24. Orang misterius

13.6K 1.3K 63
                                    

Rasya mengatar Asya sampai masuk kedalam UKS. Saat mereka masuk sudah ada beberapa anggota PMR yang sedang berjaga. Mereka mulai membawa Asya menuju ranjang UKS dan memberikannya minum agar gadis itu lebih tenang. Sedangkan pria itu tetap menemani Asya sembari duduk disampingnya.

Namun seseorang telah mendobrak pintu UKS cukup keras. Sontak semua orang yang berada didalam ruangan menatapnya kaget. Ia Kelvin, saat dirinya mendengar jika Asya terluka ia langsung beranjak pergi dan mencari wanita itu. Awalnya ia mencari Asya keseluruh kantin namun para sahabatnya mengatakan jika ia sudah lebih dulu dibawa Rasya menuju UKS. Kelvin mulai mempercepat langkahnya hingga ia berhasil menemui Asya.

Tapi perasaannya berubah ketika dirinya melihat Asya tengah ditemani oleh seorang pria yang tidak Kelvin kenal. Entah perasaan apa yang membuat hatinya sedikit memanas. Karena Asya merasa paham dengan raut wajah pria itu, ia berusaha memberi kode kepada Rasya agar memberinya waktu berdua bersama Kelvin.

Rasya mengangguk paham dan melangkah keluar. Asya tersenyum tipis ketika melihat garis wajah Kelvin yang sedikit kesal, ada apa dengan pria itu? sangat menggemaskan bagi Asya.

"Masih mau berdiri disitu?" ucap Asya. Ia pun tertawa kecil saat Kelvin mulai menghampirinya.

"Siapa?" tanya Kelvin dingin.

"Dia adik sepupu gue Vin"

"Alhamdulillah. Heh nenek gayung! Siapa yang udah ngelakuin ini ke lu? Cerita sama gue" Asya sempat bingung. Haruskah ia menjawabnya dengan jujur? tetapi karena dirinya takut gadis itu mencoba untuk berbohong dihadapan Kelvin, "Ketumpahan air panas Vin"

"Jangan bohong Sya, gue tau ini ulah Andra kan?" serkas Kelvin. Ternyata pria itu sudah tahu. Asya menunduk menatap lengannya yang sangat merah. Ia pun mengangguk jujur. Mau bagaimana lagi? toh Kelvin sudah mengetahui nya.

"Gue bakal kasih dia pelajaran Sya!" Kelvin mengepalkan tangannya. Ia bertekad untuk memberi pelajaran Andra. Namun dengan gerakan cepat Asya menarik sebagian seragamnya dan manahannya sekuat mungkin, "Jangan Vin, gue gak mau hubungan persaudaraan lu hancur karena gue"

"Tapi dia udah kelewatan Sya!"

"Gue mohon jangan..." Asya terus memohon. Karena bagaimanapun mereka tetap bersaudara. Ia tidak mau hubungan mereka hancur hanya karena dirinya saja.

Akhirnya Kelvin mengubur niatnya matang-matang. Ia kembali duduk disebelah Asya. Kelvin mengambil tangan gadis itu dengan perlahan. Dan meletakkan tangan Asya di pangkuannya, "Sakit banget kan?"

"Gak, biasa ini mah"

"Yang bener?"

"Iyalah, gue kan cewek terkeren dan terkuat disini" alibi Asya.

"Tapi mata lu gak bisa bohong Sya" Asya terdiam. Sial ekting nya tidak berjalan dengan mulus. Padahal Asya sudah menahan jeritan kesakitannya agar tidak terdengar oleh Kelvin.

"Kalau mau nangis mah nangis aja"

"Gak usah ditahan gitu" sahut Kelvin. Saat pria itu mengamati luka goresan di tangan Asya dengan warna memerah seperti terbakar hatinya seakan sedang merasakan apa yang gadis itu rasakan.

Gadis dihadapannya masih diam. Perlahan suara itu mulai terdengar di telinga Kelvin. Suara isak tangisnya sudah tidak bisa ia tahan. Salahkan saja dirinya yang lemah. Bahkan untuk berakting dihadapan Kelvin Asya masih tidak bisa. Ternyata dirinya memang tidak berbakat didunia akting.

"Sakit, Vin..." Dibalik tangisannya Asya tengah merutuku dirinya sendiri yang tidak bisa menahan tangisan itu dihadapan Kelvin.

"Iya, gue obatin Sya," Kelvin merubah nada bicaranya. Ia mulai menegakkan tubuhnya dihadapan Asya yang tengah terduduk di atas ranjang. Asya mulai merekatkan wajahnya diatas seragam Kelvin. Yang sekarang ia butuhkan hanyalah menangis sampai perasaannya puas.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓Where stories live. Discover now