23. Suruhan

14K 1.2K 49
                                    

Asya sudah lebih dulu meninggalkan pekarangan rumahnya. Semalam ia dibuat salah tingkah lagi oleh Kelvin. Untung nya ia bisa tertidur dan terbangun saat sang fajar belum menunjukkan jati dirinya.

Kali ini Asya sudah berada didalam base camp nya. Asya berangkat pagi-pagi sekali hanya karena ia ingin membantu teman-temannya disana. Lagi pula hari ini adalah hari pertama Rasya untuk bersekolah di SMA Cakra Birawa.

"Kak, ini beneran gapapa?" tanya Moza ragu-ragu.

"Santai, udah cukup ini mah"

"Cuss langsung berangkat, 20 menit lagi bel bakal bunyi" lanjut Anya.

Mereka langsung angkat kaki menuju SMA Cakra Birawa. Kali ini mereka berangkat dengan menggunakan sebuah mobil. Diperjalanan Moza masih saja gugup. Ivana yang menyadari itu berusaha untuk membuatnya lebih tenang, "Tenang Za, fokus sama rencana kita malam tadi"

Tak butuh waku lama mereka akhirnya sampai. Keempat anggota Bradiz dan juga Rasya lebih dulu masuk ke dalam koridor. Seperti biasa, Andra selalu stay didepan koridor bersama Ketrin. Namun saat mereka mulai memasuki koridor tatapan wanita itu langsung tertuju kepada Rasya yang berada di belakang Asya.

"Hai, gue belum pernah lihat lu sebelumnya. Nama gue Andra" Andra mulai mengulurkan tangannya dihadapan Rasya. Tetapi tangan itu langsung ditepis kasar olehnya.

"Minggir!" tolaknya. Pria itu melanjutkan langkahnya menuju ruangan tata usaha untuk menanyakan keberadaan kelasnya. Anya yang melihat itu merasa puas. Rasya telah menjalankan rencananya sangat baik.

"Kasian di tolak mentah-mentah, kegatelan sih" sindir Ivana.

Andra lalu melirik gadis itu dengan tatapan acuh, "Liat aja, gak lama lagi dia juga bakal ngejar-ngejar gue"

"Heh cabe! Halu mulu kerjaan lu"

"Btw gue belum liat si cupu dari tadi, lu sembunyiin dimana?" tanya Andra dengan tertawa remeh, diikuti dengan Ketrin di sampingnya.

"Lu cari gue?" jawab Moza tegas.

Semua mata langsung menatap Moza tidak percaya. Pemandangan dihadapan mereka memang sulit untuk dipercaya. Bagaimana bisa Moza langsung berubah seratus delapan puluh derajat dari sebelumnya? Aneh bukan?

Andra terus mengedipkan matanya memastikan jika orang yang ada di hadapannya bukanlah Moza. Penampilan Moza sangat berbeda dari sebelumnya. Kini gadis itu memiliki rambut yang tergerai panjang kebelakang. Sedangkan dulu rambut gadis itu hanya ia kepang dua dengan pita berwarna merah sebagai hiasannya. Pakaiannya yang sebelumnya lusuh kini terlihat sangat mewah. Kulit nya juga tidak seperti dulu. Sekarang kulit gadis itu berubah menjadi putih bersih dan halus. Ini semua ulah anak-anak Bradiz yang sengaja mengubah Moza lebih cantik.

Dulu orang-orang selalu memandangnya jijik. Tapi lihat sekarang, mereka menatap Moza kagum karena kecantikan nya. Dan ada juga yang menatapnya tanpa berkedip sekalipun.

"Kenapa lu diem?" tegas Moza sekali lagi. Moza sudah merubah cara bicaranya. Sedangkan Andra masih terdiam seribu bahasa.

"L-lu Moza?"

"Kalau iya, emang kenapa? lu takut kalah cantik sama gue?"

"Gue? takut kalah cantik sama lu? Hahaha are you kidding me?" Andra berjalan lebih dekat di hadapan Moza. Sedangkan gadis itu terus menatap Andra dengan senyuman yang memiliki makna dibaliknya.

"Kalau lu nggak takut kalah cantik sama gue, gimana kalau kita bersaing buat dapetin Kelvin aja? kayak nya cowo itu berharga banget di hidup lu" gerutu Moza lantang. Tatapan Andra menjadi tajam. Tetapi Moza masih sempat tertawa kecil dihadapannya.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang