Bab 22

1.2K 120 13
                                    

Mereka pun sampai ke dalam markas TAPOPS, Arley pun ikut ke dalam TAPOPS lagi karna tidak perlu bersembunyi lagi. Dia pun merangkul Boboiboy sambil tersenyum melihat adiknya, Boboiboy pun menaikkan alisnya.

"Kenapa kakak senyum-senyum sendiri?" Tanya Boboiboy dan Arley pun menggelengkan kepala.

"Sudah 4 tahun aku tak bertemu kau Boboiboy, sekarang kau juga makin tinggi" kata Arley dan Boboiboy pun hanya tertawa kecil, Boboiboy pun hanya memberikan tatapan sedih sambil tersenyum.

"Aku terkejut mendengar kau terluka parah dan ibu jadi selalu mengingatkanku untuk bersembunyi" kata Boboiboy dan Arley pun mengangguk.

"Selain itu, saat itu kau tak punya kuasa sendiri di keluarga. Kau juga sempat tidak suka sama kakak kan" kata Arley pun menggoda Boboiboy dan Boboiboy pun mukanya merah.

"Ih kak, itu sudah lama. Aku hanya cemburu saja karna hanya aku saja yang tak pernah keluar angkasa" kata Boboiboy yang menggembungkan pipi, Arley pun mengusap rambutnya.

"Yelah, sekarang pun kau ada di sini" kata Arley yang tersenyum menyeringai.

"Boboiboy, Arley" panggil Amato dan mereka berdua pun melihat ke belakang. Amato menghela napas dan langsung memeluknya.

"Ehh kenapa ayah?" Bingung Boboiboy dan Arley mengamuk tidak mau dipeluk.

"Akhirnya ayah bisa merasakan kebersamaan kita, ayah selalu khwatir dengan keselamatan kalian" kata Amato dan Boboiboy menghela napas, Arley pun hanya memalingkan muka.

"Kau tak perlu khawatir ayah, sekarang sudah aman" kata Boboiboy menghibur ayahnya, Arley pun melepaskan pelukannya.

"Boboiboy, lebih baik kau istirahat. Kau baru saja lepas dari koma" kata Arley dan Boboiboy pun mengangguk.

"Kalau begitu Boboiboy balik dulu" kata Boboiboy sambil melambaikan tangannya, kemudian Boboiboy tidak terlihat dan Amato pun langsung membalikkan badannya pergi dari lorong.

"Ayah, tunggu" kata Arley dan Amato pun menaikkan alisnya. Arley pun menatap tajam ke ayahnya.

"Ayah, sebenarnya aku sudah lama ingin bertanya ke ayah" kata Arley dengan pelan, Amato pun hanya melihat dengan bingung.

"Apa selama ini... ini semua rencana ayah?" Tanya Arley dan Amato hanya menaikkan alisnya.

"Apa maksud kau nak?" Tanya Amato dan Arley pun mendekat dengan ayahnya.

"Penyerang dari Paghekhro itu, kau sendiri yang membeberkan dan memancing untuk menyerang kita sendiri kan? Aku rasa kuasa aku menjadi meningkat pesat saat setelah penyerangan dan Boboiboy menjadi sangat kuat sampai tidak bisa dikendalikan. Aku sudah berbicara dengan Laksamana Maksmana serta Laksamana Tarung serta Paghekhro tadi. Benar tak?" Kata Arley dan Amato pun terdiam, kemudian dia tersenyum menyeringai.

"Bagaimana kalau ayah bilang iya?" Kata Amato dengan tatapan tajam dan Arley pun menghela napas.

"Rencana ayah sangat rapi sampai ibu saja tidak sadar. Semua ini seolah memang murni balas dendam dan tidak ada tujuan dibalik itu, pantas Laksamana Maksmana dan Laksamana Tarung tidak membantu kau di pertarungan" kata Arley sambil mengepalkan tangan.

Amato pun memicak pingga dan langsung mulai berjalan di lorong, kemudian berhenti sesaat.

"Asal kau tahu nak, aku akan memberitahu hal ini tapi jangan sampai kau kecewa" kata Amato dan Arley pun menaikkan alisnya.

"Laksamana Maksmana dan Laksamana Tarung juga tidak membantu pertarungan Retakka" kata Amato dan Arley pun diam.

"Apa maksud kau?" Kata Arley dan Amato pun tersenyum.

"Jangan bilang.."

"Yap, adik kau tercinta terlibat rencana ini"

Death [ Boboiboy Fanfiction ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang