji Tuhan" setelah mendengar penuturan Fino Anya merasa lega. Ternyata selama ini ia salah paham. Dan ternyata gadis itu adalah adik Fino? Yang benar saja, Anya menjadi bersalah karena pernah menganggap Icha sebagai perusak hubungannya. Tidak mungkin juga kekasih nya itu akan selingkuh di belakangnya. Karena Fino memang hanya mencintai nya.

"Tapi Sabrina yang jadi selingkuhan aku"

Deg

Anya membeku. Senyuman nya menjadi luntur. Tidak ini tidak mungkin, pasti Fino hanya sedang bercanda,"Byy, becandaan kamu yang lain kek, gak seru tau"

"Aku serius Anya, bahkan aku sudah bertunangan dengannya" Fino langsung menunjukkan jari manis nya. Terdapat cincin berwarna silver yang terpasang indah dijari pria itu. Mata Anya mulai memanas, apakah ia sedang bermimpi?

"Maaf"

"Maaf aku selingkuh dari kamu"

"Dan maaf, aku lebih memilih dia"

Satu tetes air mata Anya berhasil lolos dari celah matanya. Hatinya sangat sesak. Pria yang selalu ia percayai, pria yang selalu ia dambakan, pria yang selalu ia anggap baik ternyata telah mengkhianati nya.

"Fino...kamu jahat" ucap Anya lirih, bulir-bulir air mata gadis itu terus berjatuhan melewati pipinya. Sedangkan Fino hanya bisa menunduk.

"Aku gak pernah jahat sama kamu, aku selalu baik sama kamu, TAPI KENAPA KAMU LAKUIN INI KE AKU BRENGSEK?!"

"Anya tolong maafkan aku"

"GUE KURANG APA NO? SEMUA PERJUANGAN GUE SELAMA INI LU ANGGAP APA HAH?!!"bentak Anya.

"Kenapa lu selingkuh di belakang gue?"

"Kenapa, No?!"

"KARENA TUHAN KITA BEDA!"Anya tersentak ketika mendapati jawaban Fino. Dadanya semakin lama semakin sesak. Anya berdiri dari duduknya, terus menatap Fino dengan tatapan tidak percayanya.

Karena merasa sangat marah, Anya mendongakkan wajahnya menatap Fino dengan mata memerah. Ia mencengkeram kerah baju Fino dengan kasar,"JANGAN PERNAH LU SALAHIN TUHAN! Kalau dari awal lu tau keyakinan kita beda, kenapa lu kasih perhatian lebih ke gue?!"

"Kenapa lu kasih gue harapan?!"

"Kenapa harus gue yang lu pilih?!"

Kini mereka menjadi pusat perhatian seluruh pengunjung. Para pengunjung menghentikan kegiatannya hanya karena ingin melihat kejadian itu.

"JAWAB BRENGSEK!!"

"Karena gue cuma mau mainin lu doang!"

"Puas?"

Plakk

Anya menampar pipi Fino sangat keras. Sekali lagi Anya menatap Fino tidak percaya. Tangannya bergetar hebat. Ia berjalan mundur menjauhi lelaki itu,"Gue gak nyangka No, lu ternyata sejahat ini"

"Gue benci sama lu! Jangankan sifat lu, gue liat muka lu aja udah jijik!" Anya berlari meninggalkan cafe Bradizta. Sedangkan Fino hanya melihat mantan kekasih nya itu berlari pergi dari hadapanya. Pria itu masih mematung sembari memegang pipinya yang terasa panas.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓Where stories live. Discover now