Chapter 1-The Last

13 1 2
                                    

2 bulan berlalu sejak pertandingan, kelas 3 udah selesai dengan ujian nasionalnya. Sebulan kemudian ganti gue yang ujian kenaikan. Kembali ke kehidupan sekolah, dan hal itu bikin gue sibuk belajar dan lupa sementara dengan semua hal sebelumnya.

"Eh entar bahasa inggris bantu gue ya ?" Kata Erzo

"Ya elah apa susahnya sih ?" Jawab gue remeh.

"Ya kan elu dari kecil yang diajak omong pake b inggris sama kakak lu."

"Ya gue gak pinter pinter amat."

"Bohong banget lu tai." Kata Erzo menyipitkan mata.

"Pilihan ganda doang lah, ya Fan ?" Lanjutnya.

"Iye iye, ntar gue kasih. Tapi 10 menit sebelum waktu habis." Jawabku meringis

"Anjirr lah." Jawabnya

Dan ujian pun berakhir. Yey pikirnya sih bisa libur, tapi ternyata kalau belum dapat rapor belum bisa libur. Jadi ada seminggu masuk yang isinya gatau ngapain, absen doang, anak anak keluyuran ga jelas, dan beberapa wali kelas yang biasanya guru gitu meminta bantuan buat nyocokin ujian temen kita yang pilihan ganda.

Itulah yang dilakukan kelas ku 7A, kebetulan wali kelas ku guru MTK jadi kami dari senin sampe rabu menyocokkan jawaban dari mulai kelas 7 sampai kelas 8. But good news nya habis itu bakal di traktir makan dan minum. Yey sayang deh sama bu guru 🤣.

"Fan, ini kamu bantu nulis jawaban ini di papan tulis ya. Nanti kalian cocokin. Ibu tinggal sebentar karena ada rapat. Nanti kalau sudah bisa di antar jam 12 di ruangan ibu ya." Kata bu guru sambil memberi 5 tumpuk lembaran kertas ujian.

"Oh iya nanti akan ada hadiah dari ibu lagi ya kayak biasa. Semangat." Kata beliau dari pintu kelas.

"Gini lagi." Protes Ridwan.

"Udah lah wan, bantuin gini doang. Kan gak cuma lu, yang lain juga ikut." Jawabku

"Ya gue mau main futsal nih sama anak kelas 8." Jawabnya

"Iye habis ini lah." Kata gue sambil geplak kepalanya pake amplop coklat yang berisi kertas jawaban.

Dan kami pun melakukan pekerjaan yang harusnya dilakukan oleh guru itu dalam hitungan cuma 3 jam. Karena jam 10 udah selesai dan nyuruhnya jam 12 buat ngumpulin ke ruangan. Kalo di kumpulin sekarang bakal ganggu rapat, jadi pikirku ngikut aja kata bu guru.

"Fan, cabut yuk." Kata salah satu temen cowokku.

"Hah ? Kemana ?" Jawabku.

"Ya ke kantin gitu. Daripada lu jadi cowok satu satunya di kelas." Jelasnya.

"Ah udah gak pa pa, gue jagain amanah ini. Dah kalian duluan aja." Jawabku

"Gak nitip sesuatu gitu ?"

"Ntar kalo butuh, gue tinggal ke tempat ibuk gue." Jawabku

"Oh ya udah, duluan ye."

Aku masih membereskan kertas yang berserakan di meja guru, yang ngumpulin juga ngaco semua jadi harus di urutin biar ntar di cek ulang gak salah.

"Perlu di bantuin ?" Kata Mala yang tiba tiba menghampiriku.

"Eh Mal, gak perlu." Jawabku

"Oh yaudah." Jawabnya sambil nyelonong pergi.

"Mal...." Tiba tiba aku reflek narik tangannya.

"Maaf buat yang kemaren itu." Jelasku melepas tanganku.

"Yang mana ?" Jawabnya berbalik menatapku.

"Yang waktu itu di GOR." Jelasku

"Ah itu. Udah lupain aja, aku lagi dapet aja." Jawabnya senyum sambil berbalik pergi

The Man Who Can't Be MovedWhere stories live. Discover now