Bab 2

2.3K 153 0
                                    

"Ledakannya makin besar, cepat keluar dari sini" kata Boboiboy Gempa yang menahan reruntuhan.

"Mimpi ini lagi" kata Fang.

"Yaya dan Gopal masih lemah , Ying bawa Yaya cepetan" kata Boboiboy Halilintar yang masih melawan robot musuh dan Ying mengangguk, Taufan pun membawa Gopal.

....

"Boboiboy, kau kenapa?" Tanya Gopal yang melihat sahabatnya.

"Boboiboy, kenapa kau tak cantumkan semula. Tenaga kau bisa habis Boboiboy..." kata Fang yang makin pelan.

........

"Sepertinya ini percakapan terakhir kita... ini semua karna kau Fang" kata Taufan sambil menunjuk Fang, semuanya pun melihat dirinya.

"Apaa?" Kata Fang kaget.

"Karna kau aku mati di dalam markas, kalau kau menyadari dari awal. Aku tak akan mati mengenaskan" teriak Taufan yang matanya mulai mengeluarkan air mata.

"Maaf Boboiboy, aku.." kata Fang dengan menyesal.

"Seharusnya...kau yang mati Fang" kata Boboiboy yang matanya berubah warna merah.

"Ehh"

Fang pun langsung terbangun dari mimpinya sambil mengatur napasnya, saat dia mulai stabil. Dia pun melihat jamnya yang ternyata dia terbangun di jam 5 pagi. Fang pun mulai mencari angin sebelum bersiap-siap untuk mulai kegiatan, Fang pun mulai berjalan di lorong secara perlahan sambil melihat bintang- bintang di angkasa.

"Fangg, kau tahu kenapa dinding dan beberapa barangku berhubungan dengan bintang?" Kata Boboiboy yang tiba-tiba cerita ke Fang.

"Hmmm?" Kata Fang dengan nada tidak tertarik. Gopal pun yang bosan menunggu pagi di ladang pasir pun akhirnya tertidur dan meninggalkan Fang yang di sampingnya.

"Dulu aku ingin pergi ke luar angkasa, tapi itu hal yang tidak mungkin" kata Boboiboy sambil melihat bintang. Fang pun hanya menyeringai.

"Dan sekarang kau ada di sini Boboiboy, menghancurkan popularitasku" kata Fang sambil menghela napas, Boboiboy pun hanya tertawa kecil.

"Tapi itu semua awalnya dari kau, aku berutang budi ke kau" kata Boboiboy sambil tersenyum, Fang pun kaget dan kemudian menatap Boboiboy sambil tersenyum kecil.

"Kalau begitu, traktirkan aku donat lobak merah setiap hari" kata Fang dan Boboiboy cemberut.

"Habislah uang aku" kata Boboiboy menggembungkan pipi.

Fang pun menghela napas dengan panjang.

'Hari-hari yang menyenangkan, ternyata itu jadi ingatan yang memorial' pikir Fang, tiba-tiba Fang teringat sesuatu.

Saat Fang masih setengah tertidur, Boboiboy menggunamkan sesuatu.

"Selain itu aku juga ingin menyusul mereka"

Fang pun mulai merasa ada yang aneh dengan kata mereka, Boboiboy bilang dia tak pernah pergi ke luar angkasa tapi dia mau menyusul.
Tapi siapa yang mau disusul atau itu hanya arti lain yang artinya orang terdekatnya ada yang sudah meninggal. Fang pun mulai berpikir, seharusnya ada yang bisa dia sadari tapi masih belum kebayang. Seperti teka-teki yang masih berantakan.

" Boboiboy, kenapa kau sedih?" Tanya Gopal yang melihat Boboiboy sendiri di kelas.

"Orang tuaku tak bisa datang" kata Boboiboy dengan raut sedih, Fang pun mendengus.

"Emang ayah ibu kau dimana?" Tanya Yaya dan Boboiboy pun menoleh melihatnya.

"Ayah ibuku kerja sebagai duta besar, jadi mereka tidak punya waktu untuk datang"

...

"Fang, kau jangan bersedih. Asal kau tahu selain kita ada pula yang tak bisa ketemu dengan keluarganya" kata Kaizo sambil menatap Fang.

"Benarkahh?" Tanya Fang dan Kaizo mengangguk.

"Ada yang tak temu dengan orangtuanya, saudara atau anaknya sendiri, itu semua demi keamanan mereka" kata Kaizo.

"Tidak mungkin, orangtuanya Boboiboy.."

Death [ Boboiboy Fanfiction ]Where stories live. Discover now