Band 🍀

130 21 5
                                    


"Gue suka sama lo, mulai dari pertama  kali gue ketemu sama lo. Gue tahu gue selalu buat lo ga nyaman, gue selalu bikin lo marah. Itu semua karena gue pengen selalu deket sama lo Wen, karna gue sayang sama lo"

"Lo mau jadi pacar gue? "

"Ga bisa"

Rawena menjawab Bright dengan mengalihkan pandangan, tak ingin menatap mata Bright. Ia menarik tangannya dari genggaman pria itu

"Kenapa Wen? "

"..."

"Oh lo udah suka sama orang lain ya?

"Ga"

"Lo ga suka sama gue? "

"Bright, gue ga bisa. Gue harap ini terakhir kalinya lo ngedeketin gue"

Rawena beranjak dari tempat duduknya dan melangkah pergi. Bright yang ditolak oleh Rawena menunduk lesu, ia sudah menyiapkan ini semua mulai dari dua minggu lalu. Ia juga sudah berjuang untuk mendapatkan hati Rawena, tapi bahkan sampai sekarang Rawena tidak bisa menerimanya. Bright masih ingin tahu alasan Rawena, ia tidak akan berhenti sebelum Rawena memberikan alasan yang jelas

Tak ingin menjadi pria pengecut, Bright menyusul Rawena yang sudah keluar dari restoran. Ia menahan lengan Rawena yang hendak menghentikan taksi

"Gue anter"

Rawena menoleh pada Bright. Ia tahu pasti Bright sangat terluka sekarang, ia tidak tahu harus bersikap seperti apa pada Bright

"Gue yang bawa lo jadi gue harus nganter lo"

Rawena memegang lengan Bright, menatap pria yang menatapnya sendu itu

"Dari awal, seharusnya lo ga boleh kenal gue. Dan seharusnya lo ga boleh suka sama gue" Rawena menunduk tak ingin melihat mata Bright

"Tapi kenapa? "

"Gue ga bisa, dan ga bakalan pernah bisa"

"..."

Bright mengacak rambutnya frustasi. Rawena tetap tidak ingin memberitahu alasannya, dan selalu mengatakan ia tidak bisa. Bright berusaha menenangkan pikirannya agar ia tidak emosi

"Ayo pulang"

Bright memegang lengan Rawena menuju mobil dan membukakan pintu mobil untuk Rawena lalu mempersilahkannya masuk. Ia memasuki mobil dan duduk dikursi kemudi. Melajukan mobil dengan kecepatan diatas rata-rata. Ia berusaha tenang tapi tidak bisa

Semua kendaraan yang ada didepannya ia salib, bahkan ia hampir menabrak orang-orang  yang ada didepan. Bukannya berhenti Bright malah semakin mempercepat laju mobilnya

"Bright... "

"Bright... "

"A... Akh! "

Citttt

"Lo... Lo ga papa? " tanya Bright panik saat Rawena menunduk menarik keras rambutnya

Bright melepaskan seatbeltnya dan dengan cepat memeluk Rawena. Tubuh Rawena bergetar dan isakan tangis Rawena terdengar. Tangan Rawena juga sangat dingin. Ini kali kedua Bright melihat Rawena seperti ini setelah kejadian dikamar mandi Rawena

"Wen... Tenang" Bright mengelus sayang rambut Rawena  dan berusaha melepaskan tangan Rawena yang masih terus menarik rambutnya

"Rawena... "

Bright semakin memeluk Rawena dengan erat karena Rawena semakin berteriak dan bahkan memukul kepalanya sendiri

Bright tak tega melihat gadis yang ia sukai seperti ini. Sebenarnya apa yang terjadi pada masa lalu Rawena sampai trauma Rawena menjadi separah ini

Dark Cool (END)Where stories live. Discover now