Bab 18: I'm just loving you harder

27.3K 2.3K 118
                                    

Happy reading Fellas 💅

Leo menutup pintu penthouse dengan kencang, membuat Aurora terlonjak kaget. Beruntung para pelayan telah pulang, lalu dengan tiba-tiba Leo memeluk Aurora dan melayangkan kecupannya di sepanjang pundak gadis itu.

"Kak Leo" cicit Aurora.

Leo tidak menghiraukan suara Aurora yang mengalun lembut di telinganya, ia fokus memberikan kecupan dan gigitan kecil di area leher dan pundak gadis itu. Mata Leo berkilat marah mengingat kejadian dimana Reyza dengan sengaja menabrak Aurora. Siapapun bisa langsung tahu jika pria itu mengincar Aurora.

"Ayo kita menikah" ucap Leo.

Aurora menghela napasnya, entah sudah berapa kali Leo mengajaknya untuk menikah dan ini adalah topik pembicaraan yang Aurora hindari. Bukannya Aurora tidak mau menikah dengan Leo, tapi ia merasa jika ia masih belum pantas untuk berdiri di samping Leo, umurnya masih terlalu muda dan ia memiliki cita-citanya sendiri.

"Aurora" ucap Leo dengan suara beratnya.

"Kak Leo pasti lapar, Aurora masakkin makanan dulu ya" ucap Aurora.

"Jawab kakak Aurora!" ucap Leo mengeluarkan suara tegasnya. Gadis itu menutup matanya sebentar, guna mengumpulkan keberanian untuk menatap mata jelaga milik tunangannya.

"Kak Leo, pernikahan itu bukan sesuatu hal yang main-main, kita pasti akan menikah tapi enggak sekarang, Aurora masih punya cita-cita yang harus diraih, begitu juga dengan Kak Leo" ucap Aurora dengan bijak.

"Cita-citaku setelah bertemu denganmu adalah memilikimu seutuhnya Aurora, harusnya kamu paham akan hal itu!" ucap Leo.

"Tapi Aurora belum siap!" ucap Aurora sedikit berteriak.

"Kenapa Aurora? setelah semuanya kau masih saja meragukan cintaku?" bentak Leo.

Aurora terkejut dengan bentakan Leo "bukan begitu-"

"Apa Aurora? kalau kamu tidak meragukan cintaku kau pasti akan mengiyakan ajakan aku untuk menikah" ucap Leo.

Aurora meneteskan air matanya, ia menggelengkan kepalanya "Aurora belum siap" ucapnya dengan lirih.

"Listen mijn liefde, itu adalah takdirmu, takdir yang harus kau terima sebagai kekasih seorang Leovan. Siap atau tidak siap aku pasti akan memaksamu untuk menikahiku" ucap Leo dengan tajam.

"Aurora nggak mau!" teriaknya.

"Jangan membantah!" ucap Leo mengeluarkan suara dominannya membuat Aurora menundukkan kepalanya.

"Kenapa kamu nakal sekali, hm? siapa yang mengajarimu?" tanya Leo.

Aurora tidak menjawab, dirinya terlalu takut dengan aura yang dikeluarkan oleh Leo. Ia mengalihkan tatapannya ke meja di sebelahnya.

"Mau dihukum?"

"Hukum aja terus! salah Aurora semuanya!" bentak Aurora dengan air mata yang mengalir di kedua matanya. Aurora lelah dengan sikap Leo kepadanya, semua ke-posesifan yang Leo berikan kepadanya membuat jiwa Aurora lelah.

Aurora merindukan dirinya saat ia belum mengenal Leo. Ia merindukan kebebasan yang dulu pernah ia rasakan.

Orang-orang bilang bahwa dirinya sangat beruntung bisa menjadi tunangan seorang Leo. Tapi kenyataannya ada sebuah harga yang harus ia bayar.

Yaitu kebebasannya.

"Lihat, kamu sudah berani membentak kakak. Bukankah kau salah pergaulan Aurora?" tanya Leo dengan suara datar.

Aurora tidak menjawab, percuma saja berdebat dengan Leo jika pada akhirnya pria tersebutlah yang akan memenangkan perdebatan ini.

"Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan jika sudah berteriak."

MY AURORA {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang