Possessive Badboy 20

227K 21.6K 539
                                    

SELAMAT MEMBACA

Vote⭐ dan komen

-0o0-

“BARBAR!!”

Teriakan yang menggelegar itu mampu membuat Bara menoleh kebelakang. Ia melihat Kia di ujung koridor berlari mendekatinya dengan napas terengah. Gadis itu menumpu tangan di lutut sembari mengatur napas yang memburu. Ia mengangkat tangan agar Bara tidak bertanya apa-apa.

Bara mengangguk. “Oke, gue tunggu lo sampe habis napas.” ujarnya santai.

Kia mengangkat kepalanya hingga membuat kuciran rambutnya berantakan. Wajah gadis itu memerah dengan keringat di area dahinya. Bara menaikkan alis saat gadis itu berubah panik.

“Bar gawat! Ini gawat banget Bar!”

“Candra ngejar gue buat piket tapi gue lari.” Jelas gadis itu lalu menarik napas panjang dan menghembuskannya pelan.

“Itu yang lo bilang gawat?” tanyanya heran.

Kia menggeleng cepat. “Bukan.”

“Terus?”

“Lo harus bantuin gue.” Kia kembali menoleh kebelakang melihat apakah ketua kelasnya itu masih mengejarnya. Ia sudah memberikan banyak alasan agar Candra mau membiarkannya lolos untuk sekali saja namun laki-laki itu tetap menolak, katanya ia hanya menjalankan tugas sebagai ketua kelas. Kia yang tidak punya cara lain akhirnya memilih lari begitu saja membuat keduanya terlibat aksi kejar-kejaran.

Bara melotot, tidak menyangka.“Bantu buat lari dari tugas piket lo?”

Kia kembali menggeleng. Ia langsung menarik lengan laki-laki itu agar segera sampai di area parkiran. Bara yang semakin bingung memilih mengikuti langkah gadis itu.

“Bantuin gue cari Regha.” kata Kia setelah keduanya sampai di tempat motor Bara terparkir.

Bara menghadapkan diri dengan gadis itu. “Emang Regha itu kucing pake di cariin segala.”

Kia yang kesal sekaligus gemas dengan balasan Bara langsung memukul kepala laki-laki itu.

“Lo itu tinggal naik di motor terus nyalain motornya, entar di jalan gue jelasin.” Ucap Kia dengan galak.

Bara mendengus keras namun menuruti perkataan gadis itu. “Wah, bisa-bisanya gue dijadiin babu kayak gini.”

--0o0--


“REGHA!”

Kia menjatuhkan asal tasnya setelah sampai di tempat dimana nomor yang tidak dikenal memberitahu keberadaan Regha. Gadis itu melihat laki-laki dengan kondisi babak belur dan kedua tangannya dipegang dua orang. Baru saja mengambil langkah mendekati Regha seseorang menghadang langkah Kia. Ia memberi tatapan tajam pada Gervan yang melemparkan senyuman.

“Lo kenapa nyakitin Regha?” tanya Kia marah.

Gervan nampak puas dengan ekspresi yang tengah ditunjukkan gadis itu. Ia berhasil membuatnya datang hanya dengan nama Regha. Gervan menggaruk pelipisnya.

“Gimana kalau gue ngelepasin Regha tapi lo harus jadi pacar gue?” tawar Gervan. Ia puas dengan pertanyaan yang baru saja ia lontarkan. Bagaimanapun Kia bisa saja menjadi alat untuk membalaskan dendamnya pada Regha.

“Dasar gila!” balas Kia. Ia berusaha mengabaikan Gervan memilih melewati laki-laki itu agar mendekati Regha namun Gervan mencengkram lengannya kuat. Bibir gadis itu sedikit meringis.

“Lo cowok atau banci, beraninya sama cewek.” seru seseorang yang baru saja datang dengan tangan didalam saku.

Bara melepas tangan Gervan dari Kia. ia bisa melihat jelas bagaimana raut kesal Gervan. Bara sedikit tahu tentang laki-laki di hadapannya. Bagaimana bisa orang tidak mengenalnya jika setiap hari Gervan selalu membuat masalah. Namanya yang selalu dipanggil atas pelanggaran peraturan sekolah.

Kia menahan tangan Bara yang ingin menariknya pergi dari situ.

“Regha gimana?”

Bara mendengus. “Kita pulang, dia bukan Regha.” jawabnya cepat.

Bara sedari tadi memilih diam saat Kia berbicara dengan Gervan. Ia memilih mengawasi sampai tersadar bahwa orang yang sedang mereka tahan bukanlah Regha. Ia sempat  melihat sekilas wajah laki-laki itu.

Kia mengernyit lalu memperhatikan laki-laki dengan kondisi babak belur itu. Benar saja, dia bukan Regha. Gadis itu menggeleng tidak menyangka. Bentuk tubuhnya bahkan rambut laki-laki itu memang terlihat mirip dengan Regha. laki-laki yang sedari tadi terus menunduk akhirnya memperlihatkan wajahnya.

“Lo laki-laki paling jahat yang pernah gue temui.” Ujar Kia dengan beraninya menunjuk wajah Gervan. Gervan menarik sebelah sudut bibirnya.

“Gak asik, lo udah sadar duluan kalau dia bukan Regha.” Gervan mendesah kecewa.

“Gimana kalau lo aja yang gantiin dia...” ia menunjuk laki-laki tidak berdaya di belakangnya. “Dan kita  buat Regha datang kesini.” Lanjutnya pada perkataannya.

Merasa hawa aneh Gervan menoleh pada laki-laki yang masih di berdiri di samping Kia sembari menatapnya tajam.

Kia maju satu langkah. “Cara lo terlalu cemen untuk ukuran laki-laki,” kata Kia terlanjur kesal. Sikap Gervan yang seperti itu terlalu kekanak-kanakan hanya untuk membuat Regha datang menemuinya. Sungguh, Kia baru menemui laki-laki seperti Gervan.

Gervan menggeram kesal. “Lo—“

Bugh!

Satu pukulan dengan mulus mendarat tepat di pipi Gervan. Laki-laki itu seketika tersungkur di tanah. Sebuah tangan menarik pergelangan tangan Kia dengan paksa. Kia menatap bingung namun mengikuti langkah laki-laki itu hingga berhenti di bawah pohon.

Ia menghempaskan kasar tangan Kia. “Lo ngapain datang kesini?” tanya Regha langsung.

Kia terlonjak kaget. “Gu—“

“Lo tolol atau bego, mau aja dibodohin sama Gervan!” kesal Regha memarahi Kia.

Regha mengacak rambutnya dengan kesal.

“Lo bisa gak usah nyusahin gue sekali aja!?” bentaknya dengan suara meninggi. Rahangnya mengeras dengan napas naik turun. Tatapannya tajam dan menusuk membuat siapa saja akan langsung menciut.

“LO ITU—“

“Gue khawatir sama lo!” teriak Kia tiba-tiba.

Regha diam sebentar, mencerna ucapan Kia beberapa detik.

Kia menatap tepat pada netra cokelat milik Regha. “Gue takut lo terluka, gue takut kalau mereka memang nyakitin lo, dan memang iya kalau gue terlalu bodoh. Bodoh karna terlalu percaya sama omongan Gervan, hanya karna lo gue ngelakuin hal bodoh itu.” ujarnya kemudian berlalu melewati Regha dengan sengaja menabrak bahu laki-laki itu.

Kia kecewa dengan sikap Regha yang menganggap seolah ia yang salah padahal niat Kia hanya menolong laki-laki itu. Apa ia salah mengkhwatirkan Regha?



****




Follow ig: @liviebluee

Terimakasih sudah membaca💙

Possessive Badboy [END]Where stories live. Discover now