Chapter 1-S

12 1 2
                                    

"Gimana fan rasanya ? Enak kan." Kata Ifa yang melihatku terduduk di lantai, bersandar di tembok sambil memegang pipi.

"Lagian lu resek sih, gak jujur pula." Lanjutnya menghampiriku dan duduk di sampingku.

"Ya gue gak bisa jujur di kondisi sekarang." Jawabku menatap Ifa dan mengalihkan pandangan.

"Emang dengan lu bilang jujur juga, Mala langsung ninggalin Ricky gitu ?"

"Ya enggak lah fan, gak semudah itu juga. Tapi paling gak didepan orang yang lo sukai lo harus jujur, Mala juga tahu lo bohong. Lu ngekhianatin dia dengan bersikap gak jujur sama sekali, lu ngebuat dia gak percaya sama lu fan."

Gue masih diem dengerin Ifa ceramah panjang lebar.

"Kalo lo jujur mungkin akirnya gak gitu juga sih, jadi Mala tahu alasan lo ngejauhin dia tuh karna apa." Lanjutnya

"Lu diem mulu fan ? Dah mati." Tanya Ifa yang dari tadi gak gue tanggepin, lalu dia men-jambak rambut gue.

"Aw sakit begoo." Kataku sambil mencoba melepaskan tangannya.

"Lu yang bego, lu dengerin gak sih dari tadi ?"

"Denger gua, lagi meresapi malah."

"Apaan lu melongo kek orang bego ngelamun gajelas. Dah lah, pantes Mala capek. Gue juga tahu alasannya." Kata Ifa sambil berdiri dan beranjak pergi, dia malah ikutan sebel.

"Mo kemana lu ?" Teriak gue karna dia udah agak jauh.

"Suka suka gue, mo beli minum." Jawabnya dari kejauhan

Bilang nya suka suka, tapi di kasih tahu juga alasannya. Dari situ gue masih mikirin kata kata Ifa, tapi tiba tiba gue ngebuyarin itu karna gue harus fokus ke pertandingan.

----+-+-+----

Final cuyyyy, akhirnya di mulai juga. Mari gue ceritain singkatnya.

Gue tetep dimasukin di babak ke 2 dan 4, bukan starting lineup. Pertandingan cukup sengit, tiap sekolah selalu mencoba memasukkan bola untuk meraih poin. Namun di akhir babak kedua kami ketinggalan 7 poin. Babak kedua selesai, dan kami pun ngobrol di loker terkait strategi, sementara di lapangan tiap cheerleader (lebih tepatnya dance performance sih) dari sekolah tampil sebagai pengisi aja. Wuih udah ala ala NBA cuma pas final doang.

Babak ketiga dimulai, cukup sengit. Timku mulai mengejar poin dan alhasil sampai akhir babak ke tiga poin selisih hanya 3 poin.

Kayaknya pertandingan final selalu begini. Seru banget karna udah di ujung perjuangan, jadi harus all out.

"Fan , babak terakhir kamu masuk. Kita kerahin semua staminamu yang udah di simpan. Semuanya kita harus menang." Kata pelatih.

"Siap." Jawabku

"Semuanya berkumpul." Kata kak Rizal. Semuanya pun melingkar.

"Menit terakhir, penghabisan, kita buktikan kita pulang bawa kemenangan. Ready, SMP 4." Kata kak Rio.

"Ready, fight, win." Jawab semua pemain, dan disambut yel yel dari penonton.

Ini nih momen yang paling bersejarah kalo aku bisa menang, usahaku dari dulu akan terbayarkan. Dan babak terakhir di mulai. Kami pun berjuang sekuat tenaga. Semuanya mengerahkan sisa sisa terakhir stamina, tim lawan pun juga sama. Tak ingin menyerah sampai peluit berakhir.

Hingga sampai 2 menit menit akhir berkat 2 poin dariku kami berhasil menyamakan skor, thanks to Erzo's pass yang gak pernah meleset.

Setelah itu kak Rio secara tidak sengaja melakukan foul ketika mencegah pemain lawan melakukan poin sehingga lawan dapat 2 poin dan tambahan penalty dan 1 poin pun masuk. Kini dengan sisa 1 menit kami harus mengejar 3 poin ini.

Kami pun buru buru melakukan serangan dan lawan sempat mengambil bola dari kami karena ada kesalahan dalam umpan, aku yang seketika memyadari itu langsung kembali ke wilayah ku dan menghadang itu. Walaupun sempat aku hentikan tapi lawan melakukan shoot, walaupun aku tahu itu tidak akan masuk. Benar dan untung nya ada Erzo yang sudah melakukan rebound. Bola pun di lempar ke kak Rio yang dengan cepat melakukan dribble dan crossover behind. Bahkan dia melakukan fake shot yang selanjutnya dilanjutkan dengan lay up oleh kak Rizal, tapi ada salah satu pemain musuh yang melakukan blok dan tidak sengaja mendorong kak Rizal hingga terjatuh. Duel udara tersebut membuat kak Rizal mendarat dengan tidak sempurna (setelah per tandingan itu ia cidera). Tapi dengan kondisinya, ia masih ingin melanjutkan pertandingan.

Kami mendapat penalti, 2 poin pun masuk (karena lay up tadi tidak masuk jadi penaltinya 2 kali, jika masuk cuma satu kali). Kami pun melakukan full court defense, dan sehingga tim lawan tidak bisa masuk ke wilayah kami. Dan al hasil mereka terjebak di area mereka dalam waktu lama. Kak rizal melihat celah dan melakukan steal , dan langsung melakukan pass padaku. Aku sempat akan melakukan under ring, tapi aku melihat Erzo tidak di jaga. Lalu aku melakukan pass kepadanya, dan pada detik terakhir Erzo mencoba peruntungan 3 point. Kalo gagal kita kalah kalau masuk kita menang karna unggul 2 poin.

Dengan cepat ia langsung melakukan shoot, dan tepat waktu bola di udara bell berbunyi dan kami menunggu sepersekian detik, berharap poin terakhir akan masuk dan.........

YESSSSS MASUKKKK. Erzo melakukan buzzer beater. Kamipun menang. Sorakan dan gemuruh pun terdengar dari semua penonton bahkan yang bukan dari sekolah kami pun takjub dengan pertandingan seru tadi dan ikut bersorai.

Erzo pun mengepal kan tangan dan mengangkatnya, keren sumpah. Gue langsung menuju ke dia, semua pemain mengerubungi dia. Dari semua keriuhan itu hanya kak Rio yang menuju kak Rizal dan merangkulnya, ia tahu kak Rizal udah melakukan yang terbaik walaupun ia sampai cedera. Tapi kemenangan ini untuk kita, sekolah kita. Aku bahkan melihat Ifa berlari dari penonton dan menghampiri kak Rizal dan langsung meluk dia. Sungguh momen haru dan romantis hehe.

Anehnya pandangan ku malah tertuju pada waktu itu, dan kenapa akualah tersenyum padanya. Dia pun membalas senyumku sambil menyorakiku. Namun setelah itu kulihat Ricky berbisik ke padanya, dan dia melambaikan tangannya lalu pergi.

Dan ini dia momen pembagian piala, dan kamilah yang membawa Tropi ini ke sekolah dan MVP pun di umumin dan yang dapat adalah our captain kak Rizal.

Dan momen terakhir adalah berfoto dengan semua tim sambil memegang piala. Lalu aku, Erzo, kak rizal, Ifa dan kak Rio berfoto bersama. Sepulang dari itu kami tidak langsung pulang, karena acaranya berakhir jam 7 jadi Kak Rio mutusin buat kita ngumpul di spot nongkrong buat ngerayain kemenangan. Dan mungkin juga akan menjadi momen terakhirku berada di tongkrongan ini, karna hanya akan bersisa kita berempat sementara kak Rio dan kak Rizal bakal lulus tahun ini tepatnya beberapa bulan kedepan.

><><><><><><><><><><><><><><><><

Jarak terjauh sebenarnya adalah ketika bertemu tapi tak saling sapa, padahal saling memendam rasa.

Fadhil Nauzel

The Man Who Can't Be MovedWhere stories live. Discover now