Chapter 2-A

7 1 0
                                    

"ayo semuanya turun dulu, tasnya gak perlu dibawa. Bawa hal yang perlu, jangan lupa air minum karena habis ini kita jalan." Kata guru panitia.

Kami pun turun dari truk, ya kita naik truk. Bukan kendaraan fancy ya, hemat budget dan sesuai fungsi buat ngangkut orang banyak.

"Al, bawa apa aja ?" Tanyaku.

"Minum sama snack aja, ntar tas bakal dibawa truk ke villa diatas." Jawabnya.

"Ini beneran kita jalan ?" Tanyaku lagi

Ali hanya mengangkat bahu nya, tanda ia gak tahu apa-apa.

Setelah semua turun, kita semua baris. Lalu kita akan berjalan ke atas tiap baris, namun walaupun aku termasuk barisan awal ternyata aku di salip banyak barisan belakang. Bahkan barisannya mala juga termasuk. Pada akhirnya karena aku terlalu lambat, aku pun diantar naik motor oleh salah satu guru panitia.

Sesampainya di villa kita dikumpulkan pada suatu ruangan, dan setelah itu kita dipersilahkan ke ruang kamar yang sudah ditentukan sebelumnya, cowok lantai 2 dan cewek lantai 3 untuk guru panitia di lantai 1. Pastinya kita harus menurunkan tas kita dari truk dan mindahin ke ruangan dulu. Tiap ruangan dibagi untuk 5-6 anak. Jadi sekamar itu ada kamar tidur dan semacam sofa ruang tengah gitu. Ya yang tidur dikamar gantian, sisanya tidur di sofa wkwk. Dulu aku dan teman sekamar melakukan hompimpa, namun akhirnya selalu rebutan.

Gak ada yang spesial dari acara "Latihan Dasar Kepemimpinan" ini, menurutku hanya outbond di tempat berbeda dan sisanya cuma makan dan dengerin presentasi, kuis, makan, games dan ya gitulan. Kalian pasti tahu.

Hari pertama, sehabis acara dibuka sehabis magrib. Kami pun mengikuti acara pertama yaitu presentasi yang membosankan sampai larut malam. Setelah itu kami pun dipersilahkan istirahat.

Hari kedua, mengawali hari dengan senam dan sarapan. Setelah itu di mulai semacam games dan kuis. Siang nya kita outbond di lapangan yang gak terlalu jauh dengan lokasi tersebut. Selayaknya outbound yang lain pastinya kita bakal kek lomba 17 agustusan + basah basahan dan kotor kotoran. Jadi kangen masa ini, kalo nanti diceritain lagi. Acaranya sampai sore. Setelah semua kembali ke villa, kami bersih bersih. Setelah itu aku diajak ke lantai 3 buat liat pemandangan, tapi aku gak mau. Karna menurutku malam nanti pasti lebih bagus pemandangan.

Untuk acara malam nya gak banyak, lebih kaya ngasih materi dan nyuruh nyatet, maklum pengisi acara nya bu guru yang rada cerewet hehe. Setelah itu jam 10 kami di persilahkan untuk kembali ke kamar untuk istirahat. Kami di minta untuk tidak diperbolehkan ke lantai tiga karena sudah malam dan karna emang tempatnya anak cewek ya hehe.

Untuk anak sekamarku pada nonton sepak bola rame rame sambil makan kacang dan snack lainnya. Sementara para panitia dan guru karaokean di aula. Dengan kondisi seperti itu aku nyelinap ke lantai tiga, hanya untuk liat pemandangan langit malam diatas bukit. Soalnya lampu dari perkotaan yang ada dibawah bakal keliatan bagus juga kan.

Berbekal secangkir teh hangat yang aku bikin di dispenser di lantai 3 dan juga jaket, aku pun ke balkon. Ahhh bagus bangett. Langit malam sedang cerah, serta lampu dari kota yang dibawah keliatan seperti refleksi dari bintang yang ada diatas. Aku pun duduk di salah satu kursi dan meletakkan cangkir tadi di meja setelah menyeruput sedikit. Sumpahhh itu momen yang paling mendamaikan suasana hati, setelah capek seharian dengan kegiatan ini itu.

Saat aku mau nyeruput lagi teh ku, aku mendengar suara orang membuka pintu balkon. Aku yang waktu itu cukup kaget langsung tersedak dan terbatuk batuk. Pikirku kalau itu guru atau panitia aku bakal ketahuan dan di hukum deh, hadehhhh. Namun yang keluar suara yang sangat familiar.

"Eh fannn, kamu gak apa apa ?" Suara Mala menghampiriku.

"Eh mal .... huk huk uhhukk." Aku masih terbatuk batuk. Aku cuma tersedak air hangat woi, tapi kenapa terasa aku tersedak kerikil.

"Huss... minum air dulu nih." Kata Mala memberikan air mineral kemasan gelas.

Aku pun meminumnya. Aku pun merasa lega dan mengatur ulang nafasku yang tersengal. Dasar nih cewek. Aku pun langsung memandangnya dengan tatapan jutek.

"Ehh kenapa kamu liat aku kayak gitu ?" Tanya nya.

"Mal ......."
"Kamu kenapa di sini ?"
Tanyaku

><><><><><><><><><><><><><><><><

Takdir memang selalu punya cara yang tak terduga agar selalu tampak mengejutkan.

Agus Noor, 1968

The Man Who Can't Be MovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang