Bab 16: Leo dan kesempurnannya

31.6K 2.3K 133
                                    

Happy reading Fellas 💅

"Psst... Ra, nomer tiga jawabannya apa?" bisik Diandra kepada Aurora yang duduk di depannya.

"Kerjain sendiri Diandra" ucap Aurora tanpa menolehkan kepalanya ke belakang.

Diandra mendengus sebal, ujian matematika memang selalu menjadi mimpi buruk setiap siswa. Apalagi soal yang diberikan berbeda jauh dengan soal latihan yang dicontohkan oleh sang guru.

Diandra menatap nanar soal matematika yang tergeletak di meja, kertasnya sudah awut-awutan akibat terlalu kencang menghapusnya, kertas coretannya berisi coretan angka yang bahkan Diandra sendiri tidak mengerti apa yang ia tulis.

Dah lah pasrah aja.

Ulangan itu berakhir dengan dramatis, semua siswa kelas X-IPS itu keluar dengan raut wajah yang tidak bisa dikatakan baik.

"Gila soalnya susah banget" ucap Diandra.

"Gue udah bodo amat, rambut gue makin keriting anjir ngerjain soal Bu Roma kelapa" ucap Ara.

"Rora mah pelit gak mau kasih jawabannya" ucap Diandra.

"Itu nyontek Diandra, makanya belajar. Semalam aku ajak belajar kamunya malah tidur" ucap Aurora, Diandra mengerucutkan bibirnya.

"Habis ini pelajaran olahraga ya?" tanya Shakira.

"Iya, yuk ke gym" ajak Aurora.

"Pelajarannya digabung sama kelas 12-IPS bukan?" tanya Ara mematikan.

"Hah!? masa" ucap Diandra dengan kaget.

"Makanya liat jadwal" ucap Aurora.

"Serba salah aku, kayak lagunya Raisa" ucap Diandra.

"Tapi orangnya nggak kayak Raisa" ucap Ara yang sudah lari sebelum Diandra mengamuk dan memukulnya.

___________

Hari ini pelajaran olahraga kelas sepuluh dan dua belas digabung. Alasan sang guru sih, katanya supaya sekalian aja, jadi gak capek ngajarnya, kebetulan juga materi mereka sama yaitu bola besar. Tentu saja hal ini menjadi kesenangan sendiri bagi gadis-gadis di kelas Aurora, sebab bisa melihat sang idola sekolah Leo dan kawan-kawannya, begitu juga sebaliknya laki-laki di kelas 12-IPS itu bisa memandangi wajah imut adik kelas mereka.

"Diandra cakep banget dah" ucap Raja.

"Muji doang, nembak kagak" cibir Arsen

"Yhaaa papale pal pale."

"Bacot bet sih nih lelaki satu" ucap Raja geram.

"Makanya kalo suka tuh bilang, jangan diem-diem bae" ucap Joyel.

"Tau, ntar ketikung aja. Nangis" timpal Bambang.

Aurora melihat ke arah Diandra yang berada di sampingnya, sepertinya Diandra sedang malu-malu kucing. Sahabatnya itu memang mudah ditebak, bilangnya gak suka tapi aslinya suka banget.

"Ohh... ceritanya udah gak marah lagi sama Kak Raja" goda Aurora.

"A-apaan sih Ra, orang aku masih marah juga" ucap Diandra menyembunyikan wajah merahnya.

"Muka sama perkataan lo gak sinkron Di" ujar Shakira.

Diandra semakin gelalapan "ish, udahlah pemanasan kita" ucap Diandra menggerak-gerakkan kedua tangannya semakin cepat, sementara itu Aurora tertawa pelan melihat tingkah laku sahabatnya.

Priiitttt

Peluit kebanggaan milik Pak Okta berbunyi memekakkan telinga yang mendengar. Pasti ada saja peluit bersuara nyaring yang dimiliki oleh guru olahraga, suaranya bukan main!

MY AURORA {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang