You're Mine 💞

131 15 4
                                    

"Gimana Wen?  Bagus ga isi surat gue? "

"Bodoh"

"HAHAHA"

Baru saja Rawena turun dari panggung, Tessa, Trecy dan Lovena langsung menghampirinya dengan wajah semangat mereka. Rawena hanya bisa bersabar melihat tingkah Lovena. Ia berharap pernyataan cintanya bisa diterima oleh Angkasa, itu saja.

"Mau makan dulu ga? " tanya Tessa

"Pulang" ucap Rawena dengan wajah datar khasnya

"Dijemput siapa? " tanya Tessa lagi

"..." Rawena melihat sekeliling kafe dan parkiran kafe ini. Orang yang ia tunggu belum datang. Mungkin Rawena akan pulang naik taksi nantinya

"Mau nebeng kita ga? "Tawar Lovena

"Ga usah"

"Yaudah kita duluan ya, dahhh "

Setelah Tessa, Trecy dan Lovena pergi, Rawena melangkah menuju meja kasir. Rawena ingin mengambil ponselnya yang ia isi dayanya disini tadi. Setelah mendapatkan ponselnya, Rawena pergi keluar kafe untuk mencari taksi untuk ia pulang

Rawena berdiri dan menunggu didepan kafe. Ia memeriksa apakah ada pesan masuk di ponselnya atau tidak dan ternyata tidak ada satupun pesan yang masuk ke ponselnya. Rawena menghela napas panjang, Rawena pikir Bright akan membalas pesannya, dan sekarang Rawena yakin Bright benar-benar marah padanya

Hampir setengah jam Rawena berdiri dengan terik matahari sore, dan tidak ada satupun taksi atau angkutan umum yang lewat. Keringat di dahinya sedari tadi terus muncul membuatnya kegerahan. Rawena juga sudah memesan taksi online tapi taksi itu belum juga datang

"Rawena belum pulang? "

Rawena menoleh pada orang yang memanggilnya. Orang itu adalah Angkasa. Angkasa tidak memakai baju staf lagi berarti Angkasa juga sudah ingin pulang sekarang

"Belum"

"Bright ga jemput? "

"Engga"

Angkasa melihat sekeliling jalanan, tak ada satupun angkutan umum yang lewat. Angkasa beralih pada wajah Rawena yang sudah dipenuhi keringat. Angkasa mengambil sapu tangan di sakunya dan memberikannya pada Rawena. Sebenarnya Angkasa ingin mengelap keringat Rawena sendiri, tapi ia pasti langsung ditolak oleh Rawena

"Lap keringatnya" ucap Angkasa saat Rawena menatapnya dengan bingung

"Thanks" Rawena mengambil sapu tangan itu dan menghapus keringat diwajahnya

"Pulang sama gue aja"

"..."

Rawena diam tak mau mengiyakan ajakan Angkasa. Bright marah karena ia pergi ke kafe bersama Angkasa bukan bersama Bright. Dan Rawena pastikan jika Bright tahu ia juga pulang sama Angkasa, Bright bisa lebih marah

"Gimana? " tanya Angkasa lagi

"Ga usah Sa " Rawena menatap Angkasa tepat dimatanya

"Ya udah gue tungguin lo naik taksi " Angkasa tersenyum tipis

"Ga papa"

"Gue mau. " tegas Angkasa

"Terserah"

"Coba lo ulang ucapan gue barusan" Angkasa menghadap pada Rawena

"Hm? " Rawena bingung

"Ulang"

"Gue mau? " tanya Rawena mengerutkan keningnya bingung

"Jangan pake tanya"

"Gue mau"

Dark Cool (END)Where stories live. Discover now